Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dari permasalahan-permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini, penulis menguraikan sebagai berikut: 1. Low Cost Carrier ditinjau dari hukum persaingan usaha bahwa, apabila suatu maskapai penerbangan tertentu menjual harga tiketnya di bawah harga referensi, lalu kemudian maskapai penerbangan tersebut telah diaudit oleh Tim Departemen Perhubungan Udara dan laporannya diberikan kepada KPPU, maka KPPU tidak secara otomatis dapat menerapkan Pasal 20 UU Persaingan Usaha kepada maskapai penerbangan tersebut. Karena ketentuan Pasal 20 UU Persaingan Usaha tersebut tidak bisa diberlakukan mengenai Per Se Illegal dan Rule of Reason, melainkan KPPU harus dapat membuktikan terlebih dahulu apakah penjualan harga tiketnya di bawah referensi itu dilakukan secara sistematis dan dalam waktu yang cukup lama serta harus dibuktikan lebih dahulu maskapai penerbangan tersebut mempunyai pangsa pasar yang kuat dan kemampuan keuangan yang kuat sehingga dapat mematikan pelaku usaha lain atau menyingkirkan pesaingnya dari pasar yang bersangkutan dan menimbulkan barrier to entry. 2. Penegakan hukum persaingan usaha terhadap pelaksanaan Low Cost Carrier terhadap industri penerbangan seperti pemberlakuan murahnya tarif penerbangan, bukan disebabkan predatory pricing yang bertujuan mematikan maskapai penerbangan pesaing. Karena hal ini dianggap sebagai konsekuensi dari Universitas Sumatera Utara

B. Saran

Beberapa saran dari penulis untuk mewujudkan persaingan usaha yang sesuai dengan tujuan UU Persaingan Usaha adalah: 1. Baik KPPU maupun Departemen Perhubungan diharapkan semakin meningkatkan fungsi pengawasannya terhadap persaingan usaha industri penerbangan domestik, sebagaimana yang disampaikan pada Pasal 35 huruf e UU Persaingan Usaha, yaitu: memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha Universitas Sumatera Utara tidak sehat. KPPU mengawasi dalam hal persaingan usaha karena suatu saat dimungkinkan untuk terjadinya predatory pricing ataupun praktek persaingan usaha tidak sehat lainnya dan Departemen Perhubungan mengawasi dalam hal ketaatan maskapai penerbangan terhadap aturan-aturan mengenai keamanan dan keselamatan penerbangan serta memperketat pemberian SIUP, AOC dan izin terbang. Karena sulitnya untuk membuktikan adanya strategi predatory pricing yang dilakukan oleh selaku pelaku usaha, harus dengan pembuktian akibat negatif terhadap dunia persaingan di Indonesia yang memerlukan pembuktian ekonomi yang rumit atau dengan analisis ekonomi terhadap hukum, maka seharusnya beban pembuktian terhadap suatu pelaku usaha yang dituduh melakukan predatory pricing seharusnya dibebankan pada pelaku usaha yang dituduh tersebut dengan menggunakan sistem pembuktian terbalik. 2. Tarif penerbangan domestik sebaiknya diserahkan kembali pada mekanisme pasar karena penetapan tarif referensi tidak akan langsung menjamin persaingan antar maskapai bisa berjalan sehat dan Pemerintah dalam hal ini Departemen Perhubungan harus mengaudit maskapai secara berkala dan audit tersebut dilakukan dengan profesional, tidak perlu menunggu sampai suatu maskapai melanggar tarif referensi ataupun armada pesawatnya mengalami kecelakaan serta memperketat pemberian izin baru bagi maskapai penerbangan. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA A. Buku Anggraini II, A.M. Tri., Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat, Per Se Illegal atau Rule of Reason, Cet. I, Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003. Fuady, Munir, Hukum Anti Monopoli Menyongsong Era Persaingan Sehat”, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003. Ginting, Elyta Ras., Hukum Anti Monopoli Indonesia, Bandung: Citra Adtya Bakti, 2001. Hanley, Nick, dkk, Environmental Economics: In Theory and Practice, New York: Plgrave Macmilan, 1997, dalam Riyatno, “Perdagangan Internasional Dan Lingkungan Hidup”. Hansen, Knud, et al., Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Jakarta: Katalis, 2001. Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000. Posner, Richard A., Economic Analysis of Law, Fourth Edition, Boston Toronto London: Little, Brown And Company, 1992. Silalahi, Pande Raja, Praktek-Praktek Usaha yang Dilarang, Jakarta: Proceedings, PPH, 2002. Siswanto, Arie, Hukum Persaingan Usaha, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002. Soekanto, Soerjono., dan Sri Mumadji., Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2001. ______Soerjono, Ringkasan Metodologi Penelitian Hukum Empiris, Jakarta: Indonesia Hillco, 1990. Soemitro, Ronny Hanitijo, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982. Sunggono, Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997. Strauss, Anselmus., Basic of Qualitative Research, Grounded Theory Procedure and Technique, Newbury, Park London, New Delhi: Sage Publication, 1979. Waluyo, Bambang, Penelitian Hukum dalam Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 1996. William J. Filstead, Qualitative Methods: A Needed Perspective in Evaluation Research, dalam Thomas D. Cook dan Charles S. Reichardt, ed, Qualitative Universitas Sumatera Utara and Quantitative Methods in Evaluation Research, London: Sage Publications, 1979. Winardi, EC., Kamus Ekonomi Inggris-Indonesia, Bandung: Alumni, 1974.

B. Perundang-Undangan