sedangkan komponen konatif berhubungan dengan kesediaan atau kesiapan untuk bertindak terhadap objek. Dengan demikian sikap yang ditampilkan seseorang
merupakan hasil dari proses berfikir kognatif merasa afektif dan kecenderungan untuik bertindak konatif sebagai reaksi terhadap suatu objek.
Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwasanya sikap merupakan reaksi seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan didasari pada pengetahuan
akan pikirannya komponen kognitif merasa komponen afektif dan kecenderungan untuk bertindak komponen konatif.
4. Pengertian Toleransi
Ada beberapa pendapat para tokoh yang mengemukakan pengertian toleransi ini. Dengan kamus umum bahasa Indonesia., W.J.S. Poerwadarminta
mengungkapkan bahwa toleransi berasal dari kata “toleran” yakni sikap atau sifat tenggang rasa menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakukan yang lain atau yang bertentangan dengan pendiriannya sendiri.
30
Sahibi Naim dalam bukunya “kerukunan antar umat beragama”, menerangkan bahwa istilah toleransi berasal dari bahasa inggris yaitu; tolerance yang berarti sikap
membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa melakukan
30
W.J.S, Poerwaderminta, Kamus Umum Bahasa Imdonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1982, Cet. Ke-5, h. 1084
persetujuan. Dalam bahasa Arab toleransi biasanya disebut dengan “tasamuh”, yang berarti bersikap membiarkan, murah hati, ramah, lunak dan berhati ringan.
31
Dalam percakapan sehari-hari, disamping kata toleransi, juga dipakai kata tolerer
. Kata ini adalah bahasa Belanda berarti membolehkan, membiarkan ; dengan pengertian membolehkan atau membiarkan yang pada prinsipnya tidak perlu
terjadi. Jadi toleransi mengandung konsensi, artinya pemberian yang hanya didasarkan kepada kemurahan dan kebaikan hati, dan bukan didasarkan kepada hak.
32
Dalam ajaran Islam, sikap dalam hidup beragama, di samping harus yakin dengan agamanya sendiri, juga tidak boleh memaksakan keyakinan itu kepada orang
lain bahkan harus menghargai dan menghormati agama dan keyakinan orang lain. Sikap inilah yang dikembangkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.
Sewaktu beliau di Madinah, ketika Islam berkembang dalam masyarakat yang majemuk.
33
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa toleransi adalah sikap memberikan kebebasan kepada setiap orang yang berbeda baik dalam pendapat,
sudut pandang, agama dan keyakinan tanpa ada rasa benci dan permusuhan atau pertentangan. Namun, perlu adanya suatu pendekatan dengan cara dialog atau
31
Sahibi Naim, Toleransi Dalam Pergaulan Antar Umat Beragama, Jakarta : PT. Gunung Agung,1983, h. 60
32
Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al Munawar, M.A, Fikih Hubungan Antar Agama, Jakarta : Ciputat Press, 2003, Cet. Ke- 2, h. 13
33
Abu Bakar Aceh, Toleransi Nabi Muhammad dan Para Sahabatnya, Solo : Ramadhani, 1984, h. 67
bermusyawarah untuk saling memberikan argumentasi dan informasi tentang apa yang diterima sebagai kebenaran, sehingga tidak menimbulkan konflik. Dan toleransi
terjadi dan berlaku kerena terdapat perbedaan prinsip, dan menghormati perbedaan atau prinsip orang lain itu tanpa mengorbankan prinsip sendiri
5. Dasar dan Landasan Toleransi