Latar Belakang Analisis Yuridis Pengecualian Penggunaan Mata Uang Rupiah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam lalu lintas perekonomian baik nasional maupun internasional lazimnya uang diartikan sebagai alat pembayaran yang sah. Pada kehidupan sehari-hari, uang merupakan bagian yang integral yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan itu sendiri. Uang adalah sesuatu yang secara umum diterima di dalam pembayaran untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta untuk pembayaran utang-utang. Uang juga sering dipandang sebagai kekayaan yang dimiliki yang dapat digunakan untuk membayar sejumlah tertentu utang dengan kepastian dan tanpa penundaan 1 Perbandingan masyarakat yang masih sederhana dengan masyarakat yang sudah maju. Akan nampak bahwa ada perbedaan antara keduanya. Perbedaan tersebut terlihat juga dalam sifat dan kemajuan perekonomian. Pada permulaan tingkat perekonomian, yaitu di dalam masyarakat yang masih primitif, setiap orang selalu berusaha untuk memproduksikan segala apa yang dibutuhkannya. Dengan kata lain, segala sesuatu yang dihasilkan oleh masing-masing orang itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhannya dengan keluarganya. Pada taraf ini hampir tidak ada orang yang menghasilkan atau memproduksi sesuatu guna memuaskan kebutuhan orang lain, kecuali untuk kebutuhannya dan keluarganya. Namun adalah suatu kenyataan, terutama karena faktor-faktor alam, terdapat suatu jenis barang dalam jumlah relatif besar pada sesuatu tempat, sedang ditempat lain 1 Iswardono, Uang dan Bank Yogjakarta: BPFE, 1999, hlm. 4. Universitas Sumatera Utara 2 hampir tidak dapat diperoleh. Keadaan demikian mungkin pula terjadi karena kecakapan khusus dari pada orang-orang di sesuatu tempat tertentu. 2 Masyarakat umumnya menggunakan uang untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa. Uang menjamin kesediaan masyarakat dalam menukarkan uangnya dengan barang-barang dan jasa-jasa. Sehingga setiap orang puas pada pekerjaannya yang sudah sesuai untuk mendapatkan penghasilan dalam bentuk uang. Pembagian tugas spesialisasi merupakan ciri khas daripada masyarakat modern yang akan meningkatkan produksi, pertukaran dan kesejahteraan masyarakat. 3 Fungsi uang telah berkembang pesat, dari yang semula hanya sebagai alat tukar, kemudian berkembang sehingga memiliki fungsi sebgai ukuran umum dalam menilai sesuatu common measure of value, sebagai aset likuid liquid asset, bahkan dewasa ini fungsi uang telah berkembang dan memiliki fungsi yang lebih kompleks lagi, yaitu sebagai komponen dalam rangka pembentukan harga pasarframework of the market allocative system, faktor penyebab dalam perekonomian a causative factor in the economy, dan faktor pengendali kegiatan ekonomi controller of the economy. 4 Berkaitan dengan fungsi uang tersebut di atas, bagi bangsa Indonesia, mencetak uang bukan sekedar melakukan kegiatan usaha di bidang jasa percetakan belaka. Tetapi, kegiatan itu juga merupakan bagian dari upaya negara 2 M.Manulang, Ekonomi Moneter Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983, hlm.7. 3 Iswardono, Opcit, hlm. 17. 4 Tim Perundang-undangan dan Pengkajian Hukum Direktorat Hukum Bank Indonesia, “Paradigma Baru Dalam Menghadapi Kejahatan Mata Uang Pola Pikir, Pengaturan, dan Penegakan Hukum” Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan, Volume IV, April 2006, hlm. 1. Universitas Sumatera Utara 3 dalam menjaga dan mempertahankan ketahanan nasionalnya. Uang suatu negara bukanlah sekedar alat pembayaran, tetapi juga simbol dari suatu negara yang merdeka dan berdaulat. 5 Para ahli ekonomi dan keuangan sependapat bahwa arus globalisasi ekonomi yang menimbulkan hubungan interdependensi dan integrasi dalam bidang finansial, produksi dan perdagangan telah membawa dampak pada pengelolaan ekonomi Indonesia. Bagi Indonesia yang sistem perekonomiannya bersifat terbuka akan lebih mudah dipengaruhi oleh prinsip-prinsip perekonomian global dan liberalisasi perdagangan tersebut. Karena perekonomian Indonesia akan berhadapan secara langsung dan terbuka lebar dengan perekonomian negara lain, terutama melalui kerjasama ekonomi dengan mitra dagang Indonesia di luar negeri, seperti pada sektor ekspor-impor, investasi, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung, serta pinjam-meminjam. 6 Perkembangan globalisasi yang berlangsung dalam beberapa dasawarsa terakhir telah menyebabkan berbagai perubahan yang fundamental dalam tatanan perekonomian dunia baik sektor keuangan maupun perdagangan. Perubahan tersebut khususnya di bidang perdagangan telah mendorong sebagian besar negara di dunia ini untuk melakukan kebijakan dan praktek perdagangan internasional. Disadari bahwa perdagangan bebas akan membawa manfaat yang lebih besar 5 Disampaikan dalam pidato sambutan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dalam rangka peresmian kawasan Perum Percetakan Uang Negara Perum Peruri. 6 Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi Bandung: Books Terrace Library, 2003, hlm. 2. Universitas Sumatera Utara 4 maka tuntutan untuk liberalisasi perdagangan dunia semakin marak yang dilakukan oleh sejumlah negara. 7 Keunggulan suatu negara dalam memproduksi suatu jenis barang disebabkan faktor alam, maka negara itu disebut mempunyai keunggulan mutlak absolute advantage, sedangkan keunggulan suatu negara dalam memproduksi suatu barang yang lebih murah karena lebih baik dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, modal, dan manajemen maka negara tersebut mempunyai keunggulan dalam perbandinganbiaya comprarative advantagecost. Adakalanya produksi suatu negara belum dapat dikonsumsi seluruhnya di dalam negeri sehingga mendorong negara tersebut untuk menjual kelebihan hasil produksinya ke negara lain, di samping itu, karena pertimbangan faktor produksi comparative cost suatu negara dapat memutuskan untuk mendatangkan membeli suatu jenis barang kebutuhannya dari negara lain. 8 Uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya uang di dalam lalu lintas perekonomian dan pergaulan masyarakat suatu negara oleh karena itu di Indonesia tentang uang ini diatur di dalam Pasal 23 B Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 belum diatur dengan undang-undang tersendiri. Pengaturan lebih lanjut tentang uang ini dimuat di dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3843 sebagaimana telah diubah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- 7 Burhanuddin Abdullah, Kerja Sama Perdagangan Internasional Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007, hlm. 1. 8 Daud S.T.Kobi, Buku Pintar Transaksi Ekspor-Impor Yogyakarta: ANDI, 2011, hlm.1. Universitas Sumatera Utara 5 Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang yang selanjutnya disebut dengan UU BI, bahwa satuan mata uang negara Republik Indonesia adalah Rupiah. Dan sekarang diatur di dalam Pasal 1 angka 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang yang selanjutnya disebut dengan UU Mata Uang. Mata uang Rupiah adalah alat pembayaran yang sah di wilayah negara Republik Indonesia. Dalam fungsinya sebagai alat pembayaran yang sah, maka setiap perbuatan yang menggunakan uang dan mempunyai tujuan pembayaran atau kewajiban yang harus dipenuhi dengan uang jika dilakukan di wilayah negara Republik Indonesia wajib menggunakan uang Rupiah, kecuali ditetapkan secara lain. 9 Keharusan penggunaan mata uang Rupiah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini mengingat mata uang merupakan salah satu simbol kedaulatan negara, yang harus ditegakkan keberadaanya. Penggunaan mata uang Rupiah di wilayah Republik Indonesia berarti penghormatan terhadap kedaulatan Indonesia, sementara penggunaan mata uang asing di wilayah Republik Indonesia dengan mengesampingkan mata uang Rupiah berarti merupakan salah satu tindakan penjajahan terhadap kedaulatan Bangsa Indonesia khususnya di bidang ekonomi yang berpotensi besar untuk menyerang bidang-bidang lain di wilayah Republik Indonesia. 10 9 Marsudi Triatmadja, Sularto, Daniar Rahmawati, Edward O.S. Hiariej, dan Amirullah Setiahadi, “Pengaturan Mata Uang Indonesia”, Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan Volume IV, No.1, April 2006, hlm. 29. 10 Ibid, hlm. 33. Universitas Sumatera Utara 6 Secara khusus di dalam skripsi ini akan dibahas mengenai pengecualian penggunaan mata uang Rupiah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang.

B. Perumusan Masalah