Sejarah Perkembangan Televisi Televisi

Menjelang Asian games ke-4 dijakarta pada 1962, soekarno dan kabinet akhirnya yakin akan perlunya televisi, dengan alasan reputasi internasional Indonesia tergantung kepada pekan olah raga yang disiarkan, terutama kejepang yang telah memiliki televisi sejak awal 1950-an. 28 Sejak pemerintah Indonesia membuka TVRI, maka selama 27 tahun penonton televisi hanya dapat menonton satu saluran televisi saja, yaitu TVRI. Pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI yang merupakan televisi swasta pertama di Indonesia, yang kemudian disusul dengan saluran-saluran lain SCTV, Indosiar, ANTV, dan MNCTV. 29 Saat ini sudah pasti banyak kita temukan saluran-saluran televisi di Indonesia seperti METRO TV, TRANSTV, GLOBAL TV, TV ONE dll. Ditambah lagi dengan adanya sambungan satelit dan parabola yang menyajikan TV kabel yang juga memberikan pilihan-pilihan kepada penonton di Indonesia untuk memilih berbagai jenis salurran televisi yang disiarkan dari luar negri.

3. Program Siaran Televisi

Dalam Kamus Besar Indonesia, terbit Departemen Pendidikan dan kebudayaan 1988, program adalah seperti pertunjukan siaran, pegelaran dan sebagainya. 30 28 Muhammad Mufid, M.si, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, Jakarta: Kencana, 2007, Cet. Ke-2, h. 47 29 Morissan M.A., Manajemen Media Penyiaran; Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta: Kencana, 2008, Cet, ke-1, h. 10 30 Depdikbud, Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, cet ke-1, h. 702 Program televisi ialah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian dengan unsur vidio yang ditunjang unsur audio yang secara teknis memenuhi persyaratan layak siar serta telah memenuhi standar estetik dan artistic yang berlaku. 31 Ada Empat yang harus diperhatikan dan menyiapkan program siaran televisi, yakni: 1. Pola siaran. Sebelum penata program menyusun acara siaran, terlebih dahulu harus menyiapkan pola siaran. Programmer akan mengumpulkan terlebih dahulu harus menyiapkan terlebih dahulu referensi-referensi yang diperlukan: kebijakan siaran dari pemimpin stasiun televisi, persoalan sosial budaya yang berkembang ditengah masyarakat, jangkauan siaran, hasil jarak pendapat penonton, pemasok-pemasok program, dan tentunya analisis bahan siaran yang mengacu pada kebijakan umum televisi. 2. Arahan pola siaran. Untuk memoleskan suaru acara siaran dibutuhkan wawasan arahan penyiaran program. Dari arahan itu diharapkan akan memperkuat posisi perusahaan atau instansi pertelevisian bersangkutan. Ada empat pedoman arahan penyiaran televisi, yaitu: a Penyiaran televisi diharapkan dapat menggalang dan menyalurkan pendapat umum yang konstruktif dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. b Dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan kecerdasan kehidupan bangsa. 31 P.C.S. Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Scenario Televisi dan Audio, Jakarta: PT. Grasindo, 1993, Cet. Ke-1, h 9