56
4. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
Langkah keempat proses penyusunan perencanaan adalah mengkaji kembali hambatan dan kelemahan program yang telah dilaksanakan. Tujuannya adalah
untuk mencegah atau mewaspadai timbulnya hambatan serupa. 5.
Menyusun rencana kerja operasional RKO Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan tujuan dan target
yang ingin dicapai langkah 1-4. Proses perencanaan yang terakhir adalah menetapkan alternatif kegiatan dan sumber daya pendukung. Langkah ini
dilakukan sebelum proses penyusunan RKO Muninjaya, 2004.
2.3. Landasan Teori
Perkembangan dan perubahan yang cepat dalam segala hal juga terjadi di dunia pelayanan kesehatan dan yang paling pesat perkembangan dan perubahan
tersebut adalah informasi. Hal ini semata-mata disebabkan sektor pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem yang lebih luas dalam masyarakat dan
pemerintahan dalam suatu negara, bahkan lebih jauh lagi sistem yang lebih global. Jaringan sistem pelayanan kesehatan tersebut memerlukan sistem informasi yang
saling mendukung dan terkait sehingga setiap kegiatan dan program kesehatan yang dilaksanakan dan dirasakan oleh masyarakat dapat diketahui, dipahami,
diantisipasi, dan dikelola dengan sebaik-baiknya Adisasmito, 2007. Setiap kegiatan program akan menghasilkan data. Data perlu dicatat,
dianalisis dan dibuat laporan. Data yang disajikan tersebut adalah informasi
Universitas Sumatera Utara
57
tentang pelaksanaan program dan perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas, dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi
pengetahuan bagi semua staf Puskesmas. Paling penting untuk Puskesmas adalah bagaimana memanfaatkan semua jenis data yang sudah dibuat dalam laporan
sebagai masukan input untuk menyusun perencanaan pengembangan program Puskesmas. Dalam proses penerapan sistem informasi kesehatan di Puskesmas,
seorang kepala Puskesmas dipengaruhi oleh berbagai faktor sumberdaya organisasi yaitu manusia man atau keterampilan petugas pengolah data, biaya
money atau dana, bahan-bahan materials atau sarana prasarana, dan metode method dalam penerapan SIMPUS secara efektif dan efisien Muninjaya, 2004.
2.4 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut:
Variabel X Variabel Y
Gambar 2.7. Kerangka Konsep Penelitian Sumberdaya Organisasi:
1. Keterampilan petugas
pengolah data man X
1 _
2. Dana money X
2
3. Sarana prasarana
material X
3
4. Metode method X
4
Perencanaan Kesehatan
PENERAPAN SIMPUS
Universitas Sumatera Utara
58
Berdasarkan kerangka konsep di atas menunjukkan bahwa sumberdaya organisasi meliputi manusia man atau keterampilan petugas pengolah data, biaya
money atau dana, bahan-bahan materials atau sarana prasarana, dan metode method mempunyai hubungan yang berarti signifikan dengan penerapan SIMPUS
di Kabupaten Langkat.
Universitas Sumatera Utara
76
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian explanatory research, yaitu penelitian yang bermaksud untuk menjelaskan mengenai hubungan variabel yang satu dengan
variabel lainnya. Metode ini digunakan untuk melihat, menganalisa dan menggali lebih dalam hubungan variabel X keterampilan petugas pengolah data, dana, sarana
prasarana, dan metode dengan variabel Y penerapan SIMPUS.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di 28 dua puluh delapan Puskesmas di bawah wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat dengan alasan masih rendahnya
kualitas pelayanan kesehatan disebabkan oleh masih lemahnya manajemen kesehatan termasuk sistem informasi kesehatan terutama pada tingkat Puskesmas.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dimulai dengan melakukan penelusuran pustaka, konsultasi, penyusunan proposal, kolokium dan dilanjutkan dengan penelitian
lapangan, pengumpulan data, analisa data serta penyusunan laporan penelitian atau seminar hasil. Penelitian direncanakan berlangsung dari bulan Januari 2009 sampai
Universitas Sumatera Utara