Teori kepuasan kerja Kepuasan Kerja

2.1.2 Teori kepuasan kerja

Untuk menjelaskan kepuasan kerja yang dirasakan oleh pekerja dalam sebuah organisasi atau perusahaan, maka para ahli dibidang psikologi industri As ad, Greenberg dan Baron dalam Dariyo, 2004:78 mengungkapkan teori kepuasan kerja, yaitu Teori Keadilan dan Teori Dua Faktor. Berikut ini penjelasan yang dapat dijelaskan : 1. Teori Keadilan Equity Theory Menurut As ad dalam Dariyo, 2004:80 kepuasan kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh terpenuhi atau tidaknya rasa keadilan equity yang diterima dalam kenyataan. Perasaan adil atau tidak adil atas situasi yang dihadapi akan diperoleh melalui perbandingan antara dirinya dan orang lain yang setaraf, sekantor, atau ditempat lain. Elemen teori ini meliputi a Input, b Out put outcomeshasil, c Perbandingan antara orang yang satu dengan yang lainnya comparison person. Lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini : a. Input Yang dimaksud dengan input adalah segala sesuatu yang berharga, yang dirasakan oleh karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaan, misalnya pendidikan, pengalaman, ketrampilan, keahlian, dan jumlah jam kerja. b. Out-comes Hasil Out-comes mengandung pengertian sebagai segala sesuatu yang dirasakan oleh karyawan sebagai hasil dari pekerjaannya. Out- put ini bisa berupa gaji, simbol status, dan kesempatan untuk berprestasi atau kesempatan untuk mengekspresikan diri atau aktualisasi diri. c. Perbandingan dengan orang lain Comparison Person Dengan siapa seseorang membandingkan antara input-output yang dimilikinya. Perbandingan ini dapat dilakukan dengan individu lain dalam satu kantorpekerjaan, atau ditempat lain, tetapi bisa juga dengan dirinya ketika membandingkan antara hasil masa lalu dengan masa kini. Tiap individu akan membandingkan rasio input-output dirinya dengan input-output orang lain. Bila perbandingannya cukup adil, ia akan merasa puas. Akan tetapi, bila perbandingan itu tidak seimbangtidak adil, individu akan merasa tidak puas. 2. Teori Dua Faktor Puas tidaknya dalam bekerja bukan merupakan konsep yang kontinue. Herzberg As ad, Greenberg Baron, serta Bridger, dalam Dariyo, 2004:81 menyatakan bahwa kepuasan kerja seseorang sangat dipengaruhi dua kelompok situasi, yaitu kelompok yang memberikan kepuasan satisfiers dan kelompok yang tidak memberikan kepuasan disatisfiershygient factor. Penjelasan sebagai berikut ini : a. Satisfiers Faktor-faktor yang menjadi sumber kepuasan seseorang dalam bekerja, antara lain prestasi kerja achievement, kerja itu sendiri memberikan kepuasan, tanggung jawab, dan kesempatan promosi. b. Disatisfier Faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya ketidakpuasan seorang individu. Misalnya, administrasi dan kebijakan lembaga, teknik pengawasan supervision technical, gaji, hubungan interpersonal, kondisi kerja, status, dan jaminan perbaikan kerja. Perbaikan kondisi ini misalnya, perbaikan gaji dan kondisi kerja akan mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan karena bukan itu yang menjadi sumber kepuasan kerja. Herzberg mendefinisikan secara rinci teori kebutuhan hierarki dari Abraham Maslow, yaitu 1 kebutuhan fisiologis yang layak dipenuhi dalam suatu pekerjaan, antara lain gaji dan tunjangan- tunjangan kesejahteraan, kesehatan, dan perumahan, 2 kebutuhan rasa aman jaminan kerja, kondisi kerja, asuransi jamsostekjaminan sosial tenaga kerja , 3 kebutuhan sosial teknik pengawasan kerja yang bersifat manusiawi, administrasi dan kebijakan lembaga , 4 kebutuhan harga diri simbol status, hubungan interpersonal atasan dengan bawahan, dan teman kerja , 5 kebutuhan aktualisasi diri prestasi kerja, pertumbuhan tanggung jawab, dan kesempatan promosi . Selanjutnya Munandar 2001:354 menjabarkan juga teori-teori kepuasan kerja sebagai berikut ini : 1. Teori Pertentangan Discrepancy Theory Teori pertentangan dari Locke menyatakan bahwa kepuasan kerja atau ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan dua nilai: 1 Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seorang individu dengan apa yang ia terima, 2 Pentingnya apa yang diinginkan bagi individu. Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah dari kepuasan kerja dari setiap aspek pekerjaan dikalikan dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi individu. Misalnya untuk seorang tenaga kerja, satu aspek dari pekerjaannya misalnya: peluang untuk maju. Menurut Locke, seorang individu akan merasa puas atau tidak puas merupakan suatu yang pribadi tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan antara keinginan dan hasil keluarannya. 2. Model Kepuasan Bidang Bagian Facet Satisfaction Model Lawyer dari kepuasan bidang berkaitan dengan teori keadilan dari Adams. Menurut model Lawyer, orang akan puas dengan bidang tertentu dari pekerjaan mereka misalnya dengan rekan kerja, atasan, gaji jika jumlah dari bidang yang mereka persepsikan harus mereka terima untuk melaksanakan kerja mereka sama dengan jumlah yang mereka persepsikan dari yang secara aktual mereka terima. Misalnya persepsi seorang tenaga kerja terhadap jumlah honorarium yang seharusnya mereka terima berdasarkan unjuk kerjanya dengan persepsinya tentang honorarium yang secara aktual ia terima. Jika individu mempersepsikan jumlah yang mereka terima lebih besar dari pada yang sepatutnya mereka terima, ia akan merasa salah dan tidak adil. Sebaliknya jika ia mempersepsikan bahwa yang ia terima kurang dari sepatutnya ia terima, ia akan merasa tidak puas. 3. Teori Proses Bertentangan Opponent-Process Theory Teori proses bertentangan dari Landy memandang kepuasan kerja dari perspektif yang berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang lain. Teori ini menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan emosional Emotional Equilibrium. Teori proses bertentangan mengasumsikan bahwa kondisi emosional yang ekstrim tidak memberikan kemaslahatan. Kepuasan atau ketidakpuasan kerja dengan emosi yang berhubungan memacu emosional fisiologikal dalam sistem saraf pusat yang membuat aktif emosi yang bertentangan atau berlawanan, meskipun lebih lemah dari emosi yang asli akan terus ada dalam jangka waktu yang lebih lama.

2.1.3 Aspek-aspek kepuasan kerja