Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

ketentuan-ketentuan yang ada yang berhubungan dengan perdagangan tersebut. b. Secara Praktis Pembahasan ini dapat membantu para pihak yang terlibat dalam perdagangan alat-alat berat, mahasiswa, serta masyarakat untuk dapat lebih mengerti bagaimana melaksanakan perdagangan alat berat tersebut maupun mekanisme atau cara-cara pembayaran yang dilakukan dalam perdagangan tersebut. Penulisan ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan.

D. Keaslian Penulisan

Judul Skripsi ini adalah mengenai “Pelaksanaan Perdagangan Alat-Alat Berat dan Mekanisme Pembayaran pada PT United Tractors, Tbk. Setelah Penulis melakukan pemeriksaan mengenai judul-judul Skripsi yang ada di perpustakaan yudisium Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara FH USU Medan, maka dapat disampaikan bahwa tidak belum ada seorang pun yang mengambil judul seperti di atas untuk dijadikan judul Skripsinya. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa karya ilmiah Skripsi ini adalah asli yang ditulis oleh Penulis sendiri berdasarkan pencarian materi pembahasan melalui buku-buku yang berkaitan dengan judul, artikel-artikel dari media internet, pengumpulan data, menganalisis data, maupun penelitian di lapangan studi lapangan pada PT United Tractors, Tbk. Medan. Universitas Sumatera Utara

E. Tinjauan Kepustakaan

Judul yang dikemukakan adalah “Pelaksanaan Perdagangan Alat-Alat Berat dan Mekanisme Pembayaran pada PT United Tractors, Tbk.” Perdagangan adalah kegiatan jual-beli barang danatau jasa yang dilakukan secara terus-menerus dengan tujuan pengalihan hak atas barang danatau dengan disertai imbalan atau kompensasi. 6 Dalam zaman yang modern ini, perdagangan adalah pemberian perantaraan kepada produsen dan konsumen untuk menjualkan dan membelikan barang-barang, yang mana memudahkan dan memajukan penjualan dan pembelian. 7 Land mengemukakan: “Het is eene overeenkomst: wat voor de eene partij koop is, is voor de andere verkoop” Oleh karena perdagangan itu merupakan kegiatan jual-beli, maka ada beberapa pendapat mengenai jual-beli, antara lain: 8 Wirjono Prodjodikoro dalam Rancangan Undang-Undang tentang Peraturan Hukum Perjanjian, mengemukakan Majalah Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, nomor-Kongres I, pasal 16, sebagai berikut: “Jual beli suatu barang adalah suatu penyerahan barang oleh penjual kepada pembeli dengan . Artinya: “Hanya ada satu persetujuan, apa yang menjadi persetujuan beli bagi satu pihak, merupakan persetujuan jual bagi pihak lawannya.” 6 Pasal 1 butir 1 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 23MPMKep1998 tentang Lembaga-Lembaga Usaha Perdagangan 7 C.S.T.Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia-Buku Kesatu Hukum Dagang Menurut KUHD dan KUHPer, Jakarta, Sinar Grafika, 1994, hal.1 8 Land, p.2 dalam H.NY.Basrah, Buku ke-III K.U.H.Perdata Tentang Perikatan Jual Beli dan Pembahasan Kasus, Medan, Fakultas Hukun USU, 1981, hal.2 Universitas Sumatera Utara maksud memindahkan hak milik atas barang itu dan dengan syarat pembayaran harga tertentu berupa uang oleh pembeli kepada penjual.” 9 Pertukaran antara kebutuhan dengan uang kita namakan dengan jual beli. Jual beli merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindari, baik oleh setiap individu dengan tujuan pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari yang paling sederhana, hingga setiap badan usaha baik berbentuk badan hukum atau tidak berbentuk badan hukum yang mempergunakan jual beli sebagai sarana untuk “menguasai” dunia. Gunawan Widjaja dan Kartini Muljadi mengatakan: 10 Jual beli membawa dua aspek penting dalam hukum perdata. Pertama adalah kegiatan menjual, yang secara sederhana menunjukkan pada suatu proses atau kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi jumlah harta kekayaan seseorang, pada satu sisi, yang merupakan suatu bentuk kewajiban, prestasi atau utang yang harus dipenuhi. Kedua, kegiatan membeli tersebut melahirkan suatu bentuk tagihan atau hak yang merupakan kebendaan tidak berwujud yang bergerak, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 511 angka 3 KUH Perdata. Jadi, dalam jual beli terjadi dua sisi hukum perdata, yaitu hukum kebendaan dan hukum perikatan secara bersama-sama. 11 Pada sisi hukum kebendaan, jual beli melahirkan hak bagi kedua belah pihak atas tagihan yang berupa penyerahan kebendaan pada satu pihak dan pembayaran harga jual pada pihak lainnya. Sedangkan dari sisi perikatan, jual beli merupakan suatu bentuk perjanjian yang melahirkan kewajiban dalam bentuk penyerahan kebendaan yang dijual oleh penjual dan penyerahan uang oleh pembeli kepada penjual. 12 9 H.NY.Basrah, Ibid., hal.4 10 Gunawan Widjaja dan Kartini Muljadi, Jual Beli, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2003, hal.3 11 Ibid., hal.4 12 Ibid., hal.7 Universitas Sumatera Utara Ketentuan Pasal 1457 KUH Perdata menyatakan: “Jual-beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga barang yang telah dijanjikan” Pembayaran berarti setiap pelaksanaan atau pemenuhan perjanjian secara sukarela, misalnya pembayaran sejumlah uang, melaksanakan pekerjaan oleh seorang buruh, dan sebagainya. Dalam perjanjian jual beli, pembayaran yang harus dilakukan oleh seorang pembeli harus berupa sejumlah uang tertentu, sebab kalau tidak berupa sejumlah uang tertentu, maka perjanjian tersebut bukan merupakan perjanjian jual beli lagi, melainkan merupakan perjanjian jenis lain, misalnya perjanjian tukar menukar, dan sebagainya. 13 Dengan demikian, maka waktu dan tempat pembayaran dapat ditentukan atau diatur oleh para pihak dengan perjanjian, sehingga hal itu dapat menimbulkan cara pembayaran yang dilakukan pada, sebelum, atau sesudah saat terjadinya penyerahan barang, tergantung dari perjanjian para pihak. Cara pembayaran yang dilakukan pada saat terjadinya penyerahan barang dikenal dengan cara pembayaran tunai, sedangkan cara pembayaran yang dilakukan sebelum saat terjadinya penyerahan barang dikenal dengan cara pembayaran kredit. Adapun cara pembayaran yang dilakukan sesudah saat terjadinya penyerahan barang, maka dapat berupa cara pembayaran dengan wesel inkaso atau cara pembayaran dengan Kredit Berdokumen LC. Dan cara pembayaran yang paling sederhana ialah cara pembayaran secara tunai cash payment dan cara demikian sering terjadi dan dilakukan dalam jual beli, 13 Hartono Hadisoeprapto, Kredit Berdokumen Letter of Credit – Cara Pembayaran dalam Jual Beli Perniagaan, Yogyakarta, Liberty, 1991, hal.16 Universitas Sumatera Utara dimana antara penjual dan pembeli terletak pada suatu negara atau tempat yang sama. 14 1. Jenis Penelitian

F. Metode Penelitian