Tinjauan Pustaka Analisis Yuridis Pengecualian Penggunaan Mata Uang Rupiah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang

8 Dan telah dilakukan penelusuran berbagai judul karya ilmiah melalui media internet, dan sepanjang penelusuran yang dilakukan, belum ada penelitian lain yang pernah mengangkat topik tersebut. Skripsi ini disusun berdasarkan pada pengertian-pengertian, teori-teori, dan aturan hukum yang diperoleh melalui referensi media cetak maupun media elektronik. Oleh karena itu, dinyatakan bahwa skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Pustaka

Pasal 1 angka 1 UU Mata Uang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan mata uang adalah uang yang dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut dengan Rupiah. Definisi uang berdasarkan Pasal 1 angka 2 UU Mata Uang adalah alat pembayaran yang sah. Dan Pasal 9 ayat 2 UU Mata Uang menyatakan bahwa Bank Indonesia yang berhak menetapkan bahan baku dari Rupiah dengan mengutamakan produk dalam negeri dengan menjaga mutu, keamanan, dan harga yang bersaing dengan berkoordinasi dengan pemerintah. Berdasarkan hal tersebut bentuk uang secara fisik adalah uang kertas dan uang logam. Yang hanya dapat ditetapkan oleh Bank Indonesia. Uang menurut jenisnya dapat dikelompokkan atau dibagi berdasarkan beberapa hal yaitu berdasarkan bahan atau material yang berupa uang logam dan uang kertas, berdasarkan nilainya berupa uang yang bernilai penuh dan uang yang tidak bernilai penuh, berdasarkan lembaga atau badan pembuatnya berupa uang Universitas Sumatera Utara 9 Kartal dan uang Giral, berdasarkan kawasan atau daerah berlakunya berupa uang domestik dan uang internasional. 11 Definisi Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Pasal 1 angka 4 UU Mata Uang adalah seluruh wilayah teritorial Indonesia, termasuk kapal dan pesawat terbang yang berbendera Republik Indonesia, Kedutaan Republik Indonesia, dan kantor perwakilan Republik Indonesia lainnya di luar negeri. Pasal 21 ayat 2 UU Mata Uang menyatakan pengecualian adalah prinsip yang ada di dalam penggunaan Mata Uang Rupiah. Yang berlaku bagi transaksi tertentu dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, penerimaan atau pemberian hibah dari atau ke luar negeri, transaksi perdagangan internasional, simpanan di bank dalam bentuk valuta asing atau transaksi pembayaran internasional. Pengertian hukum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: 1. Peraturan yang dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yang dianggap berlaku oleh dan untuk orang banyak, misalnya yang disebut negara hukum ialah negara yang dalam segala hal berdasarkan pada hukum. 2. Segala undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat, ilmu pengetahuan atau falsafat. 3. Ketentuan kaidah, patokan mengenai sesuatu peristiwa atau kejadian alam, dan sebagainya; misalnya sesuai dengan hukum bahasa Indonesia; dalam buku ini hukum-hukum ekonomi diuraikan dan diterangkan dengan jelas. 11 Iswardono, Opcit, hlm. 16. Universitas Sumatera Utara 10 4. Keputusan pertimbangan yang ditentukan oleh hakim dalam pengadilan; misal memutuskan hukum, menjatuhkan keputusan; kena hukum, dijatuhi hukuman yang diputuskan oleh hakim. 12 Hukum memuat nilai-nilai moral, seperti keadilan dan kebenaran.Nilai- nilai tersebut harus mampu diwujudkan dalam realitas nyata. Eksistensi hukum diakui apabila nilai-nilai moral yang terkandung dalam hukum tersebut mampu diimplementasikan atau tidak. 13 Penegakan hukum bukanlah semata-mata berarti pelaksanaan perundang- undangan, walaupun di dalam kenyataannya Indonesia kecenderungannya adalah demikian. Selain itu, ada kecenderungan yang kuat untuk mengartikan penegakan hukum sebagai pelaksanaan-pelaksanaan putusan hakim. Perlu diingat, bahwa pendapat-pendapat yang agak sempit tersebut mempunyai kelemahan-kelemahan apabila pelaksanaan perundang-undangan atau keputusan-keputusan hakim tersebut malahan mengganggu kedamaian di dalam pergaulan hidup. 14 Penegakan hukum sebagai sarana untuk mencapai tujuan hukum, maka sudah semestinya seluruh energi dikerahkan agar hukum mampu untuk bekerja mewujudkan nilai-nilai moral dalam hukum. Kegagalan hukum untuk mewujudkan nilai hukum tersebut merupakan ancaman bahaya akan bangkrutnya hukum yang ada. Hukum yang miskin implementasi terhadap nilai-nilai moral akan berjarak serta terisolasi dari masyarakatnya. Keberhasilan penegakan hukum 12 Poerwadarminta, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet VII Jakarta: Balai Pustaka, 1984, hlm. 1031. 13 Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis Yogyakarta: Genta Publishing, 2009, hlm. 7. 14 Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 5. Universitas Sumatera Utara 11 akan menentukan serta menjadi barometer legitimasi hukum di tengah-tengah realitas sosialnya. 15 Pada hakekatnya hukum mengandung ide atau konsep-konsep yang abstrak termasuk ide tentang keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan sosial. Apabila berbicara tentang penegakan hukum, maka pada hakekatnya berbicara tentang penegakan ide-ide serta konsep-konsep yang sebenarnya adalah abstrak tersebut. Dirumuskan secara lain, penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide tersebut menjadi kenyataan. Proses perwujudan ide-ide tersebut merupakan hakekat dari penegakan hukum. 16

F. Metode Penulisan