Penilaian Responden Tentang Keterampilan Petugas Pengolah Data Man

98

4.2.2. Penilaian Responden Tentang Keterampilan Petugas Pengolah Data Man

Petugas dinyatakan bekerja terampil yaitu mampu menyelesaikan pengolahan data tepat waktu, data akurat, mampu menerima wewenang dari atasan dalam mengolah data informasi dari lapangan, tidak selalu diberi pengarahan dalam pengolahan data, sedangkan petugas yang tidak terampil adalah kebalikan dari kinerja petugas yang terampil. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 28 responden menunjukkan bahwa pertanyaan yang paling banyak dijawab “ya” yaitu nomor 1 tentang tenaga pengolah data informasi tersedia sesuai dengan kebutuhan 85,7, nomor 3 tentang menunjuk staf yang terampil dan berkompetensi dalam mengolah data 85,7, nomor 7 tentang pelaporan hasil pengolahan data sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan 85,7, nomor 10 tentang mengusulkan ke Dinas Kesehatan peningkatan keterampilan petugas pengolah data dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan 85,7. Pertanyaan yang paling banyak dijawab “tidak” yaitu nomor 2 tentang t enaga pengolah data SP2TP di Puskesmas sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan 60,7, dan nomor 8 tentang jika terjadi keterlambatan dalam pelaporan ke Dinas Kesehatan lebih dari 1 minggu 60,7. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara 99 Tabel 4.3. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Indikator Keterampilan Petugas Pengolah Data di Puskesmas Kabupaten Langkat Tahun 2009 Ya Tidak Total No Indikator Jlh Jlh Jlh 1 Tenaga pengolah data informasi di Puskesmas yang Anda pimpin tersedia sesuai dengan kebutuhan. 24 85,7 4 14,3 28 100 2 Tenaga pengolah data SP2TP di Puskesmas Anda sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan. 11 39,3 17 60,7 28 100 3 Anda menunjuk staf yang terampil dan berkompetensi dalam mengolah data. 24 85,7 4 14,3 28 100 4 Anda mendelegasikan wewenang penuh pada bagian pengolah data dalam mengolah data informasi dari lapangan. 19 67,9 9 32,1 28 100 5 Anda menggunakan memanfaatkan tenaga bidan perawat untuk mengolah data SP2TP. 23 82,1 5 17,9 28 100 6 Anda selalu memberikan petunjuk dan penjelasan pada staf pengolah data SP2TP tentang tata cara pengisian format isian. 19 67,9 9 32,1 28 100 7 Pelaporan hasil pengolahan data sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan. 24 85,7 4 14,3 28 100 8 Jika terjadi keterlambatan dalam pelaporan ke Dinas Kesehatan lebih dari 1 minggu. 11 39,3 17 60,7 28 100 9 Tenaga pengolah data sering menyampaikan keluhan pada anda tentang sulitnya membuat laporan yang sesuai dengan fakta di lapangan. 19 67,9 9 32,1 28 100 10 Anda mengusulkan ke dinas kesehatan peningkatan keterampilan petugas pengolah data dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan. 24 85,7 4 14,3 28 100 Berdasarkan jawaban responden menunjukkan bahwa sebagian besar keterampilan pengolah data di Puskesmas Kabupaten Langkat dalam kategori tidak terampil yaitu 16 orang 57,1, selebihnya dalam kategori terampil yaitu 12 orang 42,9. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara 100 Tabel 4.4. Distribusi Kategori Keterampilan Petugas Pengolah Data di Puskesmas Kabupaten Langkat Tahun 2009 No. Keterampilan Petugas Pengolah Data Jumlah Persentase 1. 2. Terampil Tidak terampil 12 16 42,9 57,1 Jumlah 28 100

4.2.3. Penilaian Responden Tentang Dana Money

Dokumen yang terkait

PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) BERBASIS WEB DI PUSKESMAS PAJANG SURAKARTA Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Berbasis Web Di Puskesmas Pajang Surakarta.

3 22 13

SKRIPSI PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) GizKIA Berbasis Komputer Di Puskesmas Karangdowo Klaten.

0 5 16

HUBUNGAN UNSUR MANAJEMEN DENGAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS Hubungan Unsur Manajemen Dengan Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas di Kabupaten Boyolali.

2 3 13

SKRIPSI Hubungan Unsur Manajemen Dengan Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas di Kabupaten Boyolali.

0 3 16

PENDAHULUAN Hubungan Unsur Manajemen Dengan Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas di Kabupaten Boyolali.

0 2 6

SKRIPSI Hubungan antara Kualitas Informasi dengan Kinerja Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Wilayah Kabupaten Ngawi.

0 5 17

HUBUNGAN ANTARA KEAMANAN DATA DENGAN KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN KARANGANYAR.

1 5 8

HUBUNGAN KUALITAS INFORMASI DENGAN KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) HUBUNGAN KUALITAS INFORMASI DENGAN KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN SLEMAN.

1 4 16

PENDAHULUAN HUBUNGAN KUALITAS INFORMASI DENGAN KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN SLEMAN.

0 1 5

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN puskesmas hubungan

0 2 17