keluarga juga memainkan peran penting dalam pengaturan tahapan untuk transmisi antargenerasi atas nilai-nilai agama dan komitmen.
Sedikit yang diketahui tentang faktor-faktor yang menghambat spiritualitas dan religiusitas. Pargament dalam Peterson dan Seligmanm
2004 mencatat bahwa orang yang merasa tidak dapat menemukan makna mendalam dan besar dari suatu pengalaman kehilangan ataupun
menyakitkan akan berpaling dari agama. Faktor-faktor lain misalnya, stres, kesehatan yang buruk, pengalaman keberagamaan negatif mungkin
memainkan peran dalam keputusan seseorang untuk tidak berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan formal.
2.3 Karakteristik Residen
Dalam buku The Therapeutic Community, George De Leon 2000 menyebutkan bahwa residen dalam program therapeutic community memiliki
karakteristik tersendiri, diantaranya ada karakteristik kognitif dan tingkah laku, perseptual, emosional, serta sosial
2.3.1 Karakteristik Kognitif dan Tingkah Laku
1.
Lack of awareness : para residen tidak menyadari serta tidak mampu
mempertimbangkan bagaimana dampak perbuatan mereka mempengaruhi orang lain serta bagaimana perilaku orang lain mempengaruhi mereka. Mereka
kurang mampu berpikir mengenai konsekuensi atas suatu hal, serta sering
2.
Faulty judgement : para residen melakukan salah penilaian khususnya dalam
hal pemecahan masalah, pembuatan keputusan, serta penilaian konsekuensi. Kesulitan tersebut tampak terkait dengan kontrol impuls yang buruk, dan
ketidak mampuan untuk menunda kebutuhan, seta terkait dengan semua yang merusak perkembangan kemampuan penilaian.
3.
Lack of insight : para residen tidak memahami hubungan antara apa yang
mereka alami perasaan, persepsi diri, dan tindakan dengan alasan, pengaruh serta determinan dari pengalaman mereka tersebut. Kesulitan dari pemahaman
yang khusus adalah kurangnya kesadaran mereka atas hubungan antara pikiran dan tindakan mereka yang berkaitan dengan narkoba dengan emosi yang
beragam dan keadaan yang berkaitan dengan narkoba.
4.
Poor reality testing : para residen tidak melihat diri mereka sendiri, orang lain
serta keadaan sebagaimana mestinya. Mereka tidak bersedia untuk menghadapi masalah kehidupan sehari-hari mereka dan cenderung untuk
menghindari dan melarikan diri dari masalah-masalah tersebut dalam pikiran dan perilaku mereka. Mereka mengalami kesulitan dalam membedakan
perasaan mereka dengan fakta yang ada, juga antara keinginan dan kebutuhan mereka.
5.
Habilitation : seringkali para residen tidak memiliki kemampuan kognitif,
akademis, dan pekerjaan untuk mencari pendapatan serta untuk bernegosiasi secara efektif dengan sistem sosial. Mereka juga memiliki kekurangan pada
sikap dan perilaku kebiasaan dasar yang berhubungan dengan kelayakan dan kesiapan kerja.
2.3.2 Karakteristik Perseptual
Hampir secara universal, pengguna narkoba memiliki persepsi negatif mengenai diri mereka sendiri Platt dalam Leon, 2000. Para residen TC memiliki
masalah dalam cara mereka melihat diri mereka sebagai individu yang berharga dan sebagai bagian dari masyarakat Dalam Leon, 2000.
1. Low self-esteem : para residen TC menampilkan penghargaan terhadap diri
sendiri secara kurang. Dan secara khas mengungkapkan persepsi diri yang buruk terhadap perilaku moral dan etis mereka juga terhadap hubungan
mereka dengan keluarga. Harga diri mereka yang rendah berkaitan erat dengan perilaku antisosial dan asusila mereka. Kemudian penggunaan mereka
terhadap narkoba seringkali berhubungan dengan ketidakmampuan kronis mereka untuk mengembangkan suatu gaya hidup yang produktif juga dan juga
untuk mencegah erosi bertahap dari gaya hidup tersebut. Para residen kesulitan untuk menyukai dan menghargai diri mereka sendiri akibat dari
anggapan mereka tentang siapa diri mereka dahulu bagi orang lain juga karena anggapan mereka tentang sulitnya mengontrol diri. dalam Leon, 2000.
2.
Negative Identity : sebagian besar penyalahguna narkoba dalam TC
menampilkan identitas sosial yang negatif serta identitas personal yang tidak terbentuk dalam Leon, 2000. Cara residen menamai, melihat, dan menerima
diri mereka berasal dari sejarah mereka ketika menggunakan narkoba dan seringkali juga berasal dari masa kecil yang bermasalah. Identitas sosial
mereka diinternalisasi dari pandangan publik yang negatif terhadap mereka. Identitas personal mereka serta konsep mengenai diri mereka sendiri sebagai
manusia sesungguhnya merupakan hal yang tidak stabil dan sangat tidak terbentuk. Sebagian besar dari mereka tidak mengetahui siapa diri mereka
dalam konteks perasaan mereka sebenarnya, pikiran mereka yang jujur, nilai dan tujuan mereka dalam Leon, 2000.
2.3.3 Karakteristik Emosional