Frasa ” Amal Shaleh ” Doktrin-Doktrin Agama LDII

2. Frasa ” Amal Shaleh ”

Pengalaman yang menggoda warga non- LDII pada saat berinteraksi dengan kader LDII adalah frasa “amal shaleh”. Dalam bahasa percakapan, kita akan mendengarnya dalam contoh sebagai berikut: “Amal shaleh, dampingi si fulan ke ba ndara,” atau “Amal shaleh”, jemput si fulan yang mau menemui pak Aceng di Jakarta,” penggunaan Frasa “amal shaleh” seakan telah menjadi frasa atau identitas yang digunakan oleh para kader LDII. Dan siapaun yang pernah merasakan tentang bagaimana frasa “amal shaleh” menjadi suatu identitas dalam interaksi yang unik di tubuh organisasi LDII. Tidak diketahui pasti, kapan frasa “amal shaleh” itu mulai dipergunakan, apakah setelah menjadi LDII atau malah sejak sejak gerakan ini bernama LEMKARI. Dalam prakteknya , penggunaan frasa “amal shaleh” sudah hampir merata di seluruh ranah organisasi LDII atau oleh alumni Ponpes LDII, baik di Indonesia maupun di beberapa negara di Asia Tenggara lainnya. Frasa “amal shaleh” bukanlah suatu yang harus dipersoalkan, karena dari segi subtan si, frasa” amal shaleh” sama sekali tidak melanggar pakem-pakem ajaran Islam yang lazim. Malah dalam beberapa hal, frasa “amal shaleh” mencerminkan implementasi dari nilai- nilai Islam yang luhur. Frasa “amal shaleh” inilah yang membuat LDII masuk dalam kategori sebagai ormas Islam yang ihsan dari sisi pengamalan ajaran Islam pada tataran organisatoris, yang relatif membedakannya dengan ormas- ormas Islam lainnya. Frasa “amal shaleh” dalam LDII telah menjadi fenomena baru, yang menambah khasanah terminmolog keshalehan, yaitu keshalehan organisasional, selain keshalehan individual dan keshalehan sosial. Menurut Aceng Karimullah di LDII tidak dikenal kata “pembantu” seperti dalam masyarakat umumnya. Mereka memanggil pembantu dengan sebutan “tenaga amal shaleh” atau “tenaga amal shalehan” sebuah terminolog yang menurut mereka, dimaksudkan untuk menghormati penyandang profesi ini.

3. Ibadah Ghairu Mahdha LDII