Faktor Biologis Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Mendayung Impian Karya Reyhan M. Abdurohman: Analisis Psikologi Sastra
pribadi Tevano meliputi hasrat untuk makan dan minum. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut:
Menu malam ini lagi-lagi ikan goreng yang sama seperti tadi siang, pagi, dan kemarin malam. Lidah Vano merasa bosan dengan menu ini. Lidahnya sudah
terbiasa dengan menu yang berbeda terus. Selain alasan itu, ia juga malas untuk memilah-milah duri ikan.
MI:90
Kutipan di atas dapat disimpulkan bahawa kebutuhan biologis seperti makan juga mempengaruhi pribadi Tevano. Tevano yang sudah terbiasa dengan menu yang berbeda terus, ia
merasa bosan memakan ikan setiap hari ketika dia tinggal di rumah
Apai
Sahat. Kebutuhan biologis untuk istirahat di malam hari juga mempengaruhi kepribadian
Tevano. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut: Vano merapikan tempat tidur. Ia menelentangkan tubuh, menutup mata, dan
berusaha tidur. Namun, tetap tak bisa terlelap atau pergi kea lam mimpi. Ia sungguh tak biasa tidur di tempat yang keras seperti ini. Badannya terasa sakit. Herannya,
kemarin ia langsung bisa langsung terlelap atau pergi ke alam mimpi. Vano berusaha terlelap lagi. Melupakan semua rasa tak nyaman itu.
MI:93
Kutipan di atas dapat disimpulkan kebutuhan biologis seperti tidur, juga mempengaruhi kepribadian Tevano. Tevano yang sudah terbiasa tidur di tempat tidur yang lembut, kini ia susah
tidur di tempat tidur yang keras. Dia yang sudah terbiasa hidup dengan penuh kenyamanan, kini ia untuk tidur pun sangat susah.
Kebutuhan biologis untuk minum juga dialami Tevano, ketika dia sedang sakit.
Apai
Sahat menawarkannya segelas air jahe. Tevano sangat susah untuk meminumnya, karena ia tidak suka dengan aromanya. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:
Ia mengarahkan bibir gelas pada mulutnya. Ia menahan napas, tak membiarkan aroma jahe yang menyengat itu masuk ke rongga hidungnya. Perlahan, ia
menengguk jahe hangat itu. Rasa pedas dan agak panas seperti membakar lidah. Air jahe itu pun turun ke tenggorokan dan sampai ke lambung, menerobos gumpalan
angin yang memenuhi lambung, dan memecahnya. Lambung Vano terasa hangat, namun lidahnya menolak rasa.
MI:113
Kutipan di atas dapat disimpulkan kebutuhan biologis untuk memenuhi juga mempengaruhi kepribadian Tevano. Tevano yang dahulunya tidak suka minum air jahe, ia
terpaksa meminum obat tersebut demi kesehatannya. Ia juga terpaksa meminumnya demi menghargai istri
Apai
Sahat yang telah membuatnya dan tidak memiliki pilihan lagi.