Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Di SMP 56 Jakarta

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Filsafat merupakan suatu sistem yang dapat menentukan arah hidup dan serta menggambarkan nilai-nilai apa yang paling dihargai dalam hidup seseorang. Proses pentingnya mendidik anak agar menjadi manusia yang baik pada hakikatnya ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita atau filsafat yang dianut Negara, guru, orang tua, masyarakat bahkan dunia. Di Indonesia landasan filosofisnya adalah pancasila diakui dan diterima sebagai filsafat dan pandangan hidup bangsa yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari dan dijadikan pula sebagai landasan filosofis pendidikan kita. Dengan demikian, landasan filosofis pancasila yang dianut oleh Negara kita dengan prinsip demokratis, mengandung makna bahwa peserta didik diberi kebebasan untuk berkembang dan mampu berfikir intelegen di kehidupan masyarakat, melakukan aktivitas yang dapat memberikan manfaat terhadap hasil akhir dan menekankan nilai-nilai manusiawi dan kultural dalam pendidikan. Dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan bangsa, karena pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. 1 Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan nasional. 2 1 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005,Cet. III, h. 4 2 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005 Cet. V, h.1 1 Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Keberhasilan suatu bangsa di dalam pembangunan negaranya, tidak terlepas dari kemajuan pendidikan yang dicapai oleh bangsa tersebut. Pendidikan menjadi dasar utama dari perkembangan berbagai hal di dalam kehidupan manusia. Karena pada dasarnya pendidikan dimaksudkan untuk menciptakan individu-individu mandiri berkualitas yang siap dan mampu menghadapi berbagai rintangan yang ada dalam kehidupan masyarakat kelak. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik guru dengan peserta didik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan merupakan komponen utama pendidikan. Ketiganya membentuk suatu triangle, jika hilang salah satu komponen hilanglah hakikat pendidikan. Dalam situasi tertentu tugas guru dapat diwakilkandibantu oleh unsur lain seperti media teknologi, tetapi tidak dapat digantikan. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar para siswa berada pada tingkatan optimal. Pembelajaran yang berkualitas merupakan harapan seluruh stakeholder dan elemen pendidikan yang realisasinya dalam dunia pendidikan sudah begitu lama dinantikan. Hal ini berakibat dari rendahnya mutu pendidikan nasional yang sampai detik ini belum ditemukan solusi alternatifnya yang pasti. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan, mulai dari mereformasi kurikulum pendidikan hingga perbaikan sistem pembelajaran disekolah dengan berbagai macam bentuk pendekatan, model dan desain pembelajaran yang efektif, berkualitas, dan menyenangkan. Kurikulum merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam meningkatkan kualitas murid dalam suatu lembaga pendidikan, karena kurikulum berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. 3 3 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Jakarta : Gaya Media Pratama, 1999, Cet. I, h. 15. Menurut Oemar Hamalik kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan sekolah bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhan-Nya sesuai dengan tujuan pendidikan. 4 Secara sadar kita memahami bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi disemua sektor kehidupan masyarakat tidak terlepas dari perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dalam menjawab tantangan global. Di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan di bidang kurikulum sekolah yakni kurikulum 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004 dan yang paling akhir adalah kurikulum 2006 yaitu KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun olehdan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, dan silabus. 5 KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut : 1. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional. 4 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003, Cet. II, h. 65 5 Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ; Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta : BSNP, 2006, h. 4 2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. 6 Dalam pelaksanaannya kurikulum ini dibuat oleh guru di setiap satuan pendidikan untuk menggerakkan mesin utama pendidikan, yaitu pembelajaran. Dengan demikian, kurikulum ini dapat lebih di sesuaikan dengan kondisi di setiap daerah bersangkutan, serta memungkinkan untuk memperbesar porsi muatan lokal. Pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di masyarakat serta upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum. Pemberian otonomi ini menuntut pendekatan kurikulum yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan sekaligus memberdayakan berbagai komponen masyarakat secara efektif, guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah. Dalam kerangka inilah, KTSP tampil sebagai alternatif kurikulum yang ditawarkan. “KTSP merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, dan efisiensi pendidikan agar dapat di modifikasikan keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat, industri dan pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik. Hal tersebut dilakukan agar sekolah dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan serta tanggap terhadap kebutuhan masyarakat”. 7 Implementasi KTSP menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil, dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta mengefisienkan sistem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Disamping itu, dituntut kemandirian dan kreativitas sekolah dalam mengelola pendidikan dan 6 Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta : Sinar Grafika, 2007, Cet . IV, h. 18-19 7 Joko Susilo Muhammad, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, manajemen pelaksanaan dan kesiapan sekolah menyongsongnya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007, h. 12- 13 pembelajaran di balik otonomi yang dimilikinya. Ini merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing-masing. Dengan demikian, sekolah diharapkan dapat melakukan proses pembelajaran yang efektif, dapat mencapai tujuan, materi yang diajarkan relevan dengan kebutuhan masyarakat, berorientasi pada hasil input, dan dampak outcome, serta melakukan penilaian, pengawasan, dan pemantauan secara terus menerus dan berkelanjutan. Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses pembelajaran. Oleh karenanya guru harus menguasai materi yang akan diajarkan dengan kata lain seorang guru harus mampu menciptakan situasi dan kondisi belajar sebaik-baiknya. Begitu pula bagi guru bidang studi IPS yang memiliki multi peran baik ia sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan administrator. Melalui peran itulah guru bidang studi IPS melakukan upaya peningkatan kualitas belajar siswa. Sebagai aspek fundamental untuk menjalankan tugas dan kewajibannya, yakni guru diharuskan memiliki standar kompetensi. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. 8 Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme. Kegiatan belajar mengajar dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip khas yang edukatif, yaitu kegiatan yang berfokus pada kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan- 8 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007, Cet. I, h. 25 perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya. 9 Oleh karena itu, dalam melaksanakan pembelajaran harus memperhatikan tiga aspek yaitu mulai dari perencanan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Hal ini dilakukan agar efektifitas pembelajaran dapat terpenuhi dengan baik, sehingga kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan suatu sekolah dapat terjamin. Sesuai dengan konsep belajar yang menjadi kunci keberhasilan, yaitu salah satu pilarnya ialah “belajar hidup bersama learning to live together; mengembangkan pengertian akan orang lain dan interdependensi melaksanakan proyek-proyek bersama dengan semangat saling menghormati nilai-nilai kemajemukan menuju perdamaian”. 10 Dengan demikian, diharapkan setiap pribadi sanggup mengaktualisasikan potensi terbaiknya dan dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik, bernilai dan berkualitas bagi dirinya sendiri maupun masyarakat luas. Dengan bertitik tolak dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan membahas permasalahan yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMPN 56 JAKARTA’’.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat

0 7 148

Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMPN 229 Jakarta

0 6 92

KEMAMPUAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA SMP

0 5 218

PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMK PERTIWI KARTASURA.

0 0 7

KESIAPAN GURU MATEMATIKA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 1 KESIAPAN GURU MATEMATIKA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 1 PRACIMANTORO.

0 1 16

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di Sekolah Dasar Negeri Pelem 01 Kecam

0 0 15

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di Sekolah Dasar Negeri Pelem 01 Kecam

0 0 16

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DALAM KURIKULUM 2013 ( Studi Kasus di SMP Negeri 2 Purworejo).

0 1 13

Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Kurikulum 2013 (Studi Kasus di SMP Negeri 2 Purworejo) BAB I

0 1 13

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) DAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SMP DI KOTA SEMARANG1

0 1 10