3.2.2 Identifikasi sampel
Identifikasi tumbuhan dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian Biologi Bogor. Hasil identifikasi tumbuhan yang diteliti adalah
rosela Hibiscus sabdariffa L.. Hasil identifikasi tumbuhan dapat di lihat pada lampiran 1 halaman 50.
3.2.3 Pengolahan sampel
Bunga rosela dibersihkan dari kotoran dengan cara dicuci menggunakan air bersih, kemudian ditiriskan lalu ditimbang berat seluruhnya sebagai berat basah yaitu
17 kg. Kemudian dikeringkan dalam lemari pengering hingga kering, yang ditandai dengan mudah hancur jika di remas. Setelah kering sampel ditimbang sebagai berat
kering yaitu 1,8 kg, kemudian diserbuk menggunakan blender simplisia 1,75 kg. Prosedur pengolahan sampel dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 55.
3.3 Karakterisasi sampel
Karakterisasi sampel meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut etanol,
penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam Ditjen POM, 1989.
3.3.1 Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan cara mengamati warna, bentuk kelopak bunga, bau. Gambar rosela segar dan simplisia dapat dilihat pada lampiran 2
halaman 51-53.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia. Pemeriksaan terhadap serbuk simplisia dilakukan dengan cara menaburkan serbuk simplisia diatas
kaca objek yang telah ditetesi dengan kloralhidrat dan ditutupi dengan cover glass kaca penutup kemudian dilihat di bawah mikroskop. Gambar mikroskopik serbuk
simplisia dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 54.
3.3.3 Penetapan kadar air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen. Cara Kerja:
a. Penjenuhan toluen
Sebanyak 200 ml toluen dan 2 ml air suling dimasukkan kedalam labu alas bulat, didestilasi selama 2 jam, kemudian toluen didinginkan selama 30 menit dan
volume air pada tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 WHO, 1992
b. Penetapan kadar air
Sebanyak 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, dimasukkan kedalam labu alas, labu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen
mendidih, kecepatan tetesan diatur 2 tetes untuk tiap detik sampai sebagian besar air terdestilasi dinaikkan sampai 4 tetes tiap detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian
dalam pendingin dibilas dengan toluen. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar. Setelah air dan
toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. selisih kedua volume air dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang
diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen WHO, 1992.
Universitas Sumatera Utara
3.3.4 Pemeriksaan kadar sari yang larut air
Sebanyak 5 g serbuk dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air sampai 1 liter dalam labu bersumbat sambil sesekali
dikocok selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam. Disaring, sejumlah 20 ml filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata dan
telah ditara dan sisa dipanaskan pada suhu 105ÂșC sampai bobot tetap Ditjen POM, 1989.
3.3.5 Pemeriksaan kadar sari yang larut etanol