Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Investasi merupakan suatu penanaman modal secara langsung atau tidak, baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan atau bentuk manfaat lainnya sebagai hasil penanaman modal. Jadi, disini ada suatu imbalan atau keuntungan yang diinginkan oleh si penanam modal atau investor sebelum menanamkan dananya, karena dalam kehidupan sehari-hari ketidakpastian akian selalu ada dan timbul. Prinsip kehati-hatian merupakan hal utama yang harus diambil oleh para investor walaupun telah didukung dengan data-data akurat. Pada umumnya, hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari suatu investasi yang dilakukan. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya. Hal yang dapat dilakukan oleh investor adalah memperkirakan berapa tingkat keuntungan yang diharapkan. Karena investor menghadapi kesempatan investasi yang berisiko, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila investor mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka investor harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Pemilihan investasi dapat berbeda untuk setiap individunya, karena hal tersebut akan sangat bergantung pada perilaku investor terhadap variabel- variabel penentu tingkat pengembalian suatu investasi. Pada investasi dalam bentuk saham di pasar modal, khususnya pada saham yang tergabung dalam LQ-45 mempunyai tingkat pengembalian saham yang tidak sama karena besarnya deviden kas yang dibayarkan pada investor dan keuntungan atau kerugian dalam menjual setiap saham berbeda. Oleh karenanya, investor harus mempertimbangkan secara matang mengenai beberapa hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya, yaitu berapa tingkat pengembalian yang diharapkan, berapa besar resiko yang harus ditanggung dan berapa likuiditas investasi tersebut. Pada dasarnya, investor akan selalu memperhatikan besarnya risiko saham, dalam hal ini risiko saham yang tidak dapat dieliminasi dengan diversifikasi oleh investor adalah risiko sistematik yang dilambangkan dengan β sebagai variabel penentu tingkat pengembalian saham yang diharapkan, karena risiko saham yang tinggi akan memberikan tingkat pengembalian saham yang tinggi, dan demikian pula sebaliknya, semakin rendah risiko suatu saham maka akan memberikan tingkat pengembalian yang rendah pula. Namun sebenarnya ada variabel penentu lain yang juga memepengaruhi tingkat pengembalian saham, yaitu likuiditas saham. Sedangkan, perilaku investor terhadap variabel-variabel penentu tingkat pengembalian saham tersebut dapat berbeda-beda, investor dapat mendasarkan pertimbangannya pada risiko saham risiko sistematis yang harus ditanggungnya atau dapat juga menjadikan likuiditas saham sebagai pertimbangan utamanya dalam melakukan investasi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Natarsyah 2000 yang menganalisis pengaruh faktor fundamental terhadap beta dengan menggunakan sampel perusahaan yang termasuk industri barang konsumsi yang go public. Sampel penelitian terdiri dari 16 perusahaan selama periode 1990-1997. Hasil penelitian Natarsyah 2000 membuktikan faktor fundamental yang berasal dari informasi laporan keuangan secara bersama- sama mempunyai pengaruh yang signifikan pada peta. Sedangkan secara parsial ROA, rasio utang terhadap modal, dan nilai buku saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta. Hasil yang berbeda pada penelitian yang lain dilakukan oleh Brooks dan Shoong 2002 yang menganalisis perubahan risiko sistematis akibat krisis moneter di Kuala Lumpur Stock Exchange. Mereka mereview kebijakan kontrol terhadap nilai tukar ringgit terhadap dollar US dan kontrol terhadap lalu llintas uang di Malaysia terhadap nilai beta. Mereka membandingkan nilai beta pada periode krisis moneter dan setelah adanya kebijakan kontrol ringgit. Hasilnya menunjukkan nilai rata-rata beta setelah kebijakan kontrol nilai tukar ringgit lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata beta pada periode krisis moneter. Dasar-dasar yang telah dipaparkan diatas maka laporan keuangan sebagai refleksi tingkat kesehatannya yang akan memberikan informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi kepada investor, kreditur dan investor potensial. Kemudian berdasarkan kepentingan serta pentingnya Bursa Efek Indonesia BEI dalam peningkatan perekonomian Indonesia, yang lebih spesifik terhadap tingkat return, likuiditas dan risiko atas tingkat kinerja keuangan perusahaan, maka penulis ingin mencoba menganalisis lebih dalam tentang pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap return saham. Mempelajari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan hasil, maka penulis ingin mencoba melakukan penelitian kembali dalam bentuk skripsi, yang terdapat perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang bertujuan mencari pengaruh antara risiko sistematis dan likuiditas saham terhadap tingkat pengembalian saham dengan metode jalur sehingga dapat memberikan analisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada pengaruh antara variable bebas dan variable terikat. Pemilihan perusahaan yang merupakan objek penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada LQ-45 di Bursa Efek Indonesia BEI, pemilihan objek penelitian ini disesuaikan dengan konsenterasi jurusan manajemen yang ditempuh oleh penulis sehingga diharapkan mampu memberikan sumbangan pada ilmu pengetahuan dibidang manajemen keuangan, maka penelitian ini berjudul: ” Analisis pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap ekspektasi pengembalian 14 saham LQ-45 di bursa efek indonesia periode 2004-2008 dengan menggunakan Path Analyze”

B. Perumusan Masalah