1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam lalu lintas perekonomian baik nasional maupun internasional lazimnya uang diartikan sebagai alat pembayaran yang sah. Pada kehidupan
sehari-hari, uang merupakan bagian yang integral yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan itu sendiri. Uang adalah sesuatu yang secara umum diterima di
dalam pembayaran untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta untuk pembayaran utang-utang. Uang juga sering dipandang sebagai kekayaan yang
dimiliki yang dapat digunakan untuk membayar sejumlah tertentu utang dengan kepastian dan tanpa penundaan
1
Perbandingan masyarakat yang masih sederhana dengan masyarakat yang sudah maju. Akan nampak bahwa ada perbedaan antara keduanya. Perbedaan
tersebut terlihat juga dalam sifat dan kemajuan perekonomian. Pada permulaan tingkat perekonomian, yaitu di dalam masyarakat yang masih primitif, setiap
orang selalu berusaha untuk memproduksikan segala apa yang dibutuhkannya. Dengan kata lain, segala sesuatu yang dihasilkan oleh masing-masing orang itu
ditujukan untuk memenuhi kebutuhannya dengan keluarganya. Pada taraf ini hampir tidak ada orang yang menghasilkan atau memproduksi sesuatu guna
memuaskan kebutuhan orang lain, kecuali untuk kebutuhannya dan keluarganya. Namun adalah suatu kenyataan, terutama karena faktor-faktor alam, terdapat suatu
jenis barang dalam jumlah relatif besar pada sesuatu tempat, sedang ditempat lain
1
Iswardono, Uang dan Bank Yogjakarta: BPFE, 1999, hlm. 4.
Universitas Sumatera Utara
2 hampir tidak dapat diperoleh. Keadaan demikian mungkin pula terjadi karena
kecakapan khusus dari pada orang-orang di sesuatu tempat tertentu.
2
Masyarakat umumnya menggunakan uang untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa. Uang menjamin kesediaan masyarakat dalam menukarkan uangnya
dengan barang-barang dan jasa-jasa. Sehingga setiap orang puas pada pekerjaannya yang sudah sesuai untuk mendapatkan penghasilan dalam bentuk
uang. Pembagian tugas spesialisasi merupakan ciri khas daripada masyarakat modern yang akan meningkatkan produksi, pertukaran dan kesejahteraan
masyarakat.
3
Fungsi uang telah berkembang pesat, dari yang semula hanya sebagai alat tukar, kemudian berkembang sehingga memiliki fungsi sebgai ukuran umum
dalam menilai sesuatu common measure of value, sebagai aset likuid liquid asset, bahkan dewasa ini fungsi uang telah berkembang dan memiliki fungsi yang
lebih kompleks lagi, yaitu sebagai komponen dalam rangka pembentukan harga pasarframework of the market allocative system, faktor penyebab dalam
perekonomian a causative factor in the economy, dan faktor pengendali kegiatan ekonomi controller of the economy.
4
Berkaitan dengan fungsi uang tersebut di atas, bagi bangsa Indonesia, mencetak uang bukan sekedar melakukan kegiatan usaha di bidang jasa
percetakan belaka. Tetapi, kegiatan itu juga merupakan bagian dari upaya negara
2
M.Manulang, Ekonomi Moneter Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983, hlm.7.
3
Iswardono, Opcit, hlm. 17.
4
Tim Perundang-undangan dan Pengkajian Hukum Direktorat Hukum Bank Indonesia, “Paradigma Baru Dalam Menghadapi Kejahatan Mata Uang Pola Pikir, Pengaturan, dan
Penegakan Hukum” Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan, Volume IV, April 2006, hlm. 1.
Universitas Sumatera Utara
3 dalam menjaga dan mempertahankan ketahanan nasionalnya. Uang suatu negara
bukanlah sekedar alat pembayaran, tetapi juga simbol dari suatu negara yang merdeka dan berdaulat.
5
Para ahli ekonomi dan keuangan sependapat bahwa arus globalisasi ekonomi yang menimbulkan hubungan interdependensi dan integrasi dalam
bidang finansial, produksi dan perdagangan telah membawa dampak pada pengelolaan ekonomi Indonesia. Bagi Indonesia yang sistem perekonomiannya
bersifat terbuka akan lebih mudah dipengaruhi oleh prinsip-prinsip perekonomian global dan liberalisasi perdagangan tersebut. Karena perekonomian Indonesia
akan berhadapan secara langsung dan terbuka lebar dengan perekonomian negara lain, terutama melalui kerjasama ekonomi dengan mitra dagang Indonesia di luar
negeri, seperti pada sektor ekspor-impor, investasi, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung, serta pinjam-meminjam.
6
Perkembangan globalisasi yang berlangsung dalam beberapa dasawarsa terakhir telah menyebabkan berbagai perubahan yang fundamental dalam tatanan
perekonomian dunia baik sektor keuangan maupun perdagangan. Perubahan tersebut khususnya di bidang perdagangan telah mendorong sebagian besar negara
di dunia ini untuk melakukan kebijakan dan praktek perdagangan internasional. Disadari bahwa perdagangan bebas akan membawa manfaat yang lebih besar
5
Disampaikan dalam pidato sambutan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dalam rangka peresmian kawasan Perum Percetakan Uang Negara Perum Peruri.
6
Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi Bandung: Books Terrace Library, 2003, hlm. 2.
Universitas Sumatera Utara
4 maka tuntutan untuk liberalisasi perdagangan dunia semakin marak yang
dilakukan oleh sejumlah negara.
7
Keunggulan suatu negara dalam memproduksi suatu jenis barang disebabkan faktor alam, maka negara itu disebut mempunyai keunggulan mutlak
absolute advantage, sedangkan keunggulan suatu negara dalam memproduksi suatu barang yang lebih murah karena lebih baik dalam mengkombinasikan
faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, modal, dan manajemen maka negara tersebut mempunyai keunggulan dalam perbandinganbiaya comprarative
advantagecost. Adakalanya produksi suatu negara belum dapat dikonsumsi seluruhnya di dalam negeri sehingga mendorong negara tersebut untuk menjual
kelebihan hasil produksinya ke negara lain, di samping itu, karena pertimbangan faktor produksi comparative cost suatu negara dapat memutuskan untuk
mendatangkan membeli suatu jenis barang kebutuhannya dari negara lain.
8
Uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya uang di dalam lalu lintas perekonomian dan pergaulan masyarakat suatu negara oleh karena itu di Indonesia
tentang uang ini diatur di dalam Pasal 23 B Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 belum diatur dengan undang-undang tersendiri. Pengaturan
lebih lanjut tentang uang ini dimuat di dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3843 sebagaimana telah diubah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
7
Burhanuddin Abdullah, Kerja Sama Perdagangan Internasional Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007, hlm. 1.
8
Daud S.T.Kobi, Buku Pintar Transaksi Ekspor-Impor Yogyakarta: ANDI, 2011, hlm.1.
Universitas Sumatera Utara
5 Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang
yang selanjutnya disebut dengan UU BI, bahwa satuan mata uang negara Republik Indonesia adalah Rupiah. Dan sekarang diatur di dalam Pasal 1 angka 1
dan 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang yang selanjutnya disebut dengan UU Mata Uang. Mata uang Rupiah adalah alat
pembayaran yang sah di wilayah negara Republik Indonesia. Dalam fungsinya sebagai alat pembayaran yang sah, maka setiap perbuatan yang menggunakan
uang dan mempunyai tujuan pembayaran atau kewajiban yang harus dipenuhi dengan uang jika dilakukan di wilayah negara Republik Indonesia wajib
menggunakan uang Rupiah, kecuali ditetapkan secara lain.
9
Keharusan penggunaan mata uang Rupiah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini mengingat mata uang merupakan salah satu simbol
kedaulatan negara, yang harus ditegakkan keberadaanya. Penggunaan mata uang Rupiah di wilayah Republik Indonesia berarti penghormatan terhadap kedaulatan
Indonesia, sementara penggunaan mata uang asing di wilayah Republik Indonesia dengan mengesampingkan mata uang Rupiah berarti merupakan salah satu
tindakan penjajahan terhadap kedaulatan Bangsa Indonesia khususnya di bidang ekonomi yang berpotensi besar untuk menyerang bidang-bidang lain di wilayah
Republik Indonesia.
10
9
Marsudi Triatmadja, Sularto, Daniar Rahmawati, Edward O.S. Hiariej, dan Amirullah Setiahadi,
“Pengaturan Mata Uang Indonesia”, Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan Volume IV, No.1, April 2006, hlm. 29.
10
Ibid, hlm. 33.
Universitas Sumatera Utara
6 Secara khusus di dalam skripsi ini akan dibahas mengenai pengecualian
penggunaan mata uang Rupiah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang
Mata Uang.
B. Perumusan Masalah