19
Hasil dari penilaian, kemudiannya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hasil ini akan dikombinasikan ke dalam 4 stage tbl 2.2.
Tabel 2.2 : Staging Kanker Prostat
Dikutip dari: American Joint Committee on Cancer.: AJCC Cancer Staging Manual. 6
th
edition
2.3.3.2 Klasifikasi Menurut Whitmore-Jewett
Sistem klasifikasi ini sudah tidak lagi diguna pakai tetapi masih ada yang masih menganutinya, sistem ini hampir sama, tetapi terdapat sedikit perbedaan di mana
sistem ini lebih ringkas dan tidak rinci seperti sistem TNM yang mana sudah dilakukan revisi bagi menggantikan sistem ini atau nama lainnya sistem Jewett.
Universitas Sumatera Utara
20 Tabel 2.3: Klasifikasi Menurut Whitmore-Jewett
A: tumor is present, but not detectable clinically; found incidentally A1: tissue resembles normal cells; found in a few chips from one
lobe
A2: more extensive involvement B: the tumor can be felt on physical examination but has not spread outside the
prostatic capsule
BIN: the tumor can be felt, it does not occupy a whole lobe, and is surrounded by normal tissue
B1: the tumor can be felt and it does not occupy a whole lobe B2: the tumor can be felt and it occupies a whole lobe or both lobes
C: the tumor has extended through the capsule C1: the tumor has extended through the capsule but does not
involve the seminal vesicles
C2: the tumor involves the seminal vesicles D: the tumor has spread to other organs
Dikutip dari: http:www.cornellurology.comprostateevaluationpathology.shtml
2.3.3.3 Sistem Gleason
Sistem Gleason ini, merupakan yang tersering diguna pakai dalam penelitian dan dalam diagnosis sehari-hari. Sistem ini sepenuhnya berdasarkan susunan secara
histologi sel-sel karsinoma Gleason DF, 1990. Perbahasan mengenainya juga akan dibahaskan dengan lebih mendalam sesuai dengan kepentingan penelitian ini
dalam mengetahui secara histopatologi akan kanker prostat. Secara khususnya, kaedah ini adalah salah satu di antara kaedah kategorik
Universitas Sumatera Utara
21 pola histologi dari pertumbuhan sel kanker di bawah pembesaran yang relatif
rendah X10-40. Sembilan pola pertumbuhan sel kanker ini dikonsolidasi ke dalam 5 tahapan dan ini dapat di lihat di dalam gambar 2.8 Gleason DF, 1992.
Gambar 2.8: Tahapan Berdasarkan Sistem Gleason
Dikutip dari: Gleason DF. Histologic grading of prostate cancer: a perspective, 1992
Kaedah untuk sistem ini adalah, lima tahapan pola pertumbuhan tadinya digunakan untuk menghasilkan apa yang dinamakan sebagai skor histologi, di
mana skor ini dapat di antara 2 hingga 10. Cara mendapatkan skor ini adalah dengan menambahkan gred pola primer dan pola sekunder. Dinyatakan sebagai
gred pola primer adalah yang berada di daerah predominan melalui inspeksi visual yang sederhana. Pola sekunder pula adalah pola kedua tersering ditemukan. Jika
Universitas Sumatera Utara
22 hanya satu gred yang ditemukan dalam satu-satu sampel jaringan, maka gred
tersebut dikalikan dengan dua untuk memperoleh skor Gleason Humphrey PA, 2003.
Interpretasi hasil dari skor Gleason adalah, apabila skor yang di dapat adalah 2-4, maka karsinoma dinyatakan mempunyai perbedaan yang jelas; 5-7
dinyatakan sebagai perbedaan sedang; 8-10 dinyatakan sebagai perbedaan sangat sulit.
Tabel 2.4: Sistem Gleason untuk Tahapan Adenokarsinoma Prostat
Dikutip dari: Mostofi FK, 1975. Grading of Prostatic Carcinoma Prinsip dari sistem ini mudah sebenarnya, di mana hanya perlu mengenal
pasti grading seperti yang dinyatakan di gambar 2.8, kemudiannya mengenal pasti yang mana terbanyak dan yang kedua terbanyak, dan setelah itu dijumlahkan
untuk mendapatkan skor Gleason. Supaya dapat lebih memahami kaedah menilai dan memberikan skor berdasarkan sistem ini, bisa dilihat pada gambar di bawah
ini gbr 2.9, 2.10, 2.11.
Universitas Sumatera Utara
23
Gambar 2.9: Menunjukkan gred 2+1 memberikan skor tiga adenokarsinoma prostat
Dikutip dari: Gleason DF. Histologic grading of prostate cancer: a perspective, 1992
Gambar 2.10: Menunjukkan gred 2+2 memberikan skor empat adenokarsinoma prostat
Dikutip dari: Gleason DF. Histologic grading of prostate cancer: a perspective, 1992
Universitas Sumatera Utara
24
Gambar 2.11: Menunjukkan gred 3+3 memberikan skor enam adenokarsinoma prostat
Dikutip dari: Gleason DF. Histologic grading of prostate cancer: a perspective, 1992
Universitas Sumatera Utara
25
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka dapat diketahui bahwa penelitian ini ingin mengetahui gambaran histopatologi penyakit Benign Prostatic Hyperplasia
BPH dan kanker prostat yang dilihat berdasarkan usia dan klasifikasi penyakit.
3.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional sangat dibutuhkan untuk membatasi ruang atau pengertian variabel-variabel penelitian dan akan memudahkan untuk
mengukurnya. Definisi operasional variabel adalah rumusan pengertian variabel- variabel yang diamati, diteliti dan berikan batasan Notoatmodjo, 2002. Adapun
definisi operasional dalam penelitian ini digambarkan di sebagai berikut: Gambaran Histopatologi BPH dan
Kanker Prostat periode 2008-2009 Di Laboratorium Patologi Anatomi
RSUP Adam Malek 2010 Usia
Klasifikasi penyakit
Universitas Sumatera Utara