8
Gambar 2.3: Histopatologi BPH menunjukkan adanya terjadi pembesaran nodular kalenjar prostat.
Dikutip dari: http:library.med.utah.eduWebPathMALEHTMLMALE072.html
Pengertian BPH secara klinikal, menurut NCI: Definition of Cancer Terms, BPH adalah suatu pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh hiperplasia
beberapa atau semua komponen dari prostat yang meliputi jaringan dari kalenjar maupun jaringan fibromuskuler yang menyebabkan terjadinya penyumbatan
uretra prostat dan brsifat non-kanker. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa BPH adalah
pembesaran yang terjadi pada kelenjar prostat yang dapat menyebabkan prostat membesar, jika dilihat secara patologi anatomi, pembesaran ini menganggu baik
kalenjar itu sendiri dan boleh berpoliferasi dan membesar ke bagian bersebelahan.
2.2.4 Etiologi dan Patogenesis BPH
Sebenarnya, sedikit yang diketahui mengenai etiologi dan patogenesis BPH, maka sebab itu, penulis menggabungkan keduanya dan membahasnya secara umum.
Sehingga kini, setakat yang diketahui, terdapat dua faktor penyebab penyakit BPH ini yakni usia dan hormon androgen.
Universitas Sumatera Utara
9 Sebagaimana dinyatakan pada pernyataan sebelum ini, usia mungkin
menjadi faktor penyebab terjadinya BPH, akan tetapi ini tidak berlaku pada pria yang menjalani tindakan kastrasi prapubertas A.K. Abbas et al, 2005. Oleh
karena itu maka faktor usia dan hormon androgen sangat berpengaruh menyebabkan terjadinya BPH.
Gambar 2.4: Kalenjar prostat yang membesar, di mana normalnya adalah cuma sebesar 3 hingga 4 cm.
Dikutip dari: http:library.med.utah.eduWebPathjpeg1MALE041.jpg
Secara khususnya, pria memproduksi hormon terpenting di dalam reproduksi, yakni hormon testosteron dan sedikit hormon estrogen Edwards JE et
al, 2002. Pada saat seseorang pria itu mulai berumur, maka jumlah testosteron yang aktif di dalam darah menurun dan kadar estrogen meningkat. Peningkatan
ini ditambah pula dengan substansi lainnya dipercayai mempercepat pertumbuhan sel pada kalenjar prostat dan sehingga pada akhirnya menybabkan terjadinya BPH
Rachman, 2009.
Universitas Sumatera Utara
10
Gambar 2.5: Menunjukkan corpora amylacea di dalam salah satu kalenjar prostat
Dikutip dari: Wheathers Functional Histology: A text and Colour Atlas 5
th
Edition
Secara histopatologi pula, prostat ada mensekresi kan produk dimana ia memenuhi hampir separuh dari volume cairan seminal. Cairan ini merupakan
cairan halus yang kaya dengan asam sitrat beserta enzim proteolitik termasuk fibrinolisin yang bertindak mencairkan kembali semen yang berkoagulasi setelah
dilepaskan ke dalam vagina. Akan tetapi, sisa cairan ini yang tersisa dan mungkin tidak dilepaskan akan terkumpul di dalam beberapa kalenjar untuk membentuk
apa yang dinamakan sebagai corpora amylacea, yang mana meningkat sejalan usia dan bisa terjadinya kalsifikasi gbr 2.3 Young Barbara et al, 2006.
2.2.5 Imunohistokimiawi