Fungsi Jiwa Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Mendayung Impian Karya Reyhan M. Abdurohman: Analisis Psikologi Sastra

Keputusan Tevano untuk mewujudkan impiannya menjadi seorang guru mendapat hambatan dari ayahnya, tetapi dia merasa yakin bahwa keputusan yang telah diambilnya telah tepat. Seperti dalam kutipan berikut ini: ”Memangnya, apa yang kamu sukai? Jadi guru? Tidak, tidak. Papa tidak akan setuju dengan cita-citamu itu. Tidak ada masa depan yang cerah dengan kamu menjadi guru, Van.” Papanya menaikkan sedikit suaranya.”Tapi itu cita-cita Vano sejak kecil, Pa. Sejak kecil Dan Vano ingin mewujudkannya.” Vano meyakinkan Papa. Suaranya sengaja ia sejajarkan. MI:11 Kutipan di atas tergambarkan walaupun ayahnya melarang Tevano menjadi seorang pengajar, dia tetap yakin dalam keputusannya menjadi seorang guru dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tevano akhirnya berangkat ke Kalimantan Barat dan mewujukan cita-citanya menjadi seorang guru di SD Mini Penggerak. Tevano juga yakin dalam keputusannya untuk anak-anak harus mengikuti perlombaan baca puisi antarsekolah. Ini merupakan kesempatan baik bagi anak-anak untuk ikut lomba yang selama ini tidak pernah ikut dalam lomba tersebut. Tevano merasa yakin anak-anak akan menyetujui ikut lomba dan dia optimis anak-anak akan dapat memenangkan lomba tersebut. Kesempatan ini merupakan kesempatan yang baik bagi anak-anak untuk biasa mengenal dunia luar. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: “Ini kesempatan bagus. Anak-anak pasti menyetujuinya. Saatnya sekolah ini mengepakkan sayap. Anak- anak bias tahu dunia luar sana juga. Saya sangat setuju.” Vano terlihat bersemangat. MI:138 Kutipan di atas dapat disimpulkan Tevano sangat yakin anak-anak akan ikut dalam perlombaan baca puisi antarsekolah. Tevano merupakan seorang yang sangat yakin dalam membuat keputusan dan berusaha mewujudkan keputusan yang telah diambilnya tersebut. Dalam mengambil keputusan dia selalu menggunakan perasaannya. 2. Peduli Terhadap Orang Lain Sebagai mahkluk sosial kita pasti membutuhkan kehadiran orang lain. Manusia juga harus mempunyai rasa peduli terhadap orang lain dan keadaan orang lain. Tevano juga mempunyai perasaan peduli terhadap orang lain. Dia sangat peduli dengan keadaan orang yang ada di sekitarnya atau kondisi yang dialami orang lain. Tevano sangat peduli terhadap anak- anak yang tidak dapat sekolah. Pada masa sekolah Tevano pernah ikut bergabung dengan kelompok peduli gelandangan. Kelompok mereka mengajar bagi anak-anak gelandangan yang tidak mampu sekolah formal. Mereka sangat peduli terhadap keadaan anak pengamen dan pengemis. Hal tersebut tergambar dalam kutipan berikut: Dulu waktu SMK saja, aku ketahuan bergabung kelompok peduli gelandangan. Saat tengah membantu mengajar anak-anak pengamen, dimaki Papa habis-habisan. MI:17 Sifat Tevano sangat peduli terhadap orang lain dapat dilihat dari kepedulian dia terhadap anak-anak yang ada di SD Mini Penggerak pedalaman Kalimantan Barat. Sehingga Tevano sangat peduli, hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: Vano tiba-tiba ingat dengan SD Mini Penggerak. SD pinggiran yang kekurangan buku bacaan pun buku ajar. Ia langsung berjalan menuju rak buku cerita anak. Juga mencari-cari buku ajar. Ia bermaksud membeli beberapa buku untuk murid SD di Kampung Meliau itu. MI: 38 Kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa Tevano sangat peduli dengan keadaan murid SD Mini Penggerak yang pasti kekurangan buku pelajaran. Hati Tevano tergerak untuk membeli beberapa buku untuk diberikan kepada murid-murid yang ada di sana. Sifat kepedulian Tevano dapat dilihat saat dia berada di sebuah toko buku. Tevano sangat peduli terhadap dua orang anak pengemis. Hal dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: Si laki-laki ingin masuk membeli buku, tapi si perempuan tak mengiyakannya, tidak punya uang katanya. Ada satpam yang menghampiri mereka. “Sana Pergi dari sini Pengamen libur” bentak satpam itu. ”Ayo, pergi. Kakak tidak punya uang.” ”Oh, buku? Emang mau beli buku apa?” Vano mencoba bersikap ramah kepada kedua anak itu agar mereka tidak takut. ”Ayo, masuk. Kakak belikan buku yang kalian inginkan.” Mereka berlari menuju rak buku bagian cerita anak. Mereka sangat bersemangat sekali memilih buku-buku yang menarik, juga buku untuk dibagikan ke teman-teman mereka. MI:38 Kutipan di atas Tevano merupakan seorang yang sangat peduli terhadap orang lain. Dia sangat peduli dengan keadaan dua orang anak pengemis tersebut yang ingin membeli buku tetapi tidak memiliki uang. Akhirnya ia mengajak kedua anak tersebut untuk masuk ke toko buku tersebut dan memilih buku sesuka hati anak tersebut. Tevano juga menanyakan kenapa kedua anak pengemis tersebut tidak masuk sekolah. Seharusnya anak-anak tersebut masuk sekolah seperti anak-anak pada umumnya. Tevano prihatin dengan kedua anak-anak pengemis tersebut tidak sekolah, akibat tidak ada biaya sekolah dan tidak ada biaya membeli seragam sekolah. Karena orangtua mereka adalah pengemis. Sesudah membeli buku untuknya dan untuk kedua anak tersebut, Tevano juga mengajak kedua anak tersebut untuk minum es cendol di depan toko buku. Vano sangat senang melihat kedua anak itu menikmati es cendolnya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: Sebelum dua anak tersebut pergi, Vano mengajak mereka untuk minum es cendol di depan toko buku. Mereka pun menyetujuinya dengan senang hati. Vano memandang mereka yang terlihat lahap sekali menikmati esnya. Ia merasa senang. MI:39 Tevano juga sangat peduli terhadap keadaan Lestari. Ketika Lestari dipaksa harus menikah dengan pria dari negeri Malaysia yang telah mempunyai istri tiga. Bapak Lestari memiliki utang yang sangat banyak kepada pria tersebut tetapi dia tidak mampu untuk melunasinya. Akhirnya Lestari harus mau menikahi pria tersebut, sehingga utang-utang bapaknya akan dianggap lunas. Lestari tidak mengetahui bahwa bapaknya membuat kesepakatan dengan pria tersebut. Lestari juga akan dibawa ke negerinya jika mereka menikah. Melihat keadaan tersebut Tevano sangat tersentuh, dia berusaha membantu Lestari keluar dari masalah tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: ”Dengan pria beristri tiga itu Apai berutang. Pria itu mengiginkan aku menjadi istri keempatnya. Denga begitu utang Apai akan dianggap lunas seluruhnya. Apai menyetujuinya tanpa bertanya dahulu denganku. Mungkin jika utang itu lunas, aku tidak harus menikah dengan pria itu.” Lestari menghela napas. ”Aku hanya tidak mau meninggalkan anak-anak karena sudah pasti aku akan dibawa pria itu ke negaranya”. Vano masih berada di rumah Lestari, menunggu bapaknya Lestari untuk menanyakan detail tentang utang itu. Vano tak tega melihat Lestari yang terpaksa menikah dengan pria yang tidak ia cintainya. Ia cemburu. Apalagi dengan itu, Lestari akan meninggalkan anak-anak di SD Mini Penggerak. MI:236 Kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Tevano sangat peduli terhadap Lestari. Tevano tidak tega melihat keadaan Lestari yang harus terpaksa menikah dengan pria yang tidak dicintainya. Tevano berusaha membantu Lestari dalam menghadapi permasalahan tersebut. Tevano menunjukkan rasa kepeduliannya yaitu dengan ia ingin berbicara dengan bapaknya Lestari dan mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Bahkan dia bersedia melunasi semua hutang-hutang bapaknya Lestari agar Lestari tidak jadi menikah dengan pria tersebut. Tevano merasa cemburu jika Lestari menikah dengan pria tersebut karena dia sudah menaruh hati kepada wanita tersebut. 3.Punya Tekad yang Kuat Tevano merupakan seorang yang mempunyai tekad yang kuat. Tevano memiliki kemauan kehendak yang pasti untuk melakukan sesuatu sehingga mendapat hasil yang maksimal. Tevano mempunyai kebulatan hati yang kuat untuk meraih impiannya menjadi seorang guru. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: ”Tapi itu cita-cita Vano sejak kecil. Pa. Sejak kecil Dan Vano ingin mewujudkannya”. Vano meyakinkan Papa. ”Percayalah, Van. Kamu tak akan bahagia menjadi guru. Gajinya sedikit”. Papanya membrondong argumen lagi. MI: 11 Tevano mempunyai tekad yang kuat untuk mengajari anak-anak di SD Mini Penggerak. Dia sangat bertekad sehingga anak-anak di sana dapat meraih impiannya. Walaupun cita-citanya tersebut mendapat hambatan dari ayahnya sendiri, ia tetap bertekad untuk mewujudkan impiannya tersebut. Vano ingin membantu anak-anak yang tidak bisa sekolah, dia ingin membagi keberuntungannya yang bisa sekolah hingga jenjang yang tinggi. Tevano juga yakin anak-anak akan menggapai impian mereka, hutan tidak menjadi penghalang mereka. Walaupun sekolah anak-anak berada di tengah hutan. Seperti yang tergambar dalam kutipan berikut ini: Tekadnya semakin kuat. Vano akan mendidik anak-anak agar mampu bersaing dan menggapai impian. Ia menggenggam kedua tangannya, lalu meninju ke tiang kayu di samping kanannya.”Aku akan buktikan. Kuyakin mereka bisa.” Matanya tajam menatap ke depan. MI:107 Beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Tevano memiliki sifat punya tekad yang kuat. Tekad yang kuat yang ada dalam dirinya ditunjukkannya saat ia ingin meraih impiannya menjadi seorang guru. Walaupun bapaknya tidak mengizinkannya menjadi seorang guru ia selalu bertekad mampu meraih impiannya tersebut. Sebuah impian yang sangat mulia yaitu menjadi seorang guru walaupun tidak ada bayaran sama sekali. Ia ingin anak-anak di desa Meliau mampu bersaing dan meraih sukses. 4. Semangat yang Kuat Menurut KBBI 2005:1025, semangat adalah seluruh kehidupan batin manusia, perasaan hati, kemauan, gairah untuk bekerja, berjuang, dan sebagainya. Semua manusia memiliki sifat semangat yang kuat. Semangat yang kuat dimiliki sesorang dalam melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sifat Tevano yang memiliki semangat yang kuat dapat dilihat seperti yang tergambar dalam kutipan berikut ini: ”Dan ini saatnya anak-anak untuk bangkit. Kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini”. Vano semakin bersemangat. Api sudah membakar semangatnya. MI: 138 Kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Tevano memiliki semangat yang kuat. Tevano sangat bersemangat untuk membawa anak-anak di SD Mini Penggerak ikut dalam perlombaan baca puisi antarsekolah. Walaupun Lestari teman pengajar di sekolah tersebut tidak setuju dengan maksud Tevano, ia sangat bersemangat untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang mereka peroleh. Tevano juga sangat bersemangat untuk segera mengajar anak-anak di sekolah. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: ”Hah Sudah jam Sembilan. Mengapa Apai Sahat tidak membangunkan? Harusnya aku sudah berada di SD itu.” Vano terlihat kesal. MI:73 Kutipan di atas tersirat sifat Tevano yang penuh semangat segera dapat mengajar di sekolah dasar Mini Penggerak. Dia tampak kesal karena, Apai Sahat tidak membangunkannya. Tevano bangun terlambat yaitu pukul Sembilan pagi. Dia seharusnya sudah berada di sekolah pada pukul tersebut. Tevano sangat bersemangat mengajar anak-anak yang ada di sekolah Mini Penggerak . Pada suatu saat Tevano jatuh sakit karena, dia kehujanan pulang mengajar. Tetapi Tevano sangat semangat untuk pergi mengajar esok harinya. Dia tidak memperdulikan kesehatannya, tetap pergi mengajar seperti biasanya. Tetapi Apai Sahat tidak mengizinkannya. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut: ”T-t-tapi, Apai. S-s-saya ingin m-m- mengajar.” Suara Vano sangat lemah. “Tidak untuk hari ini”. Apai Sahat menjawab tegas. “A-a-anak-anak membutuhkan s-s- saya, Apai .” ”Dan kamu lebih membutuhkan istirahat.” “T-t-tapi--” ”Pan Ini demi kesehatanmu” Suara Apai Sahat meninggi. ” Apai, besok saya berangkat, ya. “Vano memasang wajah penuh harap. “Kamu mash harus istirahat, Pan.” ”Saya sudah sembuh kok. Ini saja sudah sehat.” Vano berdiri. Ia langsung menaikturunkan tangannya memperlihatkan pada Apai Sahat kalau ia sudah benar-benar sembuh. MI:126 Tevano sangat bersemangat untuk mendidik anak-anak yang berada di SD Mini Penggerak. Vano mengajar anak-anak dengan caranya sendiri. Ia tidak setuju dengan cara mengajar Lestari yang hanya terfokus ke materi. Menurutnya materi tidak harus disampaikan dengan mencatat dan menjelaskan dengan suasana tegang. Suasana harus menyenangkan dan rasa ingin belajar terpatri di jiwa masing-masing anak. Walaupun Lestari tidak setuju dengan cara mengajar Tevano, ia sangat bersemangat untuk mendidik anak-anak tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: ”Aku akan membuat mereka meraih impian mereka Hutan tak akan menjadi penghalang mereka Ingat itu” Vano berteriak pada Lestari yang terlihat menjauh. Lestari tak sedetik pun berhenti dan menoleh ke belakang. Ia tetap berjalan dan pada akhirnya menghilang di antara pohon yang menjulang. Semangat Vano berkobar. Kata-kata yang keluar dari mulut Lestari terlalu meremehkan anak-anak. MI:107 Kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Tevano juga memiliki sifat semangat yang kuat. Dia selalu bersemangat, walaupun menghadapi berbagai rintangan. Dia bahkan tidak memperdulikan kesehatannya untuk bisa mengajar. Berdasarkan penjelasan di atas Tevano memang memiliki kepribadian berdasarkan fungsi jiwa adalah perasa. Jadi fungsi jiwa yang dominan dalam diri Tevano adalah perasa dibandingkan daripada fungsi jiwa yang lain. Hal tersebut dibuktikan dengan sifat Tevano yaitu yakin dalam membuat keputusan, peduli terhadap orang lain, punya semangat yang kuat, dan punya tekad yang kuat.

a. Sikap Jiwa

Sikap jiwa adalah arah energi psikis umum yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah energi psikis itu dapat ke luar ataupun ke dalam, dan demikian pula arah orientasi manusia terhadap dunianya, dapat ke luar ataupun ke dalam. Berdasarkan sikap jiwa kepribadian manusia dibagi menjadi dua yakni ekstrovert terbuka dan introvert tertutup. Berdasarkan sikap jiwa tipe kepribadian Tevano adalah tipe ekstrovert terbuka. Tevano mudah bergaul dengan orang lain, hatinya terbuka buat orang lain, dan interaksi dengan orang lain berjalan lancar. Kepribadian Tevano yang bersifat ekstrovert terbuka dapat dilihat dari sifatnya senang membantu orang lain dan mudah adaptasi dengan orang lain. 1. Senang Membantu Orang Lain Tevano sangat senang membantu orang lain. Dia tidak mau melihat orang-orang di sekitarnya berada dalam kesusahan. Sifat Tevano senang membantu orang lain dapat dilihat dari kutipan berikut: ”Ayo, masuk. Kakak belikan buku yang kalian inginkan.” Vano menggandeng tangan kedua anak itu dan mengajak mereka masuk ke toko buku. Seperti terhipnotis, si perempuan luluh dan menuruti ajakan Vano. Si laki-laki tersenyum senang. Mereka langsung menuju ke lantai atas. MI:36 Kutipan di atas dapat dilihat sifat Tevano yang senang membantu orang lain. Ketika dia melihat dua anak pengemis yang hendak membeli buku. Tetapi salah satu dari anak tersebut tidak mengiyakan karena, mereka tidak memiliki uang. Vano melihat hal tersebut, hatinya tersentuh. Dia akhirnya mengajak anak-anak tersebut masuk ke toko buku dan membelikan buku yang diinginkan kedua anak itu. Dia sangat senang dapat membantu kedua anak itu. Tevano membantu kedua anak tersebut ikhlas tanpa adanya unsur paksaan dari orang lain. Tevano juga tidak ingin melihat orang lain berada dalam kesusahan. Hal itu ia tunjukkan ketika keluarga Lestari memiliki utang kepada pria asal Malaysia. Tevano dengan senang hati dan berusaha membantu melunasi utang-utang bapak Lestari tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: “Boleh aku bertemu Apai? Aku ingin tahu berapa nominal utangnya. Mungkin jika tidak terlalu banyak, aku bisa membantu.” ”Saya teman Lestari. Apakah karena utang itu? Berapa total utang Apai dengan pria itu? Saya akan berusaha membantu. ”Tapi, aku akan tetap membantumu Lestari. Aku tidak mau kamu menikah dengan pria itu karena…” Vano menggantung kalimatnya. MI:239 Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Tevano sangat senang bisa membantu orang lain. Tevano tidak hanya ingin membantu melunasi utang-utang bapak Lestari.