Operasional Variabel Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

 Jika Sig t 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.  Jika Sig t 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. 3 Koefisien determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisen determinasi terletak pada tabel model summary b dan tertulis R square yang sudah disesuaikan atau tertulis adjust R square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini dikategorikan menjadi 2 yaitu sebagai berikut: a. Variabel terikat dependent variable dalam penelitian ini adalah Return saham. Return ekspektasi dan resiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar resiko suatu sekuritas semakin besar return yang diharapkan. Sebaliknya juga benar yaitu semakin kecil return yang diharapkan semakin kecil resiko yang harus ditanggung. Hubungan positif ini hanya berlaku untuk return ekspektasi atau exante return before the fact yaitu untuk return yang belum terjadi. Untuk return realisasi yang sudah terjadi hubungan positif ini dapat tidak terjadi. Untuk pasar yang rasional, kadang kala return realisasi yang tinggi tidak mesti mempunyai resiko yang tinggi pula. Bahkan keadaan sebaliknya dapat terjadi yaitu return realisasi yang tinggi hanya mempunyai resiko yang kecil. b. Variabel bebas Independent variable dalam penelitian ini adalah : 1. Current Ratio Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat megetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mandapat kredit itu kira- kira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan. Dasar perbandingan itu menunjukan apakah jumlah aktiva lancar itu cukup melampaui besarnya kewajiban lancar, sehingga dapatlah kiranya diperkirakan bahwa, sekiranya pada suatu ketika dilakukan likuiditas dari aktiva lancar dan ternyata hasilnya dibawah nilai dari yang tercantum di neraca, namun masih tetap akan terdapat cukup kas ataupun yang dapat dikonversikan menjadi uang kas di dalam waktu singkat, sehingga dapat memenuhi kewajibannya Tunggal, 2005: 154. Adapun formulasi dari current ratio CR adalah sebagai berikut : Aktiva Lancar Current Ratio = X 100 Hutang Lancar Sawir,2001: 8 2. Quick Ratio Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar Munawir 2001: 74. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena menganggap persediaan memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi kas, walaupun pada kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari piutang. Rasio ini lebih tajam dari pada current ratio karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid. Jika current ratio tinggi tapi quick ratio rendah, hal ini menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. Adapun formulasi dari quick ratio adalah sebagai berikut : Aktiva Lancar – Persediaan Quick Ratio = X 100 Utang Lancar Sawir,2001: 10 3. Beta ß Beta merupakan suatu pengukur volalitas volability return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap pasar. Dengan demikian Beta merupakan pengukur resiko sistematik systematic risk dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap resiko pasar. Adapun volalitas adalah fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu Jogianto, 2000:237-238. Untuk menghitung Beta yang mempresentasikan resiko dapat digunakan rumus sebagai berikut: . m m i i R Var R R Cov   Dimana : ß = tingkat resiko pasar Cov Ri;Rm = kovarian return investasi dengan pasar Var Rm = varian pasar .

BAB IV PEMBAHASAN