Latar Belakang Pelaksanaan Perdagangan Alat-Alat Berat Dan Mekanisme Pembayaran Pada PT United Tractors, Tbk

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bisnis alat-alat berat di Indonesia sejak tiga tahun terakhir ini kembali bergairah sejalan dengan makin bergairahnya pasar dalam negeri sebagai dampak dari makin meningkatnya permintaan akan alat-alat berat oleh sektor pertambangan, agroindustri, dan sektor konstruksi. Untuk sektor pertambangan, dipicu oleh pertumbuhan produksi pertambangan batubara, untuk sektor agroindustri dipicu oleh sub-sektor perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit, sedangkan untuk sektor konstruksi sebagai akibat dari meningkatnya kegiatan pembangunan di sub-sektor infrastruktur. Menurut perkiraan pemerintah, setiap tahunnya Indonesia membutuhkan sekitar 15.000 unit alat-alat berat dari berbagai jenis yang sebagian masih harus diimpor karena produsen lokal baru mampu memenuhi sekitar 65 -nya saja. Oleh karena itu, sampai dengan akhir tahun 2008 ini, pemerintah masih mengijinkan impor alat-alat berat bekas. 1 Pada PT United Tractors, Tbk., terjadinya peningkatan penjualan di seluruh sektor pengguna alat berat di Indonesia, antara lain pada sektor perkebunan, ledakan permintaan dipicu oleh meroketnya harga minyak kelapa sawit crude palm oilCPOyang mendorong pelanggan di sektor ini memperluas area perkebunan. Pada sektor pertambangan, pelanggan berlomba melakukan ekspansi operasi akibat tingginya kebutuhan komoditi tambang. Di sektor kehutanan industri, alat berat mengalami peningkatan permintaan untuk 1 cic.co.idcicwp-contentthemesatahualpaPDFALATBER.pdf Universitas Sumatera Utara pengolahan Hutan Tanaman Industri HTI guna memenuhi peningkatan kebutuhan industri bubur kertas. 2 Metty memperkirakan, UNTR berpeluang menjual alat berat 3.000 unit pada tahun ini. Tahun lalu, United Tractors menjual alat berat sebanyak 4.345 unit. 3 Namun, tanda kejatuhan permintaan alat berat sudah terlihat sejak awal 2009. Pada Februari lalu, penjualan alat berat domestik turun 53 dari 885 unit pada Januari menjadi 417 unit. “Itu karena harga komoditas primer pertanian turun dan proyek konstruksi tertunda,” kata Pratjojo Dewo, Ketua Umum Hinapi Himpunan Industri Alat Berat Indonesia, kemarin 74. Bahkan, Chanty Triharso, Direktur Industri Mesin Direktorat Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian Depperin melihat penurunan pasar alat berat domestik sudah terasa sejak akhir kuartal IV-2008 lalu. 4 Meskipun belakangan ini perdagangan alat berat menurun, akan tetapi perdagangan alat berat pernah mengalami perkembangan pesat sepanjang tahun 2007, sehingga mencatat penjualan terbesar alat berat baik dari sisi jumlah maupun nilai penjualan sepanjang sejarah berdirinya UT di Indonesia, yakni total nilai penjualan bersih mencapai angka Rp 8,7 triliun setelah eliminasi. 5 Dari segi perdagangannya, penjualan alat berat dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi bagi perusahaan yang menjualnya, karena harga alat berat itu sendiri bernilai tinggi. Pendapatan income itu pastinya dinikmati 2 Artikel dari homepage PT United Tractors, Tbk., http:www.unitedtractors.com 3 Kontan-Online.com, Rabu, 04 November 2009 | 07:42, http:www.kontan.co.idindex.phpinvestasinews24461United-Tractors-Tak-Hanya-Lihai- Berjualan-Traktor 4 Kontan-Online; Rabu, 8 April 2009 | 10:42, http:www.kontan.co.idindex.phpBisnisnews11487Perakitan_Alat_Berat_Nasional_Anjlok_T ajam 5 Artikel dari homepage PT United Tractors, Tbk., http:www.unitedtractors.com Universitas Sumatera Utara juga oleh para karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut. Dan oleh karena perdagangan alat berat ini berada dalam ruang lingkup harga yang bernilai tinggi, baik dari sisi penjualan maupun dari sisi pendapatannya, maka ini membuat penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana sebenarnya perdagangan alat berat itu dilakukan dan bagaimana mekanisme pembayaran dalam perdagangan tersebut karena perdagangan tidak akan terlepas dari yang namanya pembayaran. Makanya Penulis ingin membuat suatu catatan mengenai pelaksanaan perdagangan alat-alat berat dan mekanisme pembayarannya, sehingga terciptalah sebuah Skripsi yang membahas tentang kedua hal tersebut.

B. Perumusan Masalah