Mekanisme Pembayaran dalam Perdagangan Nasional dalam Negeri

e. banyak satuan dari masing-masing koli Collie adalah satu peti karung, krat dan lain-lain muatan 5. Packing List Weight List Packing List Weight List, yaitu surat keterangan yang berisi daftar barang yang dikirim beserta dengan jumlah barang tersebut. Dengan demikian, fungsi dokumen-dokumen di atas adalah merupakan bukti tertulis bagi para pihak yang terlibat dalam transaksi perdagangan, yakni penjual, pembeli, dan bank sebagai pihak ketiga dalam transaksi tersebut, yang mana perannya cukup penting dalam pembukaan LC karena lembaga perbankan sebagai ujung tombak terdepan dalam hal pembayaran dan penerimaan dokumen. 147

F. Mekanisme Pembayaran dalam Perdagangan Nasional dalam Negeri

Di dalam dunia perdagangan dan perusahaan, orang menginginkan segala sesuatunya bersifat praktis dan aman, khususnya dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, orang tidak mutlak lagi menggunakan alat pembayaran berupa uang yang diberikan secara nyata feitelijk levering atau secara fisik, tunai, dan langsung, melainkan cukup dengan melalui metode-metode cara- cara yang telah berkembang dalam transaksi perdagangan, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Kegiatan perdagangan yang meliputi transaksi jual-beli barang maupun jasa dapat dilaksanakan dengan baik apabila hubungan pembayarannya dapat diselenggarakan dengan lancar dan terjamin bagi semua pihak. Pembayaran 147 Sentosa S. 2008, Ibid., hal.148 Universitas Sumatera Utara harga barang itu sering disertai dengan syarat-syarat yang pada dasarnya meliputi 3 hal, yaitu cara pembayaran, tempat pembayaran, dan saat pembayaran. 148 1. Sistem Penjualan Adapun cara pembayaran yang lazim dilakukan ialah dengan cara yang tidak langsung atau yang berarti dapat melalui jasa perbankan. 149 Ditinjau dari Sudut Cara Pembayaran a Penjualan Tunai Penjualan tunai adalah penjualan barang atau jasa yang pembayarannya harus dilakukan secara kontantunai. Dalam perdagangan besar, terkadang pembayaran yang dilakukan dalam waktu 10-30 hari dapat dianggap tunai. Di toko-toko yang sistem administrasi atau manajemennya sudah baik, setiap pembelian barang dilakukan dengan memberikan bukti atau bon. Pembayaran dilakukan ke kas kasir yang ada di toko itu dan setelah dibayar, bukti atau bon yang telah dicap lunas digunakan untuk mengambil barangnya. b Penjualan Tidak Tunai Kredit Penjualan tidak tunai adalah penjualan barang atau jasa yang pembayarannya dilakukan kemudian secara sekaligus atau diangsur 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 3 tahun, dst. Pembayaran dilakukan sesuai syarat-syarat yang diberikanyang sudah disepakatiditentukan. Penjualan kredit dapat dilakukan dengan cara angsurancicilan atau ada pula yang sewa beli. 148 H.M.N.Purwosutjipto, Op.Cit., hal.30 149 Soekiyah Nayono, dkk., Op.Cit., hal.40-45 Universitas Sumatera Utara 2. Melakukan Pembayaran 150 a. Dilihat dari WaktuSaat Pemberian Pembayaran Pembayaran untuk barang pesanan dapat dilakukan dengan bermacam- macam, tergantung dari perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. 1 Pembayaran di muka: pembayaran dilakukan bersamaan dengan surat pesanan. 2 Pembayaran tunai: pembayaran dilakukan pada saat pesanan diterima. 3 Pembayaran kredit: pembayaran dilakukan kemudian setelah barang diterima. Biasanya pembayaran dilakukan secara cicilan atau setelah jangka waktu tertentu. b. Dilihat dari Alat yang Dipergunakan untuk Pembayaran 1 Uang kartal tunai 2 Uang giral berupa cek atau bilyet giro 3 Surat-surat berharga lainnya c. Dilihat dari Cara Melakukan Pembayaran 1 Secara langsung, maksudnya pembayaran dilakukan secara langsung dari pembeli atau pemesan kepada penjual 2 Lewat pos, misalnya dengan wesel pos 3 Lewat bank, misalnya dengan cek, wesel, transfer, dan sebagainya Dalam transaksi perdagangan, khususnya perdagangan nasional dalam negeri, para pihak yang terlibat menggunakan berbagai metode pembayaran 150 Ibid., hal.133 Universitas Sumatera Utara sesuai dengan kesepakatan para pihak sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian. Salah satunya adalah pembayaran secara tunai cash payment. Mekanisme pembayaran tunai ini sangat sederhana, yakni pembayaran atas harga barang dilakukan oleh pembeli kepada penjual secara langsung dan tunai pada saat barang diterimanya. Sedangkan, pada bagian ini akan diuraikan mekanisme pembayaran yang lazimnya terjadi dalam transaksi perdagangan nasional, yakni diantaranya adalah dengan menggunakan LC ataupun SKBDN Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri. 1. Mekanisme Perdagangan Menggunakan LC dan SKBDN 151 151 Dalam perdagangan, metode LC dan SKBDN sering menjadi pilihan penjual dan pembeli. Mengapa? Tak lain karena adanya unsur jaminan pembayaran dari bank penerbit LC atau SKBDN itu. Umumnya LC atau SKBDN digunakan untuk membiayai sales contract antara penjual dan pembeli yang belum saling mengenal dengan baik. Dengan LC atau SKBDN, penjual merasa aman dengan adanya janji pembayaran dari bank penerbit LC atau SKBDN issuing bank itu sepanjang penjual dapat menyerahkan dokumen yang sesuai dengan syarat LC atau SKBDN complying presentation. Di lain pihak, pembeli sebagai pihak pemohon LC atau SKBDN juga merasa aman dengan adanya syarat penyerahan dokumen yang telah ditentukan dalam LC atau SKBDN, karena banknya tidak akan melakukan pembayaran sebelum dokumen diterima olehnya. http:www.sectoredwin.net200905mekanisme-perdagangan-menggunakan-lc_03.html Universitas Sumatera Utara LC dan SKBDN diterbitkan oleh bank sebagai pelaksanaan klausul- klausul dalam sales contract yang telah disepakati penjual dan pembeli, yang pada dasarnya terdiri dari 4 faktor utama, yaitu: syarat barang terms of goods, syarat penyerahan barang terms of delivery, syarat pembayaran terms of payment, dan dokumentasi. Sesuai sifatnya, LC atau SKBDN merupakan komitmen dari issuing bank yang terpisah dari sales contract. LC atau SKBDN merupakan salah satu alternatif cara pembayaran dalam transaksi perdagangan yang paling ideal karena risiko penjual dan pembeli dapat dialihkan pada bank. Pada prinsipnya, LC dan SKBDN itu sama. Uraian di atas adalah merupakan persamaan dari LC dan SKBDN itu, sedangkan perbedaan antara keduanya adalah: 1. lokasi penjual dan pembeli LC digunakan untuk transaksi perdagangan yang melibatkan penjual dan pembeli yang berada di negara yang berbeda. Namun, seiring dengan perkembangan transaksi perdagangan, ada juga dikenal dengan sebutan LC lokal. Sedangkan untuk SKBDN, mereka berada di wilayah domestik Indonesia. 2. lalu lintas komoditas yang diperdagangkan Jika barang yang diperdagangkan melewati batas kepabeanan negara lain, maka digunakanlah LC. Jadi, misalnya penjual dan pembeli sama-sama berlokasi di Indonesia, namun barangnya didatangkan dari Jepang, maka yang digunakan adalah LC, bukan SKBDN. SKBDN Universitas Sumatera Utara digunakan jika barangnya asli dari Indonesia atau dari luar negeri namun sudah masuk ke kepabeanan Indonesia. 3. acuan formal Pelaksanaan LC pada umumnya mengacu pada kebiasaan praktik perdagangan yang telah dibakukan oleh International Chamber of Commerce ICC, yaitu Uniform Customs and Practice for Documentary Credit UCPDC. Sedangkan pelaksanaan SKBDN mengacu pada Peraturan Bank Indonesia PBI No.56PBI2003 tanggal 2 Mei 2003 tentang Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri SKBDN. Bagaimanapun, klausul dan teknis yang diatur dalam PBI di atas banyak mengadopsi klausul-klausul dalam UCPDC. Secara konsep, LC merupakan suatu instrumen yang mencoba menjawab kebutuhan dunia usaha akan suatu mekanisme pembayaran dan penjaminan yang berupaya semaksimal mungkin menjaga risiko masing- masing pihak yang terlibat dengan cara menentukan kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam bertransaksi yang lebih aman. 152 Pada dasarnya, mekanisme pembayaran dan penjaminan LC itu sangat sederhana. Konsep LC secara sederhana merupakan pengambilalihan tanggung jawab pembayaran oleh pihak lain bank atas dasar permintaan pihak yang dijamin applicantpembeli untuk melakukan pembayaran kepada pihak penerima jaminan beneficiarypenjual berdasarkan syarat dan kondisi yang ditentukan dan disepakati. 153 152 http:rahmanhakim.com?p=101 153 Ibid. Universitas Sumatera Utara Dalam transaksi perdagangan jual-beli antara penjual dan pembeli, penggunaan LC merupakan cara yang paling aman bagi para pihak, karena adanya kepastian bahwa pembayaran akan dilakukan apabila syarat LC dipenuhi. Namun demikian, cara pembayaran ini biayanya relatif lebih besar dibanding dengan cara pembayaran yang lain. 154 Karena yang akan dibahas adalah mekanisme pembayaran dalam perdagangan nasional, maka LC yang dimaksud adalah LC Lokal 155 Atas LC yang dibuka oleh pembeli, penjual supplier diberi hak untuk menarik wesel sebesar nilai harga barang yang dikirimnya atas nama pembeli. Penjual supplier menyerahkan wesel beserta dokumen- dokumen pengapalan barangnya kepada bank koresponden yang menjadi penerima LC untuk diambil alih. , yakni transaksi LC standard seperti yang sudah biasa dikenal yang merupakan instrumen penjaminan pembayaran dari bank atas transaksi perdagangan dalam negeri yang meliputi pergerakan barang di dalam wilayah pabean negara applicant pembeli yang mengajukan aplikasi LC dan juga beneficiary penjual yang menerima LC. Contoh: Applicant dari Jakarta membeli barang dari beneficiary dari Bandung; barang dikirim dari Bandung ke Jakarta. 156 Pembayaran yang dilakukan atas dasar LC tersebut berarti bank koresponden membayar lebih dahulu atas nama bank pembuka LC, sehingga tampaknya ada unsur kredit. Jangka waktu antara pembayaran yang dilakukan bank penerima LC dengan pembayaran yang dilakukan 154 http:one.indoskripsi.comnode1333 155 rahmanhakim.com?p=71 156 Op.Cit. Universitas Sumatera Utara oleh bank pembuka LC dikenakan sekedar bunga. Karena pembayaran atas dasar LC ini dilakukan berdasarkan dokumen pengapalan barang, maka LC yang dibuka sering disebut documentary letter of credit, yakni pembayaran LC yang dijamin dengan dokumen. 157 Dalam suatu mekanisme LC, terlibat secara langsung beberapa pihak yakni: 158 a. Pembeli buyer atau disebut applicant b. Penjual seller atau disebut beneficiary c. Bank pembuka opening bank atau disebut issuing bank d. Bank penerus atau disebut advising bank e. Bank pembayar atau disebut paying bank f. Bank pengaksep atau disebut accepting bank g. Bank penegosiasi atau disebut negotiating bank h. Bank penjamin atau disebut confirming bank Dalam keadaan yang sederhana, suatu mekanisme LC menyangkut 3 pihak utama yaitu pembeli, penjual, dan bank pembuka. 159 Adapun dasar pembukaan suatu LC adalah perjanjian jual-beli sales contract, maka tentu saja untuk di dalam negeri perjanjian tersebut tunduk pada peraturan-peraturan yang diatur dalam KUH Perdata dan KUH Dagang. Peraturan untuk LC, khusus untuk domestic letter of credit LC dalam negeri, peraturan yang berlaku adalah Himpunan Ketentuan Perdagangan Lalu Lintas Devisa HKPLD yang dikeluarkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 1970 tentang Penyempurnaan 157 Ibid. 158 Ibid. 159 Ibid. Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan Ekspor, Impor, dan Lalu Lintas Devisa, sedangkan peraturan yang bersifat internasional mengenai LC diatur di dalam Uniform Customs and Practice For Documentary Credits. 160 Di samping LC tersebut, ada juga SKBDN yang membantu proses transaksi barang dan jasa dalam bentuk: 161 a. Penyediaan pembiayaan pasca-pengapalan atau pengiriman barang dari produsen kepada distributor atau konsumen. Pembiayaan itu dilaksanakan atas dasar kondisi pembayaran tunai disebut juga negosiasi dokumen SKBDN atau kondisi pembayaran berjangka disebut juga diskonto dokumen SKBDN. b. Jaminan pembayaran SKBDN diterbitkan berdasarkan permintaan pembeli distributor atau konsumen untuk menjamin pembayaran kepada produsen atas dasar kontrak penjualan kedua pihak disebut juga penerbitan SKBDN. c. SKBDN juga memberikan jasa layanan pendukung lain untuk kebutuhan pembayaran dalam transaksi perdagangan domestik nasional dalam bentuk penagihan dokumen SKBDN collection SKBDN atau pengiriman dana transfer dalam negeri ke seluruh penjuru tanah air. Dengan adanya SKBDN, penjual dan pembeli sama-sama untung. Bagi penjual, dapat memperoleh pembayaran financing after shipment segera setelah melakukan pengiriman barang. Dengan demikian, penjual tak harus menunggu pelaksanaan pembayaran oleh pembeli dari luar kota atau 160 H.Abdul Muis 1990, Op.Cit., hal.77 161 Universitas Sumatera Utara luar pulau. Dengan pembayaran yang cepat itu, tentu likuiditas perusahaan akan meningkat dan aktivitas bisnis makin lancar. Bagi pembeli distributor atau konsumen, SKBDN dapat meningkatkan kredibilitas karena pembayaran kepada produsen tidak tertunda. Dalam bisnis, kredibilitas merupakan modal utama. 162 2. Atas dasar syarat pembayaran yang telah disepakati di dalam kontrak, maka pihak pembeli mengajukan permohonan penerbitan LC atau SKBDN kepada bank. Berikut ini alur dan prosedur pelaksanaan LC dan SKBDN, mulai dari penerbitan hingga pembayaran. Mekanismenya, antara lain: 1. Penjual dan pembeli membuat sales contract. Salah satu syarat yang disepakati adalah pembayaran dilaksanakan dengan LC atau SKBDN. 3. Issuing bank selanjutnya menerbitkan LC atau SKBDN atas dasar permintaan pembeli sebagai applicant untuk keuntungan penjual sebagai beneficiary yang disampaikan melalui bank penerus advising bank di tempat penjual. 4. Advising bank menyampaikan asli LC atau SKBDN kepada penjual beneficiary setelah dilakukan verifikasi atau autentikasi terhadap LC atau SKBDN itu. 5. Setelah menerima LC atau SKBDN dari advising bank, beneficiary melakukan pengiriman barang sesuai dengan syarat penyerahan barang terms of delivery yang disepakati di dalam sales contract, serta menyiapkan dokumen yang diminta oleh LC atau SKBDN. 162 Ibid. Universitas Sumatera Utara 6. Beneficiary menyerahkan satu set dokumen yang disyaratkan LC atau SKBDN kepada bank yang ditunjuk atau diberi kuasa nominated bank oleh issuing bank yang disebutkan dalam LC atau SKBDN. 7. Berdasarkan penyerahan dokumen dari beneficiary, nominated bank selanjutnya melakukan pemeriksaan kesesuaian dokumen dengan syarat dan kondisi LC atau SKBDN dan ketentuan yang berlaku. Jika dokumen telah memenuhi syarat complying presentation, maka nominated bank dapat memutuskan bertindak sebagai negotiating bank dengan melakukan pembayaran terlebih dahulu sepanjang LC atau SKBDN mensyaratkan “by negotiation”. 8. Nominated bank meneruskan dokumen kepada issuing bank, terlepas apakah nominated bank telah membayar terlebih dahulu atau belum. Penerusan dokumen ke bank penerbit ini dalam rangka melakukan penagihan akseptasi, pembayaran, atau pembayaran kembali reimbursement dalam hal dokumen telah dinegosiasi. 9. Setelah menerima penerusan dokumen dari nominated bank, issuing bank melakukan pemeriksaan dokumen tersebut apakah memenuhi syarat complying presentation atau tidak. Jika dokumen dinyatakan clean, maka issuing bank wajib melakukan akseptasi, pembayaran, atau reimbursement kepada nominatednegotiating bank. Namun jika terjadi penyimpangan pada dokumen terhadap syarat dan kondisi LC atau SKBDN discrepancy, maka issuing bank tidak wajib melakukan akseptasi, pembayaran, atau reimbursement. Yang dilakukan issuing bank adalah menghubungi applicant sehubungan dengan kondisi dokumen yang Universitas Sumatera Utara discrepant tersebut dan meminta penegasan applicant apakah menerima adanya discrepancy tersebut atau menolak kondisi penyimpangan dokumen. 10. Issuing bank menyerahkan dokumen original kepada applicant setelah ia menyelesaikan kewajiban dana pembayarannya. Selanjutnya, applicant melakukan pengeluaran barang dari maskapai pelayaran dengan memenuhi kewajiban kepabeanan import clearance. Selain kedua hal tersebut di atas, berikut ini ditambahkan uraian mengenai Leasing Sewa Guna Usaha sebagai suatu cara pembayaran yang belakangan dikenal dalam perdagangan nasional dalam negeri. 2. Sewa Guna Usaha Leasing Di Indonesia, leasing baru dikenal melalui Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian RI dengan Nomor KEP-122MKIV21974, Nomor 32MSK21974, dan Nomor 30KpbI1974 tanggal 7 Februari 1974 tentang Perizinan Usaha Leasing. 163 Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang telah disepakati bersama. Pengertian leasing menurut SKB Menkeu dan Menperindag RI adalah: 164 163 http:dahlanforum.wordpress.com20090424leasing-sewa-guna-usaha-pengertian 164 Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia Nomor KEP-122MKIV21974, Nomor 32MSK21974, dan Nomor 30KpbI1974 tanggal 7 Februari 1974 tentang Perizinan Usaha Leasing. Universitas Sumatera Utara Secara umum, leasing artinya Equipment funding, yaitu pembiayaan peralatanbarang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. 165 Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi finance lease maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi operating lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Sedangkan dalam Peraturan Menkeu, definisi sewa guna usaha leasing: 166 Leasing adalah perjanjian antara lessor dan lessee untuk menyewa sesuatu atas barang modal tertentu yang dipilihditentukan oleh lessee. Hak pemilikan barang modal tersebut ada pada lessor sedangkan lessee hanya menggunakan barang modal tersebut berdasarkan pembayaran uang sewa yang telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu. Equipment Leasing Association di London memberikan definisi leasing sebagai berikut: 167 Sewa guna usaha leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi finance lease maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi operating lease untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan SK Menkeu tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha Leasing dirumuskan definisi sewa guna leasing: 168 Rumusan ini adalah rumusan dari aspek ekonomi, sewa guna usaha merupakan kegiatan pembiayaan usaha. Pembiayaan tersebut dilakukan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk menjalankan perusahaan. Caranya ialah dengan sistem sewa guna yang diikat dengan perjanjian 165 Ibid. 166 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84PMK.0122006 tentang Perusahaan Pembiayaan. 167 http:dahlanforum.wordpress.com20090424leasing-sewa-guna-usaha-pengertian 168 Pasal 1 butir a Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 48 Tahun 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha Leasing. Universitas Sumatera Utara tertulis 169 Jika sewa guna telah diikat dengan perjanjian tertulis, maka muncullah aspek hukumnya. Karena sewa guna belum diatur dengan undang-undang, maka perjanjian tertulis mengenai sewa guna merupakan dasar hukum tertulis bagi para pihak. Keharusan dibuat perjanjian tertulis ini ditentukan juga dalam SK Menkeu: “Setiap transaksi sewa guna usaha wajib diikat dalam suatu perjanjian sewa guna usaha lease agreement.” . Oleh karena itu, leasing merupakan perjanjian kontrak antara pihak yang menyewakan lessor dengan pihak yang menyewa asset tertentu lessee. 170 Sewa guna adalah perjanjian dengan mana pihak yang menyewagunakan mengikatkan diri untuk membiayai usaha penyewa guna dalam bentuk penyediaan barang modal selama jangka waktu tertentu dan pihak penyewa guna mengikatkan diri kepada yang menyewagunakan untuk membayar secara berkala harga sewa yang disepakati dengan hak opsi atau tanpa hak opsi. Dilihat dari aspek hukum perjanjian, sewa guna dapat didefinisikan sebagai berikut: 171 Adapun pihak yang terlibat dalam leasing: 172 1. Lesse, yaitu perusahaan pengguna barang Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari lessor 173 169 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hal.144 170 Pasal 8 ayat 1 Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 48 Tahun 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha Leasing. 171 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hal.145 172 Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis-Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia edisi revisi, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2008, hal.105 173 http:indoskripsi.com ; 2. Lessor, yaitu perusahaan lembaga pembiayaan atau penyandang dana; 3. Supplier, yaitu perusahaan penyedia barang; dan juga 4. Perusahaan asuransi. Universitas Sumatera Utara Peristiwa sewa guna adalah perbuatan saling mengikatkan diri berupa penyediaan dan penyerahan barang modal dan pembayaran uang sewa guna secara berkala sebagai imbalan penggunaan barang modal. Peristiwa sewa guna didasari oleh persetujuan antara yang menyewagunakan dan penyewaguna mengenai barang modal, harga, cara pembayaran sewa, dan syarat-syarat lainnya. 174 Ditinjau dari teknis pelaksanaannya, transaksi sewa guna usaha dapat dilaksanakan sebagai berikut: Adapun jenis barang modal yang sering dijadikan objek leasing adalah kendaraan, baik mobil, motor, pesawat terbang, traktor, mesin-mesin yang digunakan untuk suatu proyek bangunan termasuk jalan, mesin fotokopi, kapal, kontraktor, dll dengan harga yang relatif besar. 175 Lessee dilarang me-leasing-kan kembali barang modal yang di-leasing kepada pihak lain, kecuali lessee yang memang bergerak di bidang usaha a. Sewa Guna Usaha Langsung Direct Lease Dalam transaksi ini, lessee belum pernah memiliki barang modal yang menjadi obyek leasing, sehingga atas permintaannya lessor membeli barang modal tersebut. b. Penjualan dan Penyewaan Kembali Sale and Lease Back Dalam transaksi ini, lessee terlebih dahulu menjual barang modal yang sudah dimilikinya kepada lessor dan atas barang modal yang sama kemudian dilakukan kontrak leasing antara lessee pemilik semula dengan lessor pembeli barang modal tersebut. 174 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hal.145 175 Op.Cit. Universitas Sumatera Utara persewaan. Dalam hal lessee memilih untuk memperpanjang jangka waktu perjanjian sewa guna usaha, maka nilai sisa barang modal yang disewagunausahakan digunakan sebagai dasar dalam menetapkan piutang sewa guna usaha. 176 Pada saat berakhirnya masa sewa guna usaha dari transaksi sewa guna usaha dengan hak opsi, lessee dapat melaksanakan opsi yang telah disetujui bersama pada permulaan masa sewa guna usaha. Dalam hal lessee menggunakan hak opsi membeli, maka dasar penyusutannya adalah nilai sisa barang modal. Opsi untuk membeli dilakukan dengan melunasi pembayaran nilai sisa barang modal yang disewa guna usaha. 177 Mekanisme pembayaran dengan leasing dapat dilihat melalui prosedur berikut yang secara garis besar dapat diuraikan, sebagai berikut: Leasing ini ada dua kategori global, yaitu operating lease dan financial lease. Operating lease merupakan suatu proses menyewa suatu barang untuk mendapatkan hanya manfaat barang yang disewanya, sedangkan barangnya itu sendiri tetap merupakan milik pihak pemberi sewa. Financial lease merupakan suatu bentuk sewa dimana kepemilikan barang tersebut berpindah dari pihak pemberi sewa kepada penyewa. Bila dalam masa akhir sewa pihak penyewa tidak dapat melunasi sewanya, barang tersebut tetap merupakan milik pemberi sewa perusahaan leasing. Sedangkan bila pada masa akhir sewa, pihak penyewa dapat melunasi cicilannya maka barang tersebut menjadi milik penyewa. 178 176 Ibid. 177 Ibid. 178 http:dahlanforum.wordpress.com20090424leasing-sewa-guna-usaha-pengertian Universitas Sumatera Utara 1. Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan, mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang dimaksudkan; 2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada lessor disertai dokumen lengkap; 3. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee lama kontrak pembayaran sewa lease, setelah ini maka kontrak lease dapat ditandatangani; 4. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatan yang di-lease dangan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama; 5. Kontrak pembelian peralatan akan ditandatangani lessor dengan supplier peralatan tersebut; 6. Supplier dapat mengirimkan peralatan yang di-lease ke lokasi lessee. Untuk mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian purna jual; 7. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada supplier; 8. Supplier menyerahkan tanda terima yang diterima dari lessee, bukti pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada lessor; 9. Lessor membayar harga peralatan yang di-lease kepada supplier; Universitas Sumatera Utara 10. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease. Pembiayaan melalui leasing merupakan pembiayaan yang sangat sederhana dalam prosedur dan pelaksanaannya dan oleh karena itu leasing yang digunakan sebagai pembayaran alternatif tampak lebih menarik. Sebagai suatu alternatif sumber pembiayaan modal bagi perusahaan- perusahaan, maka leasing didukung oleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut: 179 1. Fleksibel, artinya struktur kontrak dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yaitu besarnya pembayaran atau periode lease dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan kondisi perusahaan. 2. Tidak diperlukan jaminan, karena hak kepemilikan sah atas aktiva yang di-lease serta pengaturan pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan oleh aktiva yang di-lease sudah merupakan jaminan bagi lease itu sendiri. 3. Capital saving, yaitu tidak menyediakan dana yang besar, maksimum hanya menyediakan down payment yang jumlahnya dalam kebiasaan lease tidak terlalu besar. Jadi dalam hal ini bisa dikatakan menjadi suatu penghematan modal bagi lessee, yaitu lessee dapat menggunakan modal yang tersedia untuk keperluan lain. Karena leasing umumnya membiayai 100 barang modal yang dibutuhkan. 4. Cepat dalam pelayanan, artinya secara prosedur leasing lebih sederhana dan relatif lebih cepat dalam realisasi pembiayaan bila 179 Ibid. Universitas Sumatera Utara dibandingkan dengan kredit investasi bank. Jadi tanpa prosedur yang rumit dan hal itu memberikan kemudahan bagi para pengusaha untuk memperoleh mesin-mesin dan peralatan yang mutakhir untuk memungkinkan dibukanya suatu bidang usaha produksi yang baru atau untuk memodernisasi perusahaan. 5. Pembayaran angsuran lease diperlakukan sebagai biaya operasional, artinya pembayaran lease langsung dihitung sebagai biaya dalam penentuan laba-rugi perusahaan. Jadi pembayarannya dihitung dari pendapatan sebelum pajak, bukan dari laba yang terkena pajak. 6. Sebagai pelindung terhadap inflasi, artinya terhindar dari risiko penurunan nilai uang yang disebabkan oleh inflasi, yaitu lessee sampai kapan pun tetap membayar dengan satuan moneter yang lalu terhadap sisa kewajibannya. 7. Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa lease. 8. Adanya kepastian hukum, artinya suatu perjanjian leasing tidak dapat dibatalkan dalam keadaan keuangan umum yang sangat sulit, sehingga dalam keadaan keuangan atau moneter yang sesulit apapun perjanjian leasing tetap berlaku. 9. Terkadang leasing merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan aktiva bagi suatu perusahaan, terutama perusahaan ekonomi lemah, untuk dapat memodernisasi pabriknya. Melalui leasing, perusahaan dapat memperoleh barang-barang modal untuk operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh berbeda jika kita mengajukan kredit kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan Universitas Sumatera Utara yang besar. Bagi perusahaan yang modalnya kurang atau menengah, dengan melakukan perjanjian leasing akan dapat membantu perusahaan dalam menjalankan roda kegiatannya. Setelah jangka waktu leasing selesai, perusahaan dapat membeli barang modal yang bersangkutan. Perusahaan yang memerlukan sebagian barang modal tertentu dalam suatu proses produksi secara tiba-tiba, tetapi tidak mempunyai dana tunai yang cukup, dapat mengadakan perjanjian leasing untuk mengatasinya. Dengan melakukan leasing akan lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana dibanding dengan membeli secara tunai. 180 180 Ibid. Universitas Sumatera Utara BAB IV PELAKSANAAN PERDAGANGAN ALAT-ALAT BERAT DAN MEKANISME PEMBAYARAN PADA PT UNITED TRACTORS, Tbk.

A. Prosedur dalam Melaksanakan Perdagangan Alat-Alat Berat pada PT United Tractors, Tbk.