kebutuhan pasokan dan mendorong terjadinya perbaikan manajemen perusahaan. Namun demikian, persaingan yang berlangsung dikhawatirkan mengandung unsur
praktik persaingan usaha tidak sehat, seperti menjual harga tiket di bawah biaya untuk mematikan pesaingnya.
Penguasaan pasar dapat dicapai perusahaan melalui persaingan yang sehat. Misalnya, perusahaan berusaha meningkatkan efisiensi perusahaannya sehingga dapat
menjual produknya lebih murah dari pada produk pesaingnya maka perusahaan tersebut dapat merebut pangsa pasar pesaingnya dalam jangka panjang perusahaan
yang efisien tersebut akan menguasai produk tersebut. Menjadi masalah adalah bila suatu perusahaan menggunakan cara persaingan yang tidak sehat dalam usahanya
untuk menguasai pasar.
133
LCC itu sendiri memiliki pengertian efisiensi biaya maskapai dengan mengurangi biaya operasional yang dianggap tidak perlu, sehingga pada akhirnya
harga tiket menjadi lebih murah.
134
Sementara efisiensi dapat diartikan sebagai penggunaan seluruh sumber daya yang tersedia secara optimal dan penggunaan
tersebut mampu memaksimumkan kesejahteraan masyarakat, efisiensi dapat diklasifikasikan sebagai efisiensi teknis produksi dan efisiensi alokatif.
135
1. Efisiensi Teknis Produksi
Efisiensi teknis produksi merupakan keunggulan kinerja pada model pasar melalui persaingan usaha. Salah satu jalan yang tersedia untuk dapat meningkatkan
133
Partnership or Business Competition, Loc. cit, hal. 39.
134
www.wikipedia.org.id, diakses terakhir tanggal 27 Desember 2009.
135
Partnership or Business Competition, Loc. cit, hal. 16-17.
Universitas Sumatera Utara
keuntungan adalah sebisa mungkin menurunkan biaya produksi. Penurunan biaya produksi berarti efisiensi dalam produksi. Pada umumnya berarti memproduksi
barang dengan biaya serendah mungkin, atau dengan biaya yang sama dapat memproduksi barang sebanyak mungkin. Dalam ilmu ekonomi, efisensi ini
dinamakan efisiensi teknis technical efficiency. Ukuran yang bisa digunakan dalam efisiensi teknis adalah biaya rata-rata dalam memproduksi barang. Dengan adanya
persaingan, maka produsen akan berlomba-lomba untuk menurunkan biaya produksinya. Dalam jangka panjang, pangsa persaingan sempurna menjamin seluruh
produsenpenjual yang ada dalam pasar akan memproduksi barang dan jasa pada tingkatan yang efisien. Hingga harga yang diterima konsumen juga merupakan harga
yang terendah, dengan jumlah yang terbanyak yang dapat disediakan pasar,
136
atau dengan kata lain, produksi mencapai tingkat optimal dan biaya produksi mencapai
tingkat minimal. Hukum persaingan usaha menyokong secara pasif terwujudnya efisiensi
produktif. Di satu sisi hukum persaingan usaha secara umum membolehkan aktifitas yang meningkatkan efisiensi produktif dari perusahaan kecuali jika aktifitas tersebut
juga mengakibatkan peningkatan kekuatan pasar dan sisi yang lain perusahaan secara umum tidak melakukan efisiensi, perusahaan yang belum melakukan efisiensi
dalam hal ini belum tentu melanggar hukum persaingan usaha.
137
136
Ibid, hal. 16.
137
Catur Prasetya Wibowo, “Analisis Larangan Praktek Monopoli Dengan Pendekatan Ekonomi Mikro”, Newsletter, No. 61, Juni 2005, hal. 28.
Universitas Sumatera Utara
2. Efisiensi Alokatif
Efisiensi alokatif membawa keuntungan bagi perekonomian secara keseluruhan. Efisiensi alokatif merupakan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
Hal tersebut berarti harus memenuhi syarat dimana harga sama dengan biaya marginal. Perusahaan meraih tingkat efisiensi alokatif yang lebih tinggi dengan
membangun perencanaan yang efisien, mengembangkan prosedur penghematan biaya, menggunakan tenaga kerja secara lebih efektif dan berbagai cara lainnya.
138
Dalam kenyataannya efisiensi ini sangat sulit untuk dihitung, akan tetapi bagi ekonom, efisiensi ini justru merupakan hal utama yang perlu diperhatikan. Efisiensi
alokatif menggambarkan hal terbaik bagi masyarakat secara keseluruhan, baik penjual maupun pembeli, dalam menggunakan sumber daya yang tersedia dalam
masyarakat. Maka untuk dapat menaikkan keuntungan produsenpenjual membuat suatu
asosiasi. Dengan terbentuknya asosiasi ini maka penjual akan bertindak bersama- sama. Hal ini akan menguntungkan produsen karena pembeli seolah-olah berhadapan
dengan satu penjual,
139
misalnya Indonesia National Air Carriers Association INACA.
Dalam industrial organization, terdapat dua asumsi yang digunakan untuk memahami persaingan. Asumsi ini berasal dari theory of firm, yang mengulas faktor-
138
Ibid, hal. 27.
139
Partnership or Business Competition, Loc. cit, hal. 17.
Universitas Sumatera Utara
faktor yang terkait dalam institusi bisnis. Asumsi pertama menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah mencarimemaksimasi profit. Asumsi kedua menyatakan bahwa
dalam upaya mencapai tujuannya, perusahaan berupaya untuk beropreasi dengan efisien dibandingkan dengan pesaingnya.
Cara perusahaan untuk mencapai tujuannya, dalam teori ilmu ekonomi dan manajemen dikenal sebagai strategi. Salah satu teori strategi yang mendasar dan
sangat populer adalah teori yang dikembangkan Michael Porter, yakni strategi cost leadership dan diffrentiation.
140
Cost leadership menyatakan bahwa pelaku usaha akan unggul dalam persaingan, apabila berhasil menekan harga serendah mungkin. Strategi ini cocok di
pasar yang sensitif terhadap harga. Sementara itu, strategi diffrentiation difrensiasi digunakan jika pelaku usaha tidak dapat menerapkan cost leadership. Strategi ini
diterapkan melalui difrensiasi produk, yakni dengan mengembangkan keunikan atau fitur tertentu dalam produk tersebut. Hal ini karena value produk di mata konsumen
tidak ditentukan harga semata, tetapi juga oleh atribut produk lainnya seperti kualitas, pelayanan, fasilitas, fitur, fungsi, kredibilitas, dan sebagainya.
Dihubungkan dengan efisiensi, kedua strategi ini memiliki hubungan yang berbeda. Dalam cost leadership, efisiensi didefenisikan sebagaimana pengertian
umum, keberhasilan menekan biaya serendah mungkin. Sementara efisiensi dalam strategi difrensiasi memiliki pengertian yang berbeda. Efisiensi lebih terkait dengan
140
Taufik Ahmad, “Batas Minimum Tarif Dalam Persaingan Usaha”, Kompetisi, September 2005, hal. 4.
Universitas Sumatera Utara
tingginya value produk di mata konsumen, yang dihasilkan dengan biaya tertentu. Efisiensi produk dikatakan tinggi apabila value produk tersebut di mata konsumen
lebih tinggi dibandingkan dengan produk lainnya yang dihasilkan dengan biaya produksi yang relatif sama. Dikatakan dengan konsep strategi dapat disimpulkan
bahwa permasalahan batas minimum tarif memiliki korelasi yang kuat dengan pasar yang sensitif terhadap harga sehingga strategi yang cocok adalah cost leadership.
Akibatnya tidaklah mengherankan apabila pasar didominasi penawaran yang berbasis tarifharga murah sebagai representatif keberhasilan perusahaan menekan biaya
cost. Perusahaan penerbangan saling melakukan usaha efisiensi dalam berbagai hal,
oleh karena itu, perusahaan penerbangan yang ideal harus mampu menyesuaikan bentuk struktur organisasi sumber daya dalam hal ini adalah pesawat terbang, tenaga
kerja, dan fasilitas yang dibutuhkan. Hasilnya kemudian terlihat pada semaraknya industri penerbangan pada beberapa tahun berikutnya, karena persaingan yang
semakin meningkat. Harga jasa penerbangan semakin murah untuk konsumen, sehingga semakin terjangkau bagi semua lapisan masyarakat dan jumlah penumpang
bertambah banyak. Perdagangan antar pulau melalui angkutan udara juga semakin meningkat.
141
Sehingga perusahaan penerbangan dengan harga tiket yang murah low cost airlines dapat menghemat biaya mereka melalui berbagai cara. Penghematan
dapat dilakukan dengan menghemat biaya pelayanan dan biaya operasional.
141
Didik J. Rachbini, “Nasib Industri Penerbangan”, www.CSIS.com, diakses terakhir tanggal 27 November 2009.
Universitas Sumatera Utara
Dengan menjamin banyaknya kursi yang terisi pada setiap penerbangan, perusahaan akan dapat menekan biaya per penumpang. Dengan meningkatnya load
factor dari 50 menjadi 80, biaya per penumpang dapat turun hingga 25. Pemilihan jenis pesawat yang sama untuk semua rute yang dimiliki juga membuat
biaya operasional dan perawatan dapat ditekan. Distribusi dan penjualan tiket secara inovatif dengan memanfaatkan internet dan Short Message Service SMS juga akan
memberikan penghematan yang cukup besar karena akan memotong jalur distribusi konvensional yang melibatkan agen penjualan. Jenis pelayanan yang diberikan, baik
di atas pesawat maupun pelayanan di darat, juga mempengaruhi struktur biaya secara signifikan.
142
Selain itu untuk mendukung LCC tersebut, Menteri Perhubungan mengatakan bahwa pada tahun 2007 di bandara udara Surabaya juga akan dimulai pelaksanaan
liberalisasi pengadaan bahan bakar pesawat terbang dengan konsep Pertamina Plus. Sehingga akan ada perusahaan lain pendamping pertamina yang juga akan
menyediakan bahan bakar pesawat. Departemen Perhubungan mengatakan terkait munculnya LCC, pihaknya bersama PT. Angkasa Pura II telah membangun Low Cost
Terminal di Bandara Cengkareng, yang bertujuan mengurangi cost airline karena pelayanannya akan lebih simpel. Terminal ini telah beroperasi sejak tahun 2008. Di
Bandara Soekarno Hatta Jakarta, terminal murah adalah terminal 1.
143
142
Yose Rizal Damuri, “Kecelakaan dan Aturan Sektor Penerbangan”, www.tempo.com, diakses terakhir tanggal 27 November 2009.
143
“Efisiensi Biaya Industri Penerbangan Segera Terwujud”, www.angkasapura2.co.id, diakses terakhir tanggal 27 November 2009.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga dengan demikian maka model LCC yang diterapkan dapat disebutkan sebagai berikut:
144
1. Satu kelas penumpang dengan banyak sub kelas;
2. Satu jenis pesawat. Biasanya B737 atau A320 untuk mengurangi biaya
pelatihan atau servis; 3.
Skema tarif sederhana. Biasanya tarif meningkat saat jumlah pesawat bertambah banyak atau penumpang bertambah padat. Memberi keuntungan
pemesanan awal. Strategi ini dikenal sebagai yield management;
4. Kursi tanpa nomor untuk mendorong penumpang lebih awal dan bergegas saat
naik pesawat; 5.
Mendarat di bandara sekunder yang murah dan tidak terlalu ramai untuk menghindari penundaan akibat lalu lintas yang padat. Sekaligus mengambil
untung dari biaya mendarat yang rendah;
6. Penerbangan yang pendek dan waktu perputaran yang cepat memungkinkan
utilitasi pesawat secara maksimum; 7.
Rute sederhana, lebih menekankan penerbangan point to point dari pada transfer dihubungi sekali lagi menekankan utilitasi pesawat;
8. Kebijakan fuel hedging untuk mengatasi fluktuasi harga bahan bakar;
9. Penekanan pada penjualan tiket langsung, terutama melalui internet guna
menghindari komisi untuk travel agen dan corporate booking system; 10.
SDM menjalankan pekerjaan ganda. Misalnya awak kabin juga membersihkan kabin pesawat atau bekerja sebagai agen di gate, hal ini guna untuk
membatasi biaya SDM; dan
11. Catering gratis di pesawat dan layanan komplimen dihilangkan dan diganti
pilihan untuk membeli makanan dan minuman yang dijual di pesawat.
Adapun beberapa strategi yang diterapkan pada LCC adalah sebagai berikut:
145
1. Mengandalkan konsep penerbangan murah;
2. Menambah jumlah armada pesawat dan jalur penerbangan;
3. Mencari pendanaan baru;
4. Mendayagunakan Teknologi Informasi secara efektif dan optimal; dan
5. Meningkatkan mutu pelayanan pelanggan.
144
Donna Ch. Asri, “Antara Low Cost dan Low Fare”, www.angkasa-online.com, diakses terakhir tanggal 16 November 2009.
145
Prananda Herdiawan dan Ferry Cahyadi Putra, “PT Lion Mentari Airlines: Siasat Kembar Si Anak Emas”, www.wartaekonomi.com, diakses terakhir tanggal 27 November 2009.
Universitas Sumatera Utara
Air Asia yang merupakan salah satu maskapai yang menggunakan LCC memiliki beberapa strategi efisiensi bisnis. Adapun beberapa srategi yang dilakukan
Air Asia demi memenangkan persaingan dalam industri penerbangan adalah:
146
1. Penawaran tarif rendah dengan target penumpang yang cukup puas bepergian
tanpa embel-embel makanan. Sebagai gantinya ditawarkan snack attack serangan cemilan atau makanan kecil dan minuman yang tersedia di atas pesawat dengan
harga terjangkau dan disiapkan secara khusus untuk para pelanggan Air Asia. Dengan begitu pelanggan memiliki pilihan untuk membeli makanan di atas
pesawat. Sehingga tidak mengeluarkan ongkos untuk persediaan makanan, Air Asia malah mendapatkan uang dari berjualan snack kendati tidak besar, ini tentu
dapat menambah penghasilan. Operasi optimalisasi biaya yang pada intinya, Air Asia berusaha memaksimalkan keuntungan, tetapi tetap menyediakan tarif rendah
dengan layanan kualitas. Maskapai tersebut mengoptimalisasi biaya dengan mempercepat pergantian, meningkatkan pemanfaatan pesawat dan efisiensi
krunya. Mereka juga memutuskan menggunakan satu jenis pesawat untuk menghemat biaya pelatihan. Selain itu, Air Asia memberikan layanan praktis agar
kegiatan bepergian menjadi lebih mudah dan terjangkau. Dalam hal ini, para pelanggan Air Asia melakukan reservasi melalui kombinasi beberapa cara. Salah
satunya melalui pusat layanan telepon nasional untuk reservasi. Setelah diberi kode booking, pembayaran selanjutnya dapat dilakukan lewat mesin ATM dan
kartu kredit;
2. Layanan tanpa tiket, dibuka sejak tanggal 18 April 2002. Layanan ini melengkapi
reservasi online dan pusat layanan telepon Air Asia dengan menyediakan alternatif murah. Saat di bandara, calon penumpang cukup menunjukkan bukti
pembayaran nomor booking dan identitas diri, bukti pembayaran itulah yang dipakai sebagai tiket. Sehingga yang berlaku adalah first come, first seat, tidak
ada boarding pass, siapa datang dulu, dia bisa masuk ke dalam pesawat lebih dahulu;
3. Jalur pembayaran dipermudah dengan pendekatan dan motto ”Mudah Untuk
Reservasi, Mudah Untuk Membayar dan Mudah Untuk Terbang”, pembayaran tiket bisa dengan kartu kredit atau melalui situs internet. Di Indonesia, Air Asia
bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara; dan
4. Reservasi tiket melalui internet. Air Asia menawarkan kemudahan membeli kursi
melalui situs internet dengan mengunjungi website-nya di www.airasia.com, jadi tidak perlu angkat telepon atau mengantri terlebih dahulu di tempat penjualan
tiket secara manual.
146
“Mempelajari Strategi Air Asia”, www.mediaindo.com, diakses terakhir tanggal 27 November 2009.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian reservasi ditingkatkan dengan memperkenalkan reservasi melalui SMS, dimana pelanggan dapat mereservasi kursi, mengecek jadwal penerbangan dan
mendapatkan informasi terbaru mengenai promosi-promosi Air Asia melalui telepon seluler pelanggan tersebut. Bisa dikatakan Air Asia memperkenalkan website
multibahasa, yakni Malaysia, Mandarin, Tamil, Thailand, dan Indonesia. Efisiensi lainnya adalah mengenai ground time atau pergantian pesawat, Air
Asia mematok waktu 25 menit. Biaya sewa landasan memang dikenal mahal, terutama di bandara-bandara yang besar dan ramai. Harganya bisa mencapai US 35
per jam, dengan demikian pun Air Asia mampu terbang 12-13 jam sehari. Dengan demikian, pesawat bisa dimanfaatkan secara maksimal, dan pada akhirnya akan
mempengaruhi pada penentuan tarif.
147
Pemangkasan biaya operasional lain yang cukup nyata terlihat dari jumlah awak kabin. Setiap penerbangan Air Asia hanya ada tiga orang awak kabin. Hal ini
sudah memenuhi standar bahwa satu orang awak kabin melayani 50 orang penumpang. Maskapai lain umumnya menugaskan minimal lima orang awak kabin.
Tugas awak Air Asia begitu komplit, mulai dari melayani check in penumpang, mengangkut barang-barang, hingga membersihkan pesawat setelah lepas landas.
Pramugari pada maskapai penerbangan ini juga merangkap sebagai cleaning service.
147
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyewa kontraktor untuk jasa keberhasilan.
148
Akan tetapi penumpang tetap menjadi prioritas utama. Armada Boing 737- 300 milik Air Asia memenuhi semua persyaratan Keselamatan Penerbangan
Internasional. Pada bulan juli 2002, Air Asia menandatangani perjanjian senilai US 20 juta dengan Engineering Service untuk pemeliharaan pesawat. Di samping itu,
juga diadakan perjanjian senilai US 3 juta dengan Volvo Aero untuk penyewaan jangka panjang mesin pesawat dan suku cadangannya.
149
Lion Air yang juga merupakan salah satu maskapai yang menggunakan LCC yang memiliki beberapa strategi efisiensi bisnis. Terobosan terbaru Lion Air adalah
Mobile Check In dan Drive Thru Check In, yang mempercepat penumpang melakukan proses check in di bandara. Dua fasilitas ini terhubung online dengan
sistem database penjualan Lion Air. Fasilitas Drive Thru Check In dibangun Lion Air di jalan masuk bandara Hasanuddin, Makassar sejak tahun 2005. Untuk check in
calon penumpang hanya perlu mendatangi ”mesin layanan” laiknya mengambil uang dari ATM drive thru. Layanan ini membantu mengurangi antrian, sebab dalam sehari
mampu melayani 200 sampai 300 kali check in.
150
Terobosan Lion Air ini jelas membutuhkan kreatifitas dan dukungan infrastruktur Teknologi Informasi TI, sengitnya persaingan membuat penguasaan
148
Sri Sayekti, “Terbang Murah Ala Air Asia”, www.kontan-online.com, diakses terakhir tanggal 16 November 2009.
149
“Mempelajari Strategi Air Asia”, Loc, cit.
150
Prananda Herdiawan dan Ferry Cahyadi Putra, Loc, cit.
Universitas Sumatera Utara
sistem TI menjadi nilai tambah bagi Lion Air untuk memenangkan persaingan. Infrastruktur sistem TI terpadu Lion Air dibangun sejak tahun 2002. sistem ini
dibangun untuk bagian keuangan, pemesanan dan penjualan tiket, sistem kontrol hingga pengelolaan SDM. Semua transaksi juga online dan terpusat. Hal ini untuk
menjamin akurasi data dan likuiditas informasi. Awalnya sistem pemesanan dan penjualan tiket Lion Air menggunakan jasa PT. Abacus Indonesia, anak perusahaan
Garuda Indonesia. Namun, karena tarifnya terlalu mahal, maka Lion Air pun memutuskan untuk membangun sendiri infrastruktur sistem penjualan tiketnya.
151
Investasi TI Lion Air menghasilkan banyak nilai tambah untuk efisiensi, antara lain:
152
1. Menjadi strategic tools untuk berkompetisi;
2. Mengintegrasikan seluruh proses bisnis perseroan;
3. Meningkatkan akurasi data dan likuiditas informasi;
4. Menciptakan efisiensi biaya usaha dan meningkatkan produktifitas karyawan;
dan 5.
Membantu peningkatan mutu layanan dan program loyalitas pelanggan. Selain efisiensi yang dilakukan Air Asia dan Lion Air seperti yang dijelaskan
di atas, masih banyak strategi efisiensi lainnya, antara lain: 1.
Tidak tersedia ruang tunggu VIP, tanpa koran dan majalah, AC baru dinayalakan setelah pesawat berangkat, dan penumpang dipaksa berjalan kaki
tanpa naik bus atau garbarata; 2.
Efisiensi bahan bakar bukan mengurangi jatah tetapi memperpendek jarak tempuh. Misalnya rute Surabaya-Jakarta, bila rute-nya berbelok-belok maka
151
Ibid.
152
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
pesawat meminta ke menara agar diberi jalur lebih luas. Penghitungan bahan bakar itu berdasarkan jam terbang, dengan memperpendek jarak tempuh dan
waktu tempuh dapat menghemat 10 dari biaya produksi;
153
3. Melakukan pelatihan wajib untuk pilot dan pramugari setiap enam bulan
sekali Mandatory Trainee di ATC Aviation Training Centre bukan di GITC Garuda Indonesia Training Centre;
154
4. Economical tanking yakni membawa bahan bakar sebanyak-banyaknya dari
harga yang paling murah; 5.
Tidak ada makanan, penumpang hanya diberikan satu gelas air mineral untuk penerbangan yang membutuhkan waktu 1-2 jam, untuk penerbangan lebih
dari 5 jam baru diberi makanan cemilan; 6.
Merekrut pramugari yang masih muda dan melakukan pelatihan sendiri untuk pramugari-pramugari tersebut;
7. Melakukan penghitungan terhadap biaya yang dikeluarkan dengan
berpedoman kepada satu rotase bukan satu rute. Misalkan satu rotase adalah Jakarta-Suarabaya-Makassar-Ambon-Sorong, dan satu rute adalah Jakarta-
Surabaya dan Surabaya-Makassar dijual dengan harga yang kompetitif karena termasuk rute gemuk yang terdapat banyak pesaing sedang untuk harga tiket
untuk penerbangan Makassar-Ambon dan Ambon-Sorong dijual dengan harga yang lebih mahal karena hanya ada sedikit pesaing;
153
“Airline Nasional Masih Optimis”, Angkasa, No. 10, Juli 2005, Tahun XV, hal. 33.
154
“Pelatihan Pilot Banjir Order”, Jawa Pos, tanggal 11 Maret 2007, hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
8. Menggunakan satu jenis pesawat, untuk menghemat biaya pelatihan, service
dan suku cadang serta mendatangkan pesawat dengan cara sewa-menyewa atau leasing bukan membeli.
155
9. Melakukan maintenance atau service di MMC Merpati Maintenace Centre
bukan di GMF Garuda Maintenance Facility; 10.
Memberlakukan sistem kontrak dalam merekrut tenaga ahli pilot dan teknisi, karena lebih efisien dan murah dari pada mencari tenaga baru dengan
menyediakan divisi khusus pelatihan yang biayanya cukup besar; 11.
Tidak menjual harga tiket melalui agen penjualan. Dengan demikian, tidak perlu membayar komisi penjualan tiket pada agen perjalanan. Penjualan tiket
dapat dilakukan secara online secara langsung lewat situs web atau lewat loket penjualan milik sendiri. Diperkirakan penghematan biaya bisa mencapai
sekitar 15 untuk pengguna yang mencari bagian dan komponen melalui jaringan internet. Selain itu, tumbuhnya e-commerce yang bukan saja untuk
menjual pesawat atau suku cadangnya, tetapi juga untuk barang-barang lain yang menghasilkan dan berpengaruh pula bagi hidupnya kegiatan
penerbangan;
156
12. Jumlah pesawat yang digunakan sedikit dan memaksimalkan pergantian
pesawat, sehingga dapat menekan biaya produksi.
155
“Investasi Industri Jasa Penerbangan”, Jawa Pos, Tanggal 3 Januari 2007, hal. 14.
156
D.N. Yusuf, “Ketika Jagad Penerbangan Ikut Menikmati Teknologi Internet”, Angkasa, No. 7, April 2000, Tahun X, lihat juga di www.angkasa-anline.com, diakses terakhir tanggal 27
November 2009.
Universitas Sumatera Utara
C. Dampak Negatif Dalam Industri Jasa Penerbangan
1. Mematikan Pesaing