2.6. Jadwal Kegiatan Perencanaan Anggaran Daerah
Adapun jadwal kegiatan perencanaan anggaran daerah untuk tahun berikutnya seperti tergambar pada Tabel 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Perencanaan Anggaran No Jenis Kegiatan
Waktu
1. Persiapan dan Pelaksanaan Musrenbangda Tahunan
dalam Rangka Penyusunan RKPD Januari sd Maret
2. Penyusunan Kebijakan Umum APBD
Periode Maret sd medio Juni
3. Penyampaian Kebijakan Umum APBD kepada
DPRD Medio Juni
4. Pembahasan Kebijakan Umum APBD, PPAS
dengan DPRD untuk tahun anggaran berikutnya 5.
Penyusunan RKA SKPD 6.
Pembahasan RKA SKPD dengan DPRD 7.
Penyampaian dan Evaluasi RKA SKPD oleh Tim Anggaran Eksekutif Daerah
8. Penyusunan Raperda APBD dan Raper KDH
tentang Penjabaran APBD dan Dok. Pendukung 9.
Penyebarluasan Raperda tentang APBD kepada masyarakat
Periode Medio Juni sd Minggu
I Oktober
10. Pengajuan Raperda tentang APBD kepada DPRD
disertai Penjelasan dan Dokumen Pendukung Minggu
I Oktober 11.
Pembahasan Raperda APBD dan persetujuan bersama DPRD
12. Penyusunan Raper KDH tentang Penjabaran APBD
dan Rancangan DPA SKPD Mg I – IV November
13. Penyampaian Raperda APBD dan Raper KDH
tenang Penjabaran APBD untuk dievaluasi 3 hari
14. Evaluasi Raperda APBD dan Raper KDH tentang
Penjabaran APBD 15 hari
15. Penyempurnaan hasil evaluasi 7 hari
16. Pengesahan Raperda APBD Minggu IV Desember
Sumber : Sistem perencanaan dan penganggaran pemerintah Daerah di Indonesia Bastian, 2006
Universitas Sumatera Utara
2.7. Landasan Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka dapat disimpulkan beberapa konsep yang dapat dijadikan sebagai landasan teori dalam penelitian ini yaitu :
Menurut Thoha 1999, mengemukakan bahwa proses pembentukan persepsi antara satu individu dengan individu yang lain berbeda-beda. Pembentukan persepsi
tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhi, baik internal seperti pengalaman, keinginan, proses belajar, pengetahuan, motivasi, pendidikan, maupun
faktor eksternal seperti : lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, faktor sosial budaya lingkungan fisik dan hayati dimana seseorang bertempat tinggal.
Kompetensi didefinisiskan sebagai gambaran tentang yang harus diketahui atau dilakukan seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik Miller,
Rangkin dan Neathey, 2001. Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan atau latihan
Parulian, 2008. Menurut Roe dalam Parulian 2008, Competency is defined as the ability to
adequately perform a task, duty or role. Competence integrates knowledge, skill, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is
acquired through work experience and learning by doing Menurut Salim 2007, langkah-langkah perencanaan dilakukan sebagai
berikut: 1 Menentukan tujuan dan sasaran yang menyertakan seluruh warga; 2 Mengetahui fakta-fakta tentang kondisi yang ada serta memperkirakan apa yang
terjadi; 3 Mengkaji pilihan pilihan tindakan yang dapat dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
mengingat potensi dan hambatan yang ada; 4 Menentukan pilihan-pilihan yang terbaik berdasarkan pertimbangan normatif maupun teknis: 5 Mengusulkan
rangkaian kebijakan dan tindakan yang perlu diambil; 6 Melakukan sosialisasi, penegakan, pemberian insentif dsb. Serta membantu pelaksanaan secara sistematik
dan teratur Berdasarkan landasan teori penelitian tentang persepsi dan kompetensi
tersebut diarahkan kepada persepsi dan kompetensi eksekutif dan legislatif dalam membuat perencanaan anggaran bencana sampai pada finalisasi anggaran. Secara
skematis persepsi dan kompetensi eksekutif dan legislatif tentang bencana terhadap perencanaan anggaran bencana dapat digambarkan seperti Gambar 2.2
2.8. Kerangka Konsep