111
4.3.3. Hubungan Sarana dan Prasarana Dengan penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Langkat
Berdasarkan hasil penelitian hubungan sarana dan prasarana dengan penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Langkat menunjukkan bahwa
adanya sarana dan prasarana yang lengkap, penerapan SIMPUS dalam kategori baik dan kurang baik masing-masing 6 orang 50,0, sedangkan tersedianya
sarana dan prasarana yang tidak lengkap sebagian besar penerapan SIMPUS juga kurang baik yaitu 10 orang 62,5. Hasil uji statistik Rank Spearman diperoleh
rs
hitung
= 0,125 rs
tabel
=0,377 dan nilai significance p= 0,5260,05, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sarana dan
prasarana dengan penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Langkat tahun 2009. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.15. Hubungan Sarana dan Prasarana Dengan penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Langkat
Penerapan SIMPUS Baik Kurang
Baik Sarana dan Prasarana
f f Jumlah
p
Lengkap Tidak Lengkap
6 6
50,0 37,5
6 10
50,0 62,5
12100 16100
Jumlah 12 42,9 16 57,1 28100
0,526
Universitas Sumatera Utara
112
4.3.4. Hubungan Metode Dengan penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Langkat
Berdasarkan hasil penelitian hubungan metode dengan penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Langkat menunjukkan bahwa dengan metode yang
tepat, penerapan SIMPUS sebagian besar dalam kategori baik yaitu 8 orang 61,5, dengan metode yang tidak tepat sebagian besar penerapan SIMPUS
kurang baik yaitu 11 orang 73,3. Hasil uji statistik Rank Spearman diperoleh rs
hitung
= 0,351 rs
tabel
=0,377 dan nilai significance p=0,0670,05, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara metode dengan
penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Langkat tahun 2009. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.16. Hubungan Metode Dengan penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Langkat
Penerapan SIMPUS Baik Kurang
Baik Metode
f f Jumlah
p
Tepat Tidak Tepat
8 4
61,5 26,7
5 11
38,5 73,3
13100 15100
Jumlah 12 42,9 16 57,1 28100
0,067
Universitas Sumatera Utara
113
BAB 5 PEMBAHASAN
Otonomi daerah dan konsep desentralisasi menyebabkan bergesernya peran Sistem Informasi Manajemen Puskesmas SIMPUS yang kini menjadi ujung
tombak dari Sistem Informasi Kesehatan Nasional SIKNAS, artinya bahwa cikal bakal sistem informasi kesehatan di Indonesia tumbuh dan berkembang mulai dari
level Puskesmas sehingga SIMPUS nantinya benar-benar menjadi sumber data akurat untuk informasi perihal kesehatan di Indonesia. Langkah ini mengubah
fungsi Puskesmas yang sebelumnya merupakan pelaksana aturan pusat dan daerah semata menjadi perumus sistem kesehatan Puskesmas secara mandiri. Upaya ini
intinya bahwa Puskesmas diharapkan melahirkan sistem informasi kesehatan yang berkualitas yaitu sesuai dengan kebutuhannya.
5.1. Hubungan Keterampilan Petugas Pengolah Data dengan Penerapan
SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Langkat
Hubungan
keterampilan petugas pengolah data dengan penerapan SIMPUS
di Puskesmas Kabupaten Langkat menunjukkan bahwa petugas pengolah data yang mempunyai keterampilan dalam kategori terampil maka penerapan SIMPUS
sebagian besar baik, sedangkan keterampilan petugas pengolah data dalam kategori tidak terampil sebagian besar penerapan SIMPUS kurang baik. uji
statistik Rank Spearman menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
Universitas Sumatera Utara