50 Dengan demikian, kebanyakan mahasiswa yang bergabung di PMII
cabang Ciputat ialah orang-orang yang berlatar belakang NU atau keluarga NU dan juga orang-orang yang dahulunya pesantren. Maka, mahasiswa yang
mengikuti organisasi PMII menjadi kader di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah mahasiswa yang notabenenya dari NU dan asal sekolah atau
lulusan dari pondok pesantren. Adapun data tabel dari asal sekolah anggota organisasi PMII cabang Ciputat dan data anggota di setiap masing-masing
fakultas, yaitu: Tabel. 3
Asal sekolah anggota PMII cabang ciputat angkatan 2005-2011
Asal Sekolah Jenis Kelamin
Orang Persen
L P
Pondok Pesantren 1336
989 2325
42 MAN
768 704
1472 26
SMASTM 930
852 1782
32 Jumlah
3034 2545
5579 100
Sumber: Sekretariat PMII Cabang Ciputat
Tabel. 4 Anggota PMII cabang ciputat dari masing-masing fakultas, angkatan 2005-2011
No Fakultas
Orang Persen
1 Fakultas Ekonomi
495 8.9
2 Fakultas Sains dan Teknologi
467 8.3
3 Fakultas Dakwah
385 7.0
4 Fakultas Ushuluddin
336 6.0
5 Fakultas Adab dan Humainora
376 6.7
6 Fakutas Syariah
628 11.2
7 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
1276 22.9
8 Fakultas Dirasat Islamiyah
215 3.8
9 Fakultas Psikologi
697 12.5
10 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 498
9.0 11 Fakultas Kedokteran
206 3.7
Jumlah 5579
100
Sumber: Sekretariat PMII Cabang Ciputat
51 Melihat data di atas merupakan pengkrekrutan anggota organisasi PMII
cabang Ciputat di masing-masing fakultas, menunjukan tingkat banyaknya anggota PMII masih didominasi fakultas Tarbiyah dengan presentasi 22.9
dikarenakan jumlah mahasiswa fakultas Tarbiyah UIN Jakarta sangat banyak dibandingkan fakultas-fakultas lain tidak beda dengan organisasi HMI yang
memiliki anggotanya paling banyak dari fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Dan basis berikutnya dari PMII selain fakultas Tarbiyah ialah fakultas Psikologi
dengan presentasi 12.5 dan syariah 11.2. Oleh sebab itu, setiap masing-masing organisasi HMI dan organisasi PMII
berjuang untuk kepentingan kelompoknya dan mempertahankan eksistensi di setiap fakultas, berbagai cara dilakukan untuk memenangkan kelompoknya dalam
mendapatkan kekuasaan di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
52
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Pola Interaksi antara Anggota Organisasi HMI dan Organisasi PMII
Mengamati tentang interaksi antara organisasi HMI dan PMII begitu fenomenal, yang merupakan organisasi besar yang bermain di perpolitikan
kampus dan mencetak kader-kader yang berkualitas, salah satunya ialah kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berbagai sudut pandang mengenai ideologi,
tidak luput dengan kelompok atau organisasi ini yang menginginkan pengakuan terhadap lingkungan setempat dan eksistensinya. Oleh sebab itu, berbedanya
ideologi membuat mereka bersaing untuk berkuasa di dalam kampus ini. Organisasi besar ini mempunyai ciri khas tersendiri untuk berlomba-lomba
mencari mahasiswa baru atau mahasiswa lama yang belum bergabung di dalamnya untuk generasi selanjutnya yang bisa meneruskan dan perjuangkan
organisasi tersebut. Dari hasil penelitian yang peneliti dapati melalui wawancara dan observasi
di lapangan, begitu banyak pelajaran yang dapat memberikan inspirasi peneliti dan mahasiswa untuk melihat sejauhmana keadaan dan budaya interaksi sosial
antara anggota kedua organisasi ini di dalam kampus. Apakah kedua organisasi ini selalu bertikai, ternyata ada moment-moment tertentu yang membuat mereka
bertengkar dan ada kalanya mereka bersatu demi kemaslahatan umat bersama. Adapun yang dapat menyebabkan perbedaan antara anggota organisasi tersebut,
ialah:
53 1.
Kerjasama a.
Tolong menolong Manusia pada dasarnya memiliki sifat saling tolong menolong
antarsesama, yang mempunyai kesulitan atau terkena musibah. Di dalam kedua organisasi ini sering sekali bekerjasama untuk membantu
masyarakat secara umum seperti memperjuangkan hak-hak masyarakat terhadap pemerintah dan juga membantu masyarakat yang terkena
musibah seperti bencana alam. Dan bukan hanya isue-isue nasional saja yang memungkinkan organisasi ini bersatu dan bekerjasama, kedua
organisasi ini pun sering mengadakan aksi pada kebijakan rektorat yang merugikan mahasiswa dan juga sering mengadakan kegiatan mahasiswa di
dalam kampus seperti diskusi, seminar dan bahkan pembentukan panitia PROPESA yang sekarang ini bernama OAK Orientasi Akademik dan
Kebangsaan, itupun karena tujuan dan kepentingan yang sama. Seperti yang disampaikan salah satu informan dari KAHMI Keluarga Alumni
HMI, “... Selama memiliki tujuan dan kepentingan yang sama, kami bisa bergabung dengan organisasi lain selama itu baik ...”.
1
Walaupun fakta yang terjadi sesuai dengan kenyataan, secara tidak langsung kedua organisasi ini lebih mementingkan hak-hak untuk
kemaslatan umat bersama, bukan untuk kepentingan kelompok sendiri. Dan tidak selamanya kedua organisasi ini selalu bermusuhan, karena
adanya moment dan situasi yang membuat kedua organisasi ini bersatu.
1
Wawancara dengan Bhakti Sakti, Keluarga Alumni HMI KAHMI, 17 Juni 2011.
54 Seperti yang dijelaskan oleh informan Mabincab Majelis Pembina
Cabang yang merupakan organisasi PMII: “Kita sering berkejolak dengan organisasi HMI dan
organisasi lain, akan tetapi kita tidak selamanya bermusuhan. Tergantung moment dan situasi. Dan apabila kami bersatu dengan
organisasi HMI dan organisasi lain, itu semua karena kepentingan yang sama untuk membela hak-hak masyarakat.”
2
b. Bargaining Perjanjian antara dua organisasi atau lebih
Dalam pembentukan kepanitiaan yang melibatkan kedua organisasi HMI dan PMII ataupun organisasi lain, harus mengadakan suatu perjanjian
antara kedua belah-pihak untuk mengantisipasi yang tidak diinginkan oleh kedua organisasi ini, pada saat menjalankan kegiatan atau acara tersebut.
Seperti yang disampaikan oleh Sekertaris Bidang I PMII Cabang Ciputat: “Dalam pembentukan kepanitiaan, itupun harus ada
kesepakatan untuk kepentingan bersama dan membuat MOU secara bersama-sama pula. Tidak selamanya kami bermusuhan
dengan HMI atau organisasi lain.”
3
Akan tetapi tetap saja yang terjadi dilapangan atau penerapannya jauh berbeda dengan harapan masing-masing organisasi ini. Biasanya
perjanjian itu terjadi pada saat PEMIRA Pemilu Raya kampus dan kegiatan mahasiswa baru OAK yang melibatkan semua organisasi untuk
menjadi struktur kepanitiaan di dalamnya. Adapun yang diungkapkan oleh Sekertaris Umum HMI Cabang Ciputat:
2
Wawancara dengan Imron Rosyadi, Mabincab Majelis Pembina Cabang PMII Cabang Ciputat, 09 Juni 2011.
3
Wawancara dengan Muh. Muzani Zulmaizar, Sekertaris Bidang I Periode 2011-2012 PMII Cabang Ciputat, 23 Juni 2011.
55 “Harus ada komitmen yang dibangun oleh masing-masing
organisasi. Di ranah politik pun kami mengadakan bukan istilahnya perjanjian akan tetapi kesepakatan yang dibangun bersama-sama.”
4
Walaupun pembentukannya melalui kesepakatan atau musyawarah bersama, namun penerapannya ada saja yang tidak mengikuti aturan yang
telah dibuat secara bersama-sama. Adapun observasi mengenai kerjasama antara anggota organisasi HMI dan PMII dalam OAK periode 2011 di
Badan Esekutif Mahasiswa FISIP, sangat terlihat sekali adanya perbedaan itu, walaupun secara struktural Bem-F tidak memperdulikan perbedaan itu,
namun secara personal tetap saja beberapa panitia yang berbeda partai masih enggan untuk bekerjasama.
5
Dan untuk mensiasati kejadian itu harus memiliki sikap profesional di dalam diri kepanitiaan. Seperti yang
diungkapkan oleh
Ahmad Abrori,
Pembantu Dekan
bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di dalam Institut
News lembaga pers mahasiswa, yaitu: “Selain karena kewajiban dari pihak Rektorat, saya juga
merasa kebijakan ini menjadi ajang harmonisasi antar organisasi atau partai. Bagi penyelenggara, yang penting kesolidan dan
apapun background organisasi atau partai yang dimilikinya, selama menjadi panitia OAK harus mengerjakan apa yang harus
dikerjakan. Dalam kegiatan OAK ini, tidak perlu menonjolkan background organisasi atau partai.”
6
4
Wawancara dengan A. Jamharuddin, Sekertaris Umum Periode 2010-2011 HMI Cabang Ciputat, 17 Juni 2011.
5
Pengamatan observasi di dalam OAK Orientasi Akademik dan Kebangsaan, pada 10 September 2011.
6
April dan Ayu, “Harmonisasi Partai dalam Struktur OAK,” Lembaga Pers Mahasiswa Institut, September 2011 : h. 4.