Metode Mengukur Kepuasan Pemakai

2. Psikiskesehatan mental pustakawan 3. Kebersihan lingkungan Temperatur Kelembapan Cahaya Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna perpustakaan antara lain sistem layanan, biaya, kemudahan memperoleh informasi, kecepatan memperoleh informasi, pelayanan pemberian informasi, faktor kebijakan, faktor koleksi, faktor pustakawan, faktor pengguna, dan faktor lingkungan.

2.8.4 Metode Mengukur Kepuasan Pemakai

Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik. Terdapat beberapa cara untuk mengukur kepuasan pelanggan. Kotler dalam Surtiawan 2006 : 6 menyebutkan beberapa metode untuk mengukur kepuasan pemakai, antara lain : a. Sistem keluhan dan saran Perpustakaan dapat membuat kotak saran dan menempatkan di tempat yang paling sering dilewati pemakai. Untuk dapat memberikan masukan, tanggapan, keluhan atas segala aktifias dan layanan yang diberikan oleh perpustakaan. b. Survei kepuasan pemakai Banyak metode survey yang digunakan untuk memahami tingkat kepuasan pemakai. Survei tersebut dapat secara kualitatif maupun kuantitatif. Saat ini metode kuantitatif lebih banyak dilakukan karena metode ini cukup familiar dan keakuratannya cukup tinggi. Survei bisa dilakukan oleh internal perpustakaan, atau menyewa konsultan biro jasa yang khusus menangani tentang survei kepuasan pelanggan. c. Ghost Shopping Metode ini dengan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan sebagai pemakai dan harus dijaga identitasnya. Ghost Shoppers yang baik akan mencatat apa saja yang dilihat, dirasakan olehnya dan perilaku, sikap dan tata cara petugas perpustakaan dalam menjalankan profesinya. Universitas Sumatera Utara d. Analisis kehilangan pemakai lost customer analysis Pimpinan perpustakaan dan pustakawan harus jeli melihat perkembangan pengunjung. Dari aktivitas dan statistik harian akan terlihat tingkat pemanfaatan layanan perpustakaan. Pendapat lain dikemukakan oleh Lancaster 1993 : 167 menyatakan bahwa : For each element in the study e.g., availability of librarian, relevance of materials received the students compared their expectations with their perceptions of actual service received, according to the following scale : Much less than I expected – value of 1 unacceptable Less than I expected – value of 2 minimum tolerable About as much as I expected – value of 3 expectedneutral More than I expected – value of 4 deserved Much more than I expected – value of 5 ideal. Pendapat di atas dapat diartikan bahwa untuk setiap bagian bidang studi seperti ketersediaan pustakawan, relevansi bahan pustaka yang tersedia, mahasiswa membandingkan harapan mereka dengan persepsi dari pelayanan yang diterima sesuai dengan skala berikut ini : Sangat kurang dari yang diharapkan- nilai 1tidak dapat diterima Kurang dari yang diharapkan – nilai 2 cukup diterima Kira-kira sesuai dengan yang diharapkan – nilai 3 netral Lebih dari yang diharapkan – nilai 4 layak Sangat lebih dari yang diharapkan – nilai 5 sesuai Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kepuasan pengguna sangat penting dilakukan untuk menciptakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan efektif terutama dalam lingkungan perpustakaan. Oleh karena itu diperlukan beberapa cara untuk mengukur kepuasan pengguna pada perpustakaan yaitu melalui sistem keluhan dan saran, survei kepuasan pemakai, Ghost Shopping, dan analisis kehilangan pemakai lost customer analysis. Pendapat lain dikemukakan oleh Lancaster 1993 : 167 menyatakan sebuah contoh pengukuran kepuasan pada perpustakaan UNISA University of South Africa : “The measure of user satisfaction is the difference between the service expectation and perceived performance. This measure actual performance minus expected performance is derived from the disconformation of expectation model used in costumer satisfaction studies” Universitas Sumatera Utara Awareness of service 1. Source of awareness Subject reference librarian skills 2. Availability 3. Attitude friendliness, courtesy 4. Negotation skills 5. Subject specialisation 6. Knowledge of library’s service, policies prosedures 7. Expectation Subject bibliografi service 8. Relevance of reverences 9. Amount of references 10. Academic level of references 11. Timeliness 12. Expectations Current awareness service 13. Relevance of references 14. Amount of references 15. Academic level of references 16. Currency 17. Expectation Inquiry and advise service 18. Accuracy of information 19. Timeliness 20. Expectation Library collections 21. Reference 22. Research collection 23. Journal collection 24. Expectations of reference work 25. Expectation of research collection 26. Expectation of journal collection Overall service quality 27. Overall performance 28. Expectations of overall performance Factors considered in a questionnaire on user expectations and experiences regarding reference service Pendapat di atas dapat diartikan bahwa ukuran dari kepuasan pengguna adalah perbedaan antara harapan akan layanan dan pelaksanaannya. Ukuran ini pelaksanaan sebenarnya dikurang pelaksanaan yang diharapkan diperoleh dari model ketidaksesuaian harapan yang digunakan dalam menentukan kepuasan pengguna. Universitas Sumatera Utara Kesadaran akan pelayanan 1. Sumber dari kesadaran Kemampuan pustakawan layanan referensi 2. Ketersediaan 3. Sikap bersahabat, ramah 4. Kemampuan bernegosiasi 5. Spesialis subjek 6. Pengetahuan akan layanan perpustakaan, kebijakan dan prosedur 7. Harapan Layanan bibliorafi subjek 8. Relevansi referensi 9. Jumlah referensi 10. Tingkat akademik dari referensi 11. Ketepatan waktu 12. Harapan Kesadaran akan layanan yang mutakhir 13. Relevansi referensi 14. Jumlah referensi 15. Tingkat akademik dari referensi 16. Mutakhir 17. Harapan Layanan pengguna 18. Ketepatan informasi 19. Ketepatan waktu 20. Harapan Koleksi perpustakaan 21. Referensi 22. Koleksi penelitian ilmiah 23. Koleksi jurnal 24. Harapan akan pelaksanaan kerja layanan referensi 25. Harapan akan koleksi penelitian ilmiah 26. Harapan akan koleksi jurnal Universitas Sumatera Utara Kualitas pelayanan 27. Pelaksanaan pekerjaan 28. Harapan akan pelaksanaan pekerjaan Faktor-faktor yang dimasukkan dalam kuesioner didasarkan pada harapan dan pengalaman pengguna yang berkenaan dengan layanan referensi. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data dengan tujuan tertentu. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisa data, salah satu diantaranya adalah metode Deskriptif. Menurut Sugiyono 1999 :142 Metode Deskriptif adalah “Metode yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode deskriptif. Dimana penulis menyajikan data apa adanya.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Propinsi Sumatera Utara, yang berlokasi di Jln. Brigjend Katamso no. 45 K Medan.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah objeksumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Sugiyono 1999:72 mengemukakan bahwa : “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pernyataan di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna yang terdaftar sebagai pengunjung layanan deposit perpustakaan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Propinsi Sumatera Utara yang berjumlah 4.664 orang yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan umum. Universitas Sumatera Utara