Tujuan dan Signifikansi Kerangka Konseptual

E. Tujuan dan Signifikansi

1. Tujuan Penelitian a. Tujuan akademis pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPS dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. b. Tujuan terapan penelitian ini adalah untuk menyumbangkan kajian ilmu pendidikan tentang pelaksanaan pembelajaran IPS. Dengan demikian dapat memperkaya khazanah kepustakaan dalam menyelenggarakan pendidikan IPS disekolah. 2. Signifikansi Penelitian a. Kegunaan secara akademis agar dapat memberikan hasil dan informasi yang bermanfaat bagi instansi atau lembaga pendidikan khususnya bagi SMPN 56 Jakarta. b. Kegunaan terapan agar menjadi acuan dan bahan perbandingan bagi teman-teman pihak-pihak yang membutuhkan dalam penulisan karya ilmiah. BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Pembelajaran

Hakikat pembelajaran adalah perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Oleh karena itu, dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar saja, akan tetapi berinteraksi dengan seluruh sumber belajar yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dicita-citakan. 12 Sedangkan dalam pengertian lain dikatakan bahwa, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. 13

1. Pengertian Belajar Mengajar

Belajar dapat dimaknai dengan suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. 14 Pengertian lain dikatakan bahwa belajar itu adalah “usaha mencari dan menemukan makna atau pengertian”. 15 Dalam bukunya Psikologi Umum dan Perkembangan, Akyas Azhari mengemukakan ”belajar merupakan sebuah proses perubahan perilaku atau pribadi berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu”. 16 Menurut Pavlov diungkapkan dalam teori conditioning, “belajar adalah pengkondisian antara stimulus dan respons”. 17 Sedangkan para penganut paham Ilmu Jiwa Asosiasi, yang dipelopori John Locke dan Herbart mengemukakan 12 Hamzah B Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2006, Cet. I. h.2 13 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,… h. 57 14 Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan , Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, Cet. I, h 117 15 Mursell J. dan S. Nasution, Mengajar Dengan Sukses Successful teaching, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet. I, h. 21 16 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: PT Mizan Publika, 2004, Cet. I, h. 122 17 Cucu Komara dan Deuis Fitni, Strategi Belajar Tuntas di Sekolah Dasar, Bandung: CV Sanjarindo Sarana Utama, 1999, Cet. II, h. 96 9 “Belajar merupakan perkayaan materi pengetahuan material danatau perkayaan pola-pola sambutan responses perilaku baru behaviour”. 18 Disisi lain Sutikno dan Fathurrohman mengartikan “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 19 Dari sini kita dapat memahami bahwa pembelajaran memiliki tujuan untuk memperoleh suatu perubahan yang baru yang dihasilkan melalui proses dan usaha dari anak didik melalui pengalamannya selama ia berinteraksi dengan lingkungan. Melihat definisi yang dikemukakan di atas memberikan suatu kesimpulan bahwa belajar ialah sebuah proses aktifitas menuju perubahan dan pembentukan karakter pada peserta didik secara keilmuan kognitif, sikap afektif dan keterampilan psikomotorik. Mengajar adalah usaha guru menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungannya, termasuk guru dan alat pelajaran yang disebut proses belajar, bahan ajar, tujuan pelajaran yang telah ditentukan tercapai. 20 Hasibuan menyebutkan bahwa “konsep mengajar dalam proses perkembangannya masih dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan.” 21 Berdasarkan beberapa pendapat dari tokoh pendidikan mengenai pengertian mengajar maka dapat disimpulkan bahwasanya mengajar merupakan suatu perbuatan yang kompleks yang terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni kompetensi dasar yang ingin dicapai, materi yang 18 Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. VIII, h. 159 19 Pupuh Fathurrohman M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui penanaman konsep umum dan konsep islam, Bandung :PT Refika Aditama, 2007,Cet.1, h. 5 20 Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta :Bumi Aksara, 200, h. 50 21 Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, Mataram : NTT Press, 2007, h.51 diajar, guru dan siswa, sarana dan prasarana serta hubungan dengan lingkungan sosial.

2. Pengertian Pembelajaran

Menurut Dimyati dan Mujiono “Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa”. 22 Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan professional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Dengan kata lain, pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik agar mendapat pengetahuan, keterampilan, dan juga pembentukan sikap. Diantara prinsip-prinsip dalam pembelajaran antara lain, yaitu : a Perhatian dan motivasi Perhatian siswa pada materi pelajaran akan muncul apabila materi pelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan anak didik. Sedangkan motivasi erat kaitannya dengan minat yang akan menarik perhatian anak didik terhadap materi yang dipelajarinya. b Keaktifan Bentuk keaktifan sangat beragam, mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati. c Keterlibatan langsung Keterlibatan anak didik ini meliputi keterlibatan emosional, mental, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam mencapai tujuan, penghayatan dan internalisasi nilai dalam pembentukan sikap dan keterampilan. d Tantangan, Tantangan yang dihadapi diharapkan dapat membuat anak didik bergairah untuk mengatasinya. Tantangan yang dihadapi diharapkan dapat membuat anak didik bergirah untuk mengatasinya. e Pengulangan Prinsip ini masih cukup relevan dalam dunia pembelajaran dewasa ini, seperti Driil metode latihan dan stereontyping. f Balikan dan penguatan Siswa akan belajar sungguh-sungguh apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik dari pembelajarannya. Hal itu 22 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta :Rineka Cipta, 1999,h. 297 merupakan balikan dan penguatan yang diperoleh siswa dalam upaya peningkatan kualitas pembelajarannya. g Perbedaan individual, Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Hal ini akan memaksa guru untuk senantiasa memperhatikan perbedaan individu sehingga dapat ditemukan cara terbaik bagi pembelajaran anak didik. 23 Dari pengertian diatas, sepintas pegertian pembelajaran hampir sama dengan mengajar namun pada dasarnya berbeda. Dalam pembelajaran kondisi atau situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh perancang atau guru.

3. Pengertian Pembelajaran IPS Terpadu

Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Salah satu diantaranya adalah memadukan Kompetensi Dasar. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari. 24 Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topiktema dapat dikembangkan dari isu,peristiwa, dan permasalahan yang berkembang. 23 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002, Cet. II, h. 42. 24 Balitbang Depdiknas, “Model Pembelajaran Terpadu IPS”, dalam www.puskur.go.id, Jakarta, h. 7 Dalam buku diktat dasar-dasar Indonesia Ilmu Pengetahuan Sosial N. Doeldjani, mengartikan IPS adalah pengetahuan tentang manusia didalam komponen yang disebut masyarakat, dan juga sebagai fusi dari berbagai disiplin ilmu. 25 Ilmu Pengetahuan Sosial IPS adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke pendidikan menengah”. 26 Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa IPS Terpadu adalah mata pelajaran yang mendeskripsikan serta mengkaji disiplin ilmu-ilmu sosial yang mencakup antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi dan tata negara yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke pendidikan menengah. Muhammad Numan Somantri dalam bukunya Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS mengemukakan, ”Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah- masalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah”. 27 Etin S. dan Rahardjo mengutip dari Martorella 1987 mengatakan bahwa pelajaran IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” dan pada “transfer konsep” karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapakan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan keterampilan berdasarkan konsep yang dimilikinya. Demikian pembelajaran IPS harus diformulasikan pada aspek kependidikannya. 28 25 N. Doeldjani, Dasar-dasar IPS untuk Mahasiswa IKIP dan Guru Sekolah Lanjutan, Bandung : Alumni, 1992, h. 6 26 Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi , Ciputat: PT Ciputat Press, 2005, Cet. I, h. 22 27 Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,. . . ., h. 74 28 Etin S dan Rahardjo, Cooperative Learnig : Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta : Bumi Aksara, 1999, h. 14 Dari beberapa pengertian diatas, dapat Penulis simpulkan bahwa pendidikan IPS adalah pendidikan yang terkait dengan manusia masyarakat secara luas dan menjadi bahan ajar yang dipelajari dilembaga sekolah.

4. Karakteristik, Ruang Lingkup dan Tujuan Pembelajaran IPS

Karateristik mata pelajaran IPS SMP antara lain sebagai berikut. a Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama. b Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tema tertentu. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. c Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya- upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan. d Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. 29 Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a Manusia, Tempat, dan Lingkungan b Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan c Sistem Sosial dan Budaya d Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. 30 Mengajar adalah perilaku yang universal, artinya semua orang dapat melakukannya. Orang tua mengajar anaknya, pemimpin mengajar bawahannya, 29 Balitbang Depdiknas, Model Pembelajaran Terpadu IPS…, h. 6 30 Depdiknas, ”SK dan KD Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs”, dari www.google.com, 18 September 2007. pelatih mengajar anak asuhannya, suami mengajar istrinya sebaliknya, dan sudah barang tentu guru mengajar muridnya. 31 Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya. 32 Pada dasarnya ada empat pendapat mengenai tujuan pengajaran IPS di sekolah, yaitu : a Ada yang berpendapat bahwa tujuan pengajaran IPS ialah untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi, politik, hukum, sosiologi, dan pengetahuan sosial lainnya. b Pendapat kedua mengatakan tujuan pengajaran IPS ialah untuk menumbuhkan warga negara yang baik. c Pendapat ketiga merupakan kompromi dari pendapat pertama dan kedua. d Golongan keempat berpendapat bahwa pengajaran IPS di sekolah dimaksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran yang sifatnya ”tertutup” closed areas. Maksudnya ialah bahwa dengan mempelajari bahan pelajaran yang pantang tabu untuk dibicarakan, para siswa akan memperoleh kesempatan untuk memecahkan konflik intrapersonal maupun antar-personal. 33 Mata pelajaran IPS terpadu bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : a Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya b Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. 34 31 Thomas Gordon dan Mudjito, Guru Yang Efektif Cara untuk Mengatasi Kesulitan dalam Kelas , Jakarta: CV. Rajawali, 1986, Cet. II, h. 1 32 Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi... , h. 24 33 Muhammad Numan, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS..., h. 259-261 34 Depdiknas, ”SK dan KD Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs”, dari www.google.com, 18 September 2007. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS di sekolah ialah suatu upaya untuk mentransformasikan pengetahuan serta pemahaman tentang disiplin ilmu sosial seperti: sejarah, sosiologi, antropologi, ekonomi, politik, dan ilmu sosial lainnya, dengan tujuan menanamkan nilai-nilai sosial dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga peserta didik diharapkan memiliki karakter sebagai warga negara yang baik.

B. Konsep Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Istilah kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olahraga pada jaman Yunani kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari curir, artinya pelari dan curere artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan “jarak” yang harus “ditempuh” oleh pelari. Mengambil makna yang terkandung dari rumusan diatas, kurikulum dalam pendidikan diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah. 35 Sementara Robert Gane menegaskan, kurikulum adalah sekwensi isi dan bahan pelajaran yang dideskripsikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran setiap unitnya itu dapat diselesaikan sebagai satuan yang utuh, dan masing-masing unit tersebut juga mendeskripsikan kapabilitas kompetensi siswa yang harus dikuasai mereka. 36 Kurikulum didefinisikan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai : “Seperangkat rencana dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar menajar pasal 1. Yang disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan 35 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung : Sinar Baru Algemsindo, 1996, h. 4 36 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Sebuah Model Pelibatan Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2004, h. 27 ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendididikan pasal 37. 37 Kemudian definisi tersebut mengalami perubahan dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1 pasal 1 ayat 19 menjelaskan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. 38 Kurikulum menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pendidikan di sekolah dengan mendemonstrasikan materi pelajaran yang sudah ditetapkan dalam kurikulum pada proses belajar mengajar. Kurikulum disusun sesuai dengan perkembangan peserta didik dan perkembangan sosial serta ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan, bahwa kurikulum merupakan aktivitas dan kegiatan belajar yang direncanakan, diprogramkan bagi peserta didik yang berisi sejumlah mata pelajaran dibawah bimbingan sekolah untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Sedangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun olehdan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. 39 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolahdaerah, karakteristik sekolahdaerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik. 40 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP mengandung makna bahwa kurikulum dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan tujuan agar satuan pendidikan yang bersangkutan dapat mengembangkan kekhasan potensi sumber daya manusia dan daerah di sekitarnya. Hal ini merupakan 37 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sek. Jend., Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta 1995. 38 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta : Sinar Grafika, 2007, Cet . IV, h. 4 39 Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta : 2006 h. 5 40 E mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…, h. 8 implikasi dari perubahan kebijakan dari sentralisasi ke desentralisasi di bidang pendidikan. Perubahan ini menuntut adanya perubahan paradigma dalam membina satuan pendidikan. Dengan demikian dapat dikatakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai aktivitas dan kegiatan belajar yang direncanakan, diprogramkan bagi peserta didik yang berisi sejumlah mata pelajaran dibawah bimbingan sekolah untuk memperoleh sejumlah pengetahuan yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.

2. Standar Proses

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. a Perencanaan proses pembelajaran Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi SK, kompetensi dasar KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran adalah identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran. Kegiatan Pembelajaran 1 Pendahuluan, pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 2 Inti, kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan inti dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 3 Penutup, penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. b Pelaksanaan proses pembelajaran Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah : 1 SDMI : 28 peserta didik 2 SMPMT : 32 peserta didik 3 SMAMA : 32 peserta didik 4 SMKMAK : 32 peserta didik Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 1 Kegiatan Pendahuluan a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik. b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. c. Menjelaskan tujuan pembelajaran 2 Kegiatan Inti, kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 3 Kegiatan Penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik danatau sendiri membuat rangkumankesimpulan pelajaran, kemudian melakukan penilaian dan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. c Penilaian hasil pembelajaran Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek danatau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran. d Pengawasan proses pembelajaran 1 Pemantauan, pemantauan proses pembelajaran dilakukan tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. 2 Supervisi, supervisi pembelajaran dilakukan tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. 3 Evaluasi, evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran. 4 Pelaporan, hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan. 5 Tindak lanjut, guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihanpenataran lebih lanjut.

3. Standar Isi KTSP

Standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah mencakup standar Isi, standar Proses, standar Kompetensi Lulusan, standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, standar Sarana dan Prasarana, standar Pengelolaan, standar Pembiayaan, dan standar Penilaian Pendidikan. Dari delapan standar tersebut, yang telah dijabarkan dan telah disahkan penggunaannya oleh Mendiknas adalah standar Isi dan standar Kompetensi Lulusan. 41 Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan. Kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 42 Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat : a Kerangka dasar dan struktur kurikulum b Beban belajar c Kurikulum tingkat satuan pendidikan d Kalender pendidikan. 43 a Kerangka dasar dan struktur kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas : 1 Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia ; yang dilaksanakan melalui kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan. 41 E mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…, h. 45 42 E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan, Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. 2, h. 24 43 http:id.wikipedia.orgwikiKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2 Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; yang dilaksanakan melalui kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, serta pendidikan jasmani. 3 Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; yang dilaksanakan melalui kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. 4 Kelompok mata pelajaran estektika; yang dilaksanakan melalui kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. 5 Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan; yang dilaksanakan melalui kegiatan jasmani, olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan. 44 Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi tersebut terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. b Beban belajar Beban belajar untuk pendidikan dasar dan menengah menggunakan jam pembelajaran setiap minggu setiap semester dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur, sesuai kebutuhan dan ciri khas masing-masing. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. 44 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan . . . , h. 46 Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan guru. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut : 1 SDMISDLB berlangsung selama 35 menit. 2 SMPMTsSMPLB berlangsung selama 40 menit. 3 SMAMASMALBSMKMAK berlangsung selama 45 menit. 45 Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan adalah sebagai berikut : 1 Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SDMISDLB : a Kelas I s.d. III adalah 29 s.d. 32 jam pembelajaran. b Kelas IV s.d. VI adalah 34 jam pembelajaran. 2 Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMPMTsSMPLB adalah 34 jam pembelajaran. 3 Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMAMASMALBSMKMAK adalah 38 s.d. 49 jam pembelajaran. 46 c Kurikulum tingkat satuan pendidikan Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah sebagai berikut : 1 Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP. 2 Kurikulum dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik. 3 Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi kelulusan, dibawah supervisi dinas pendidikan kabupatenkota, dan departemen agama yang bertanggung jawab dibidang pendidikan. 45 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan . . ., h. 83 46 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan . . ., h. 83-85 4 Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing- masing perguruan tinggi dengan mengacu Standar Nasional Pendidikan. 47 d Kalender pendidikan Kurikulum tingkat satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup pembelajaran efektif dan hari libur. 1 Alokasi waktu Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. 2 Penetapan kalender pendidikan Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional, danatau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat KabupatenKota, danatau organisasi penyelenggaraan pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus. Pemerintah PusatProvinsiKabupatenKota dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan pendidikan. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing- masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu pada dokumen Standar Isi dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah. 47 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar . . ., h. 27

4. Standar Kompetensi Lulusan

Sebagaimana dikemukakan dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan SNP, bahwa : “Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan”. 48 a Standar kompetensi lulusan satuan pendidikan Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan SKL-SP dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni : 1 Pendidikan Dasar, yang meliputi SDMISDLBPaket A dan SMPMTsSMPLBPaket B bertujuan : Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan labih lanjut. 2 Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMAMASMALBPaket C bertujuan : Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3 Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMKMAK bertujuan : Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. 49 b Standar kompetensi kelompok mata pelajaran Kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan di capai pada setiap tingkat danatau semester untuk kelompok mata pelajaran tertentu. 48 PP RI NO. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, Ciputat : LeKDIS, Juni 2005, h. 25 49 Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 dan No. 23 Tahun 2006, Jakarta : PT Binata Raya, 2006, h. 55 Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran SK-KMP terdiri atas kelompok-kelompok mata pelajaran : 1 Agama dan Akhlak Mulia 2 Kewarganegaraan dan Kepribadian 3 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 4 Estetika 5 Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan. Standar Kelompok Mata Pelajaran SK-KMP dikembangkan berdasarkan tujuan dan cakupan muatan danatau kegiatan setiap kelompok mata pelajaran, yaitu : 1 Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan danatau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. 2 Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan : membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan danatau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani. 3 Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Teknologi bertujuan : mengembangkan logika, kemampuan berfikir dan analisa peserta didik. Pada satuan pendidikan SDMISDLBPaket A, tujuan ini dicapai melalui muatan danatau kegiaan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilankejuruan, danatau teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. Pada satuan pendidikan SMPMTsSMPLBPaket B, tujuan ini dicapai melalui muatan danatau kegiaan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilankejuruan, danatau teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. Pada satuan pendidikan SMAMASMALBPaket C, tujuan ini dicapai melalui muatan danatau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilankejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. 4 Kelompok mata pelajaran Estetika bertujuan : membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan danatau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. 5 Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan bertujuan : membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan danatau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan. 50 c Standar kompetensi dan kompetensi dasar Keistimewaan KTSP adalah bahwa pemerintah memberikan kesempatan kepada daerah dan sekolah, khususnya kepada guru dan kepala sekolah untuk melakukan improvisasi terhadap kurikulum yang akan diterapkannya. Dalam hal ini para guru dan kepala sekolah diberi kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar SKKD yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah dan daerah masing-masing. Bahkan menyusun sendiri kurikulum yang sesuai dengan sekolah dan daerahnya. Dengan demikian, setiap sekolah dan daerah bisa menggunakan kurikulum yang sama tetapi juga bisa berbeda, bergantung dari tingkat kemandirian sekolah masing- masing. Standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sedangkan dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan standar penilaian. Dalam kaitannya dengan KTSP, Depdiknas telah menyiapkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SKKD berbagai mata pelajaran, untuk dijadikan acuan oleh para pelaksana guru dalam mengembangkan KTSP pada satuan pendidikan masing-masing. 50 Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah . . ., h. 59-60 Dengan demikian, tugas utama guru dalam KTSP adalah menjabarkan, menganalisis, mengembangkan indikator, dan menyesuaikan SKKD dengan karakteristik dan perkembangan peserta didik, situasi dan kondisi sekolah, serta kondisi dan kebutuhan daerah. Dalam Undang-Undang Sisdiknas no. 20 tahun 2003 BAB X Pasal 36 ayat 1 disebutkan, bahwa : “Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan dalam ayat 2 disebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik”. 51 Dalam pasal 38 ayat 2 juga disebutkan bahwa : “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau kantor Departemen Agama KabupatenKota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”. 52 Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai komponen, yang tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari pihak pengembang terhadap pengembangan berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai faktor yang mempengaruhinya. Pengembangan KTSP memfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang utuh dan terpadu, serta dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud hasil belajar. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolahmadrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan berdasarkan prinsip- prinsip berikut: 51 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, . . . h. 18 52 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,. . . .h. 20 1 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. 2 Beragam dan terpadu 3 Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 4 Relevan dengan kebutuhan kehidupan 5 Menyeluruh dan berkesinambungan 6 Belajar sepanjang hayat 7 Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. 53 Terdapat beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP, terutama berkaitan dengan sosialisasi KTSP disekolah, menciptakan suasana yang kondusif, mengembangkan fasilitas dan sumber belajar, membina disiplin, mengembangkan kemandirian kepala sekolah, mengubah paradigma pola pikir guru, serta memberdayakan staf. 54 1 Sosialisasi KTSP di sekolah 2 Menciptakan suasana yang kondusif 3 Menyiapkan sumbermedia belajar a Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. b Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. c Seluk beluk proses belajar d Hubungan antara metode mengajar dengan media pendidikan e Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran f Pemilihan dan penggunaan media pendidikan g Berbagai jenis dan alat teknik media pendidikan h Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran i Usaha inovasi dalam media pendidikan. 55 4 Membina disiplin peserta didik Guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan pola perilakunya dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakan disiplin. 53 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, Jakarta : Bumi Aksara, 2007, Cet. I, h. 18 54 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan . . ., h. 153 55 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005, Cet. VI, h. 2 Maksud pembinaan peserta didik adalah agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila. 56 5 Mengembangkan kemandirian kepala sekolah Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif harus memiliki sikap mandiri, terutama dalam mengkoordinasikan, menggerakakkan, dan menselaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. 6 Membangun karakter guru Guru adalah pendidikan, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. 57 7 Memberdayakan staf Peningkatan prokdutivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku staf di sekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan teknik manajemen personalia. Manajemen staf di sekolah harus ditujukan untuk memberdayakan staf secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Perlu kita ketahui bahwa acuan operasional penyusunan KTSP sedikitnya mencakup 12 poin, yakni peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia; peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik; keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika 56 Ary H Gunawan, Administrasi Sekolah, Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1996, Cet. I, h.12 57 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. II, h. 37 perkembangan global; persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan; kondisi sosial budaya masyarakat setempat; kesetaraan jender; dan karakteristik satuan pendidikan. 58 Aspek-aspek diatas harus dijadikan acuan oleh para pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan disekolah masing-masing. Meskipun demikian para pengembang kurikulum tidak harus terpaku pada acuan operasional diatas, tetapi mereka bisa mengembangkan, dan menyesuaikan acuan tersebut dengan situasi dan kondisi daerah, karakteristik dan kemampuan peserta didik, serta sarana dan prasarana yang tersedia.

5. Komponen KTSP

KTSP ada empat komponen, yaitu 1 tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, 2 struktur dan muatan KTSP, 3 kalender pendidikan, dan 4 silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. 59 a Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan Tujuan pendidikan satuan pendidikan pendidikan merupakan acuan dalam mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan untuk pendidikan dasar, menengah, dan kejuruan, adalah sebagai berikut : 1 Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2 Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3 Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. 60 b Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan Struktur KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut: 58 E. Muyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan . . ., h. 168 59 Masnur Muchlis, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, Cet. I. h. 12 60 Masnur Muslich, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan . . . h. 12 1 Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia 2 Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian 3 Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi 4 Kelompok mata pelajaran estetika 5 Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. 61 Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasaan dan kedalamannya merupakan beban pelajaran bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Disamping itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk kedalam isi kurikulum. 1 Mata pelajaran Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam standar Isi. 2 Muatan lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi peserta didik. 3 Kegiatan pengembangan diri Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus disusun oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. 4 Pengaturan beban belajar a Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SDMISDLB, SMPMTsSMPLB baik kategori standar maupun mandiri, SMAMASMALBSMK,MAK kategori standar. Beban belajar dalam sistem kredit semester SKS dapat digunakan oleh SMPMTsSMPLB kategori mandiri, dan oleh SMAMASMALBSMKMAK kategori standar. Beban belajar dalam sistem kredit semester SKS digunakan oleh SMAMASMALBSMKMAK kategori mandiri. b Jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap pelajaran yang terdapat pada 61 Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah . . ., h. 9 semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. c Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SDMISDLB 0 - 40, SMPMTsSMPLB 0 - 50 dan SMAMASMALBSMKMAK 0 - 60 dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. d Alokasi untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMPMTs dan SMAMASMKMAK yang menggunakan SKS mengikuti aturan sebagi berikut : 1 Satu SKS pada SMPMTs terdiri atas : 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur 2 Satu SKS pada SMAMASMKMAK terdiri atas : 45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. 62 e Kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan mengacu kepada standar penilaian yang dikembangkan oleh BSNP. Meskipun demikian dalam pelaksanaannya, guru dan kepala sekolah yang lebih memahami karakteristik peserta didik secara keseluruhan, dapat mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan dalam memutuskan kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan bagi peserta didik. f Pendidikan kecakapan hidup Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran, yang dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan danatau dari satuan pendidikan formal lain dan pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi. g Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran, yang dapat 62 Panduan Penyusunan Kurkulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah . . ., h. 11 diperoleh peserta didik selama menempuh pendidikannya pada satuan pendidikan tertentu. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dikembangkan untuk membina kemampuan peserta didik, sehingga mampu bertindak secara lokal dan berfikir secara global. c Kalender pendidikan Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi. d Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran Silabus adalah penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. 63 Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolahmadarasah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP atau Pusat Kegiatan Guru PKG, dan Dinas Pendidikan. Berdasarkan silabus inilah guru bisa mengembangkannya menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. 64 Secara teknis rencana pembelajaran minimal mencakup komponen-komponen sebagai berikut : 1 Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar 2 Tujuan pembelajaran 3 Materi pembelajaran 4 Pendekatan dan metode pembelajaran 5 Langkah-langkah kegiatan pembelajaran 6 Alat dan sumber belajar 63 Muchlis, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan . . ., h. 16 64 Muslich, KTS, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. . . , h. 53 7 Evaluasi pembelajaran 65 Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru harus memperhatian prinsip-prinsip dibawah ini : 1 Memperhatikan perbedaan individu peserta didik 2 Mendorong partisipasi aktif peserta didik 3 Mengembangkan budaya membaca dan menulis 4 Memberikan umpan balik dan tindak lanjut 5 Keterkaitan dan keterpaduan 6 Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi. Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, dan berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP. 66

C. Pembelajaran IPS dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Penerapan kurikulum 2006 KTSP menekankan pada pendekatan proses dan bukan pemaksaan pencapaian materi, akan tetapi pendalaman materi melalui proses, oleh sebab itu pembelajaran yang dilaksanakan adalah melibatkan aktivitas siswa atau peserta didik, guru berperan sebagai mediator dan fasilitator dalam pembelajaran. 67 Belajar yang dilakukan merupakan belajar bermakna dan tuntas, sehingga peserta didik betul-betul menguasai permasalahan yang 65 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan . . ., h. 223 66 Masnur Muslich, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, . . . h. 1 67 Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : Gaung Persada Press, 2007, Cet. I, h. 62 dipecahkan bersama. Bila permasalahan atau topik yang tidak tuntas, guru akan melakukan remedial terhadap topik tersebut. Kemampuan dan prestasi siswa selalu dipantau atau dikontrol melalui proses evaluasi yang kontinyu. Mata pelajaran yang disajikan berpihak kepada kemampuan siswa, siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan banyak menguasai materi pelajaran. Sebaliknya siswa yang kurang kemampuannya akan diberi pembelajaran tambahan remedial, sehingga masing-masing mereka memiliki kemampuan. 68 Pembelajaran pada Tingkat Satuan Pendidikan dapat diartikan sebagai upaya mempersiapkan program dan memberikan pelayanan kepada setiap siswa agar mereka dapat berkembang secara maksimum sesuai dengan potensi yang dimilikinya. 69 Guru sebagai fasilitator harus mampu memberikan pelayanan dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa dapat berkembang potensinya dan mampu mewujudkan peluang untuk berprestasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. Keberhasilan implementasi KTSP sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum. Kemampuan guru terutama berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan, serta tugas yang dibebankan kepadanya. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cendrung memberi nuansa 68 Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan…, h. 63 69 Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, . . . ,h. 4 kepada kehidupan yang menutut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri. 70 1 . Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, metode pembelajaran dan penilaian hasil belajar dalam suatu alokasi waktu yang dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 71 Perencanaan pembelajaran dalam KTSP mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran. 72 a Identifikasi kebutuhan Pada tahap ini guru melibatkan peserta didik untuk mengenali, menyatakan dan merumuskan kebutuhan belajar, sumber-sumber yang tersedia dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar. b Perumusan Kompetensi Dasar Kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. c Penyusunan Program Pembelajaran Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada persiapan mengajar, sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen program. Dengan demikian RPP pada hakikatnya merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu sama lain, dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya, untuk mencapai tujuan atau membentuk kompetensi. Kemampuan merencanakan program pembelajaran bagi seorang guru adalah sama dengan kemampuan mendesain bangunan bagi seorang arsitektur. Ia tidak hanya bisa membuat gambar yang baik dan memiliki nilai astetik, akan tetapi juga harus mengetahui makna dan tujuan dari desain bangunan yang dibuatnya. Demikian halnya guru, dalam membuat rencanaprogram pebelajaran. Dibawah ini adalah contoh format silabus guru IPS di SMPN 56 Jakarta : 70 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. XVI, h. 7 71 Abdul Madjid, Perencanaan Pembelajaran ; Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2005, cet.I, h. 17 72 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan . . ., h.213 Tabel. 1 FORMAT SILABUS IPS TERPADU SATUAN PENDIDIKAN : .................. MATA PELAJARAN : .................. KELAS : .................. TOPIK : ................... Indik. Penilaian Standar Komp. Komp. Dasar Keg. Pemb Teknik Bentuk Inst. Contoh Inst Alokasi Waktu Sumb. Belajar 2 . Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal, maupun faktor eksternal. a Kegiatan pendahuluan awal Kegiatan pendahuluan pada dasarnya merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran IPS. Fungsinya terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran IPS perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut relatif singkat, berkisar antara 5-10 menit. Dengan waktu yang relatif singkat tersebut diharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik, sehingga dalam kegiatan inti pembelajaran IPS peserta didik sudah siap untuk mengikuti pelajaran dengan seksama. Beberapa kegiatan pendahuluan yang perlu dilakukan dalam pembelajaran IPS diantaranya adalah sebagai berikut : 1 Menciptakan semangat dan kesiapan belajar, upaya ini dapat diwujudkan melalui bimbingan dari guru pada siswa. Atau melalui cara dan teknik yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. 2 Menciptakan suasana demokrasi dalam belajar, upaya ini dapat diwujudkan melalui cara, dan teknik yang digunakan guru dalam mendorong siswa agar kreatif, dalam belajar dan mengembangkan keuunggulan yang dimiliki siswa. 3 Melaksanakan apersepsi danatau penilaian kemampuan awal siswa,. Kegiatan ini lebih menekankan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal yang telah dimiliki siswa. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa setidaknya dalam kegiatan awal guru diharapkan mampu menciptakan kondisi awal pembelajaran yang baik. Serta dapat melakukan apersepsi yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dan memberikan komentar terhadap jawaban tersebut. b Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan kegiatan dalam rangka pelaksanaan pembelajaran IPS yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar peserta didik learning experiences. Kegiatan inti pembelajaran IPS bersifat experimentional, dalam arti perlu seringnya berlatih mengerjakan soalcontoh-contoh dari disiplin ilmu sosial. Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran IPS. Kegiatan awal adalah memberitahukan tujuan pembelajaran atau indikator yang akan dicapai oleh peserta didik. Kegiatan lainnya adalah menjelaskan alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didik. Dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan kepada peserta didik tentang kegiatan-kegiatan belajar yang harus ditempuh peserta didik dalam mempelajari topik atau materi pembelajaran IPS. Pembelajaran KTSP lebih berorientasi pada proses bukan pencapaian materi. Dalam membahas dan menyajikan materibahan pembelajaran IPS terpadu harus diarahkan pada suatu proses perubahan tingkah laku peserta didik. Penyajian bahan pembelajaran harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep dari mata pelajaran satu dengan konsep mata pelajaran lainnya. Dalam hal ini, guru harus berupaya menyajikan bahan pelajaran dengan strategi mengajar yang bervariasi, yang mendorong peserta didik pada upaya penemuan pengetahuan baru. Kegiatan pembelajaran terpadu bisa dilakukan melalui kegiatan pembelajaran secara klasikal, kelompok, dan perorangan. c Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut penutup Kegiatan akhir harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Kegiatan akhir harus merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan akhir adalah sebagai berikut : 1 Melaksanakan penilaian akhir 2 Mengkaji hasil penilaian akhir 3 Melaksanakan kegiatan tindak lanjut 4 Mengemukakan topik bahasan yang akan datang 5 Menutup pelajaran 73 Dari sini dapat dipahami bahwa kegiatan akhir dalam pembelajaran IPS tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tatapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik dan tindak lanjut.

3. Evaluasi penilaian

Objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan 73 Sofa, Prosedur Umum Pembelajaran. http:massofa.wordpress.com20080513prosedur- umum-pembelajaran. 13 Mei 2008 diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu saling berkaitan satu dengan lainnya, hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar. Penilaian dalam pembelajaran IPS terpadu dalam satu topiktema mencakup beberapa Kompetensi Dasar. Namun ada Kompetensi Dasar atau indikator yang tidak bisa dipadukan, sehingga harus dibelajarkan dan dinilai secara terpisah. .

D. Kerangka Konseptual

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesereta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu bergantung pada kesesuaian rencana yang dibuat dengan kondisi dan potensi peserta didik minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan. Penerapan strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran dimaksudkan agar guru dapat memberikan bimbingan kepada para siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pembelajaran IPS pada Tingkat Satuan Pendidikan dapat diartikan sebagai upaya mempersiapkan program dan memberikan pelayanan kepada setiap siswa agar mereka dapat berkembang secara maksimum sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Guru sebagai fasilitator harus mampu memberikan pelayanan dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa dapat berkembang potensinya dan mampu mewujudkan peluang untuk berprestasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dari semua konsep dalam deskripsi teoritis diatas dapat digambarkan dalam kerangka konseptual pelaksanaan pembelajaran IPS dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan dibawah ini : Bagan. 1 Kerangka Konseptual Pelaksanaan Pembelajaran IPS Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Silabus KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN RPP Metode dan Evaluasi Kegiatan Pendahuluan a. Penciptaan kondisi awal b. Apersepsi c. Pre-tes Kegiatan Inti a. Menjelaskan topik dan tujuan b. Penjelasan materi c. Interaksi Tanya jawab Kegiatan Penutup a. Pos-tes b. Tindak lanjut c. Kesimpulan d. Menutup pelajaran BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat

0 7 148

Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMPN 229 Jakarta

0 6 92

KEMAMPUAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA SMP

0 5 218

PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMK PERTIWI KARTASURA.

0 0 7

KESIAPAN GURU MATEMATIKA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 1 KESIAPAN GURU MATEMATIKA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 1 PRACIMANTORO.

0 1 16

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di Sekolah Dasar Negeri Pelem 01 Kecam

0 0 15

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di Sekolah Dasar Negeri Pelem 01 Kecam

0 0 16

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DALAM KURIKULUM 2013 ( Studi Kasus di SMP Negeri 2 Purworejo).

0 1 13

Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Kurikulum 2013 (Studi Kasus di SMP Negeri 2 Purworejo) BAB I

0 1 13

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) DAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SMP DI KOTA SEMARANG1

0 1 10