c. Sikap dapat tertuju kepada suatu objek saja atau sekumpulan objek. Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif atau tidak senang kepada
seseorang, maka orang itu akan mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan sikap yang negatif pula kepada kelompok dimana orang
tersebut yang menjadi obyek sikap tergabung. d. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar. Kalau sesuatu sikap itu
telah terbentuk dan telah merupakan salah satu nilai dalam kehidupan seseorang maka secara relativ sikap itu akan sulit mengalami perubahan,
dan kalau berubah maka prosesnya akan membutuhkan waktu yang agak lama. Tetapi sebaliknya bila sesuatu sikap itu belum begitu mendalam
maka sikap itu menjadi tidak lama bertahan. e. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motif. Ini berarti bahwa
sesuatu sikap terhadap sesuatu obyek tertentu itu akan selalu diikuti adanya perasaan tertentu. apakah perasaan yang bersifat positif atau
senang dan negatif atau tidak senang terhadap obyek tertentu.
26
2. Pembentukan dan Perubahan Sikap
Terbentuknya suatu sikap banyak terpengaruhi oleh lingkungan sosial dan kebudayaan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap, ia akan berkembang manakala
mendapat pengaruh. Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, kelompok,
lembaga, nilai, melalui hubungan antar induvidu, hubungan didalam kelompok,
26
Hanifan, Op,Cit, h. 110-112
komunikasi surat kabar, buku, radio, televisi dan sebagainya, terdapat banyak kemungkinan yang mempengaruhi timbulnya sikap. Lingkungan yang terdekat dalam
kehidupan sehari-hari seperti keluarga banyak memiliki peran penting dalam pembentukan dan perubahan sikap seseorang.
Seperti yang dikemukakan diatas sikap itu terbentuk dalam perkembangan induvidu, karenanya faktor pengalaman mempunyai peranan yang sangat penting.
Disampin itu faktor
induvidu sendiri yang menentukan terbentuknya sikap juga tak kalah pentingnya. Jadi secara garis besarnya ada dua faktor pokok yang yang
mempengaruhi pembentukan perubahan sikap yaitu : a. Faktor individu itu sendiri atau faktor dalam. Bagiamana individu menanggapi
dunia luarnya adalah bersifat selektif. Ini berarti apa yang dating dari luar tidak semuanya begitu saja akan diterima, tetapi induvidu mengadakan seleksi
di mana-mana saja yang akan diterimanya atau ditolak. b. Faktor luar. Yang dimaksud disini adalah keadaan di luar diri, yang
merupakan rangsangan atau stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap. Dalam hal ini dapat berjalan dengan langsung dalam arti adanya hubungan
secara langsung antara induvidu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok, dan secara tidak langsung yaitu dengan perantaraan hasil budaya
manusia itu.
27
Menurut Sarlito Wirawan, sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat macam cara :
27
Ibid, h. 113-114
a. Adopsi. Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang- ulang dan terus menerus lama-kelamaan secara bertahap di serap kedalam
diri induvidu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap. b. Diferensiasi. Dengan berkembangan intelejensi, bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya diangap sejenis sekarang di pandang tersendiri lepas dari jenisnya.
Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula. c. Intergrasi. Pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap, dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.
d. Trauma. Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.
28
Dengan uraian diatas jelaslah bahwa peranan komunikasi di dalam pembentukan sikap cukup penting. Karena walaupun sikap relatif ajeg tetapi
perubahan sikap tetap diharapkan untuk menyesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai bersama. Di dalam penyampaianya komunikasi itu perlunya mengetahui
mengenai Fram of reference atau kerangka acuan pihak lain.
3. Komponen Sikap