BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kepuasan Kerja
2.1.1 Pengertian kepuasan kerja
Salah satu sasaran penting manajemen sumber daya manusia dalam suatu organisasi adalah terciptanya kepuasan kerja anggota organisasi yang
kemudian akan meningkatkan prestasi kerja. Kepuasan kerja menjadi masalah yang menarik dan penting karena manfaatnya terbukti besar bagi kepentingan
individu, industri, dan masyarakat. Bagi individu, penelitian tentang sebab- sebab dan sumber-sumber kepuasan kerja memungkinkan timbulnya usaha-
usaha peningkatan kebahagiaan hidup.
Bagi industri, penelitian mengenai kepuasan kerja dilakukan untuk meningkatkan produksi, kinerja, dan pengurangan biaya melalui perbaikan
sikap dan tingkah laku karyawan. Selanjutnya, masyarakat akan menikmati hasil produksi yang maksimum, serta meningkatnya nilai manusia dalam
konteks pekerjaan. Dari penjabaran di atas, maka penting untuk mengetahui
batasan-batasan definisi kepuasan kerja yang banyak dikemukakan oleh para tokoh terkemuka. Diantaranya adalah seperti dibawah ini :
Munandar 2001:350 ”Kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang berkaitan dengan motivasi kerja
”.
Menurut Tiffin dalam Anoraga, 2006:82 ”Kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri,
situasi kerja, kerjasama antar pimpinan, dan sesama karyawan”.
Sedangkan menurut Wexley Yukl dalam Umar, 2004:216 menerangkan Kepuasan kerja adalah Is the way an employee fells about his
or her job”. Ini memiliki pengertian bahwa kepuasan kerja sebagai perasaan
seseorang terhadap pekerjaannya.
Dariyo 2004:76 menerangkan, ”Kepuasan kerja job satisfaction adalah sikap atau perasaan seseorang terhadap suatu pekerjaan. Ini berarti
kepuasan kerja seseorang bergantung bagaimana penilaian persepsi individu yang bersangkutan terhadap pekerjaan itu sendiri, apakah membuat
dirinya puas atau tidak”.
Robbins 2008:99 menjelaskan bahwa ”Kepuasan kerja job satisfaction adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang
merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya”.
Siegel Lane dalam Munandar, 2001:350 menerima batasan yang diberikan oleh Locke, yaitu ”Kepuasan kerja adalah: The appraisal of one’s
job as attaining or allowing the attainment of one’s important job values, providing these values are congruent with or help fulfill one’s basic needs”.
Secara singkat, tenaga kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya.
Levy 2006:288 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai “Pleasurable, positive emotional state resulting from the cognitive appraisal
of ones job or job experiences”. Dapat diartikan kepuasan kerja sebagai suatu
keadaan yang menyenangkan, keadaan emosional yang positif yang dihasilkan dari penilaian terhadap suatu pekerjaan ataupun pengalaman kerja.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa definisi kepuasan kerja tersebut adalah :
Kepuasan kerja adalah sikap dan perasaan seseorang yang positif terhadap pekerjaan yang ia kerjakan yang terjadi karena adanya hubungan
baik antara sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya, situasi kerja, kerjasama antar pimpinan, dan sesama karyawan , yang melahirkan motivasi
dan keadaan emosional yang menyenangkan serta berdampak pada suka atau senangnya seseorang terhadap pekerjaannya tersebut.
2.1.2 Teori kepuasan kerja