Lion Air juga sering digembar-gemborkan sebagai salah satu maskapai yang menerapkan LCC yang sukses di Indonesia, akan tetapi keduanya terlihat tidak
menerapkan seluruh konsep business model LCC yang murni seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Keduanya masih mengoperasikan lebih dari satu jenis atau
model pesawat. Masih ada gimmick atau makanan kecil atau minuman yang dibagikan kepada penumpang walaupun kualitasnya makanan warung kaki lima.
Hampir semua LCC di Indonesia masih memakai terminal primer, dan beberapa masih mengoperasikan dual class atau business dan economy class. Serta masih
menerapkan sistem reservasi lewat agen perjalanan dan belum mengoptimalkan pemesanan online.
Mungkin memang bukan salah operator penerbangan LCC di Indonesia untuk dapat menerapkan seluruh konsep business model LCC murni, lantaran infrastruktur
dan kondisinya yang tidak memungkinkan misalnya tidak adanya dukungan serius dari pihak PT. Angkasa Pura untuk membangun terminal sekunder di kota-kota besar
Indonesia, ataupun masih rendahnya partisipasi calon penumpang untuk bisa melakukan reservasi online.
B. Maskapai Penerbangan Murah dan Terbesar di Eropa dan Dunia
Masalah paling fenomenal di dunia penerbangan niaga dewasa ini adalah persaingan antara Maskapai Biaya Rendah MBR, atau apa yang lebih dikenal
dengan nama Low Cost Carrier LCC melawan Maskapai Pelayanan Penuh MPP atau Full Service Carrier FSC.
Universitas Sumatera Utara
Tarif rendah yang ditawarkan maskapai penerbangan Ryanair memang fantastis. Ryanair didirikan pada tahun 1985 oleh Catlan, Declan, dan Shane Ryan,
orang Irlandia dan awalnya beroperasi dengan pesawat berkapasitas 15 seat turboprop. Operasi perdananya, terbang tiap hari dari Bandara Waterford di selatan
Irlandia ke Bandara Gatwick, London. Ryanair terbang ke 76 rute di 13 negara dengan 44 pesawat B737 seri 200 dan 800 dengan 1.400 karyawan. Ryanair pun
sudah memesan 150 pesawat terbaru Boeing B737-800, untuk jangka waktu sampai 2010.
Untuk itu akan perlu dianalisa bagaimana laju pertumbuhan Ryanair yang terus meningkat di tengah persaingan perusahaan penerbangan yang menawarkan
harga tiket murah. Hal-hal apa saja yang menjadi keunggulan dari Ryanair sehingga dapat bertahan dengan menjual tiket yang harganya murah dan mempunyai biaya
produksi rendah? Lalu perlu juga dikaji perbandingan Ryanair dengan Easyjet yang juga berani menjual tiket dengan harga rendah. Di antara Ryanair dan Easyjet
siapakah yang akan dapat lebih bertahan? Ryanair mulai beroperasi pada bulan tahun 1985 dengan total penumpang
5.000 orang dan 57 staf. Menjual tiket seharga 20 di bawah harga pesaing. Pada tahun 1986 mengambil alih LEA London European Airways, pada tahun 1987
membuka jalur penerbangan untuk 65 lokasi. Total penumpang 400.000 orang, pada tahun 1988 membuka jalur baru ke Dublin, Knock, Cork dan Shannon. Total
penumpang 1.000.0000 dengan 6 pesawat terbang, pada tahun 1989 adanya kebijakan baru dari pemerintah bahwa perusahaan penerbangan tidak akan bersaing untuk rute
Universitas Sumatera Utara
internasional karena telah dibagi-bagi. Ryanair mendapat rute dari Dublin ke Liverpool dan Munich. Pada tahun 1990 Rugi IRL 7 Juta. Sehingga Ryainair kembali
untuk fokus pada penerbangan dengan ongkos murah tanpa ada servis lain yang tidak terlalu dibutuhkan penumpang, pada tahun 1994 profit IRL 0,8 Juta. Mengambil alih
Boeing 737-294, pada tahun 1995 menjadi maskapai. Konsep LCC pertama kali sebenarnya diperkenalkan Southwest Airlines SA
di Amerika Serikat, pada 1971. Tiga tahun beroperasi SA selalu meraup untung. Mereka menerapkan penerbangan jarak pendek antara satu hingga dua jam, tanpa
tiket, dan tanpa makan. Konsep ini lalu diadopsi maskapai penerbangan Irlandia, dan Ryanair pada tahun 1985. Konsep ini pun kemudian melebar ke Asia. Dalam
beberapa situs penerbangan, tercatat Air Asia di Malaysia yang memulai dengan konsep LCC pada akhir 2001. Air Asia juga masuk ke Indonesia pada tanggal 10
April 2004 dengan iklan-iklan harga murah yang mengejutkan. Adapun strategi yang digunakan Ryanair agar dapat bertahan menjual dengan harga rendah adalah sebagai
berikut:
79
1. Menggunakan armada yang sederhana. Dengan seluruhnya menggunakan armada
Boeing 737 yang sederhana Ryanair memperoleh keuntungan dari penghematan biaya pemeliharaan pesawat terbang. Ryanair tidak perlu menyediakan stok
cadangan yang bermacam-macam. Pembelian sparepart pun bisa sekaligus dalam jumlah besar karena armada yang digunakan sejenis sehingga dapat
mempermurah biaya pembelian sparepart. Dengan hanya menggunakan pesawat satu tipe, ini bisa mempercepat waktu penyediaan turnaround time pesawat dan
menyederhanakan pemeliharaan. Begitupula dengan pilot perusahan penerbanga tidak perlu menyediakan pilot dengan keahlian mengemudikan berbagai jenis
79
http:one.indoskripsi.comjudul-skripsi-tugas-makalahmanajemen-pemasaranstrategi- ryanair-sebagai-maskapai-penerbangan-murah-terbesar-di-eropa-dan-dun, “Posted October 14th, 2008
by darkness fall”, diakses terakhir tanggal 5 Desember 2009.
Universitas Sumatera Utara
pesawat. Hal ini berarti, kauliafikasi pilot diturunkan, dan tentu saja anggaran untuk pilot jadi hemat.
2. Menggunakan Secondary Airport. Dengan mendarat di Secondary Airport yang
bukan di pusat kota maka akan menghemat landing charges. Di samping keuntungan lainnya adalah lalu lintas lebih rendah sehingga memperkecil
kemungkinan terlambat. Ryanair telah berhasil bernegosiasi mengenai biaya pendaratan ini. Sehingga airport fee yang dibebankan kepada penumpang jauh
lebih rendah yakni 100 tarif hasil negosiasi Ryanair atas airport fee sebesar 1,5 sedangkan umumnya airport fee sebesar 15-22.
3. Faster Turnarounds. Dengan hanya menggunakan waktu kira-kira 25 menit,
perusahaan penerbangan yang paling murah akan memungkinkan suatu pesawat terbang untuk terbang lebih banyak dalam satu hari.
4. Produktivitas yang lebih tinggi. Ryanair mempunyai pegawai yang lebih sedikit
dibandingkan perusahaan penerbangan lainnya. Hal ini dapat menghemat biaya gaji pegawai, sehingga akan berdampak pada gaji masing-masing karyawan
Ryanair yang lebih besar 40 dari perusahaan penerbangan lainnya. Contohnya pilot Ryanair mempunyai jam terbang sebanyak 900 jam selama setahun
sedangkan pilot British Airways hanya setengahnya.
5. Online Sales. Dapat dipesan melalui internet sehingga mempermudah dan
menghemat biaya, dari pada harus datang ke tempat penjualan tiket. Pelayanan cepat tanpa harus membeli tiket langsung atau melalui agen perjalanan diterapkan
hampir seluruh penerbangan sebagai ticketless airlines, penumpangnya hanya butuh paspor dan nomor konfirmasi untuk terbang, dan cukup memesan dua jam
sebelumnya.
6. No Freebies. Pengguna jasa tidak perlu membayar apa yang mereka tidak
butuhkan seperti makanan, minuman pada saat penerbangan. 7.
Volume penjualan. Ryanair lebih memfokuskan kepada banyaknya penumpang. Yang terpenting adalah pesawat penuh dengan penumpang walaupun penumpang
membayar diharga yang rendah.
8. Simplified Operation. Proses administrasi yang sederhana membantu Ryanair
untuk menghemat waktu karena penumpang dapat langsung datang dan memilih tempat duduk mereka sendiri Ryanair menggunakan point to point flight sehingga
pengoperasiannya sederhana dan dapat dilakukan dengan hanya sedikit pegawai.
9. Partnering. Kerjasama Ryanair dengan jaringan hotel, rental mobil, asuransi jiwa
dan mobile menghasilkan komisi bagi Ryanair.
Kondisi pasar dunia saat memang menjanjikan peluang dengan tawaran penerbangan tarif rendah. Dimana penumpang pada umumnya, struktur biaya suatu
perusahaan bisnis didominasi oleh alokasi biaya kesejahteraan pegawai dan biaya distribusi. Konsep LCC diterapkan dengan cara menekan kedua alokasi biaya
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Biaya gaji pegawai ditekan dengan cara menyederhanakan dan rekayasa ulang proses bisnis. Sedangkan biaya distribusi ditekan dengan cara memotong jalur
distribusi. Perang harga tiket penerbangan masih diperbincangkan kalangan penerbangan
dengan pro dan kontra yang terus bergulir. Hampir semua operator maskapai penerbangan menerapkan harga tiket murah, bahkan jauh di bawah batas atas
penetapan tarif dari pemerintah. Persaingan penerbangan di belahan dunia AS, Eropa, juga Australia memang cukup ketat. Bahkan Geoff Brown, general manager
Qantas untuk Indonesia, menggambarkan bahwa Qantas, yang di Australia menguasai penerbangan domestiknya setelah Anzett Australia bangkrut akhir-akhir ini
menerapkan program baru, yang salah satunya dengan menawarkan paket dengan tarif rendah.
80
Perusahaan-perusahaan penerbangan di Eropa pun tak jauh berbeda. Demikian pula dengan Ryanair dengan mottonya “the low fares airline” dan mengklaim sebagai
“yang terbesar di Eropa yang menerapkan tarif rendah”. Namun bukan hanya penawaran tarif rendah yang banyak dipersoalkan. Namun, persaingan produk Airline
yang kini makin marak adalah layanan penjualan tiket melalui internet. Pelayanan cepat tanpa harus membeli tiket langsung atau melalui agen perjalanan diterapkan
hampir seluruh penerbangan.
80
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
C. Pengabaian PP Nomor 3 Tahun 2001 berdampak pada Low Cost Carrier