Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Pola Interaksi
72 yang berlomba-lomba untuk memprovokasi melakukan penghasutan
seseorangmahasiswa yang tidak bergabung di organisasi mana pun untuk memilih calon yang di usung dari masing-masing kedua organisasi ini.
Dan “... organisasi mana pun pasti melakukan penghasutan terhadap teman-teman yang netral ...”.
37
Adapun memprovokasi seseorang dari kedua anggota organisasi ini, sebenarnya di lakukan untuk melatar-belakangi kepentingan kelompok
agar mencapai suatu tujuan atau misi yang diinginkan yaitu sebuah eksistensi. Akan tetapi memprovokasi harus mempunyai kejelasan atau
data-data yang nyata riil, sehingga bisa diterima oleh pihak yang bersangkutan dan bisa diterima oleh mahasiswa atau orang lain yang
merasakan kenyataan tersebut. maka, hal tersebut tidak mengarah kekonflik melainkan hanya wacana yang terjadi. Seperti yang di paparkan
oleh Sekertaris Umum HMI cabang Ciputat: “K’lo untuk mengarah kekonflik, kami tidak pernah. Dan
k’lo moment PEMIRA bukan provokasi yang kami sebut akan tetapi agitasi propaganda yang dilakukan sebagai upaya peng-
edewasaan politik. Adapun, adanya serangan-serangan harus ada data-data yang valid sehingga orang lain bisa menerimanya. Dan
saya pikir, setiap organisasi melakukan itu semua”.
38
Faktor kedua yang terjadi antara anggota organisasi HMI dan PMII bukan hanya untuk kepentingan kelompok saja, akan tetapi ada oknum-
oknum yang ingin menguasai kekuasaan tersebut dan memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Seperti mendapatkan kedudukan dan peran di
37
Wawancara dengan Muh. Syamsul Anwar, Wakil Sekertaris Umum periode 2011-2012 PMII cabang Ciputat, 09 Juni 2011.
38
Wawancara dengan A. Jamharuddin, Sekertaris Umum Periode 2010-2011 HMI Cabang Ciputat, 17 Juni 2011.
73 dalam jurusan, fakultas atau pun universitas yang sebagaimana apabila
calon yang di usungnya menang dan berkuasa maka seseorang yang di balik kemenangan tersebut atau tim suksesnya akan mendapatkan tempat
atau kedudukan yang jelas di dalam kekuasannya. Dan di situlah adanya persaingan antara anggota kedua organisasi ini dalam mendapatkan
kedudukan atau kekuasaan, maka adanya persaingan akan meningkatkan kemampuan dari anggota organisasi tersebut. Seperti yang di ungkapkan
Sekertaris Umum HMI cabang Ciputat: “Manusia pada dasarnya mempunyai keinginan untuk
pengakuan di lingkungannya. Persaingan tersebut harus jurdil dan bagaimana persaingan itu membangun komitmen untuk mewujud-
kan organisasi yang lebih maju dan menjaga etos persaingan itu sendiri”.
39
Karena faktor tersebutlah adanya provokasi untuk kepentingan kelompok dan kepentingan pribadi di dalam mendapatkan kedudukan atau
kekuasaan untuk mempertahankan eksistensi dan adu gengsi. Setidaknya dalam pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa BEM di tingkat
UIN, selalu dimenangi kader PMII atau HMI.
3. Mengkrekrut kader
Faktor ini merupakan keinginan seseorang untuk berprilaku sama dengan orang lain dan cenderung lebih mengidolakan seseorang yang
mempuyai kemampuan. Seperti yang terjadi di antara anggota organisasi HMI dan PMII, para kader atau anggotanya memiliki suatu keinginan
untuk menonjolkan eksistensi dirinya di dalam perkuliahan kelas supaya
39
Wawancara dengan A. Jamharuddin, Sekertaris Umum Periode 2010-2011 HMI Cabang Ciputat, 17 Juni 2011.
74 menjadi panutan atau menjadi sorotan dari teman-teman kelasnya sehingga
menjadi idola. Atau pun, menyuarakan pendapat pada saat seminar, dialog publik dan aksi kebijakan rektor atau pemerintahan. Adapun hasil
wawancara mengenai perbedaan pendapat yang terjadi pada saat berdialog ialah “... hal yang terbiasa menurutnya di dalam organisasi selama masih
menjunjung aturan yang berlaku ...”
40
, dan apabila berdebat itu semakin ramai maka “... mempertahankan kepentingan organisasi dan diselesaikan
secara dewasa ...”.
41
Dan kesempatan berpendapat tersebut terkadang menjadi senjata ampuh untuk menarik seseorang untuk bergabung di dalam organisasi. Di
samping itu juga, dari pengamatan observasi yang peneliti temukan terhadap organisasi HMI cabang Ciputat ialah seseorang yang bergabung
di dalamnya karena melihat kajiannya dan intelektualisme atau pemikiran yang modern tentang keIndonesiaan dan keIslaman sehingga kebanyakan
berlatar-belakang lulusan SMA, dan Pon-Pes modern. Sedangkan seseorang yang bergabung di dalam organisasi PMII cabang Ciputat ialah
ahlussunnah wal jama’ah yang mengikuti sunnah-sunnah rasul dan seseorang yang bergabung di dalamnya dikarenakan faktor kebersamaan
dan intelektualisme atau pemikiran yang terdahulu tradisional dan kekinian, sehingga kebanyakan berlatar-belakang kaum santri, MAN dan
ada juga dari SMA.
40
Wawancara dengan Rafiqurrahman, Departemen Kaderisasi Periode 2011-2012 PMII Cabang Ciputat, 21 Juni 2011.
41
Wawancara dengan Mustar, Pengembangan Anggota Periode 2010-2011 HMI Cabang Ciputat, 29 Juni 2011.
75 Oleh sebab itu, faktor tersebut melihat pada latarbelakang sekolah
dahulu dan faktor ideologi organisasi. Maka, kedua organisasi tersebut mencetak kader-kader yang mengkritisi dari setiap permasalahan yang ada
dan menjadi penerus bangsa yang memiliki intelektualitas yang tinggi.
4. Memainkan peran dalam moment dan situasi
Proses ini di dalam anggota organisasi sering terjadi, apabila seseorang atau kelompok terkena musibah seperti bencana alam dan
melakukan aksi terhadap kebijakan pemerintah atau pun kebijakan rektorat yang tidak bisa diterima oleh masyarakat dan mahasiswa. Oleh karena itu,
“... selama memiliki tujuan dan kepentingan bersama maka organisasi HMI dan PMII memungkinkan untuk bersatu selama itu baik demi hak-
hak kemaslahatan umat bersama ...”.
42
Dan hal tersebut karena moment dan situasi yang membuat kedua organisasi ini bersatu. Adapun ungkapan
dari informan PMII yaitu Mabincab Majelis Pembina Cabang: “Walaupun kita sering berkejolak dengan organisasi HMI
dan organisasi lain, akan tetapi kita tidak selamanya bermusuhan. Tergantung pada moment dan situasi dan apabila kami bersatu
dengan organisasi lain, itu karena kepentingan bersama, seperti membela hak-hak masyarakat”.
43
Proses ini lebih cenderung kerja sama dan tidak selamanya berjalan dengan semestinya atau kesempurnaan yang diinginkan kedua belah-
pihak, salah satunya selalu saja ada rasa ingin menonjolkan eksistensi organisasinya dan tentu saja membuat organisasi yang melakukan kerja
42
Wawancara dengan M. Fathul Arif, Ketua Umum Periode 2010-2011 HMI Cabang Ciputat, 29 Juni 2011.
43
Wawancara dengan Imron Rosyadi, Mabincab Majelis Pembina Cabang PMII Cabang Ciputat, 09 Juni 2011.
76 sama dengannya merasa tidak nyaman dan melanggar kesepakatan. Seperti
yang terjadi pada FISIP saat OAK tahun 2011 di dalam buletin Institut News, adapun ungkapan Bara sebagai ketua Bem-FISIP segaligus anggota
HMI mengatakan: “Meskipun berbeda background, semua anggota organisasi
adalah panitia OAK yang harus menjalankan tugas dengan penuh tanggung-jawab. Dan untuk urusan perbedaan partai atau visi dan
misi itu urusan diluar OAK ini”.
44
Dan adapun Abdul Yasir sebagai Sekertaris Umum Sekum Jurusan Sosiologi segaligus anggota PMII menambahkan:
“Perbedaan background partai menjadi salah satu penghambat kinerja Bem-F dan Bem-J. Jangankan permasalahan
tersebut, di dalam kelas saja yang berbeda partai bisa diem-dieman, maka di situlah terjadinya komunikasi yang kurang baik dan terjadi
penghambatan kualitas kinerja dari Bem dan panitia OAK ini”.
45
Oleh sebab itu, faktor terjadinya simpati ini melalui peran seorang anggota organisasi yang memainkan peranannya untuk sebuah moment
dan situasi bila bekerjasama atau bergabungnya dua organisasi atau lebih dalam sebuah eksistensitas diriya dan organisasinya. Maka, hal tersebut
mengakibatkan kerugian bagi organisasi lain bila kemungkinkan untuk bergabung di dalam kepanitiaan. Dan untuk mensiasati hal tersebut dalam
perbedaan background kedua organisasi ini ialah setiap orang harus bersikap profesional dalam menjalankan roda kepanitiaan. Inilah beberapa
faktor yang mengakibatkan anggota organisasi HMI dan organisasi PMII tidak dapat berinteraksi dengan baik.
44
April dan Ayu, “Harmonisasi Partai dalam Struktur OAK,” Lembaga Pers Mahasiswa Institut, September 2011 : h. 4.
45
Ibid.
77