ditambahkan Enzim α-amilase sebanyak 50 ml kemudian diinkubasi selama 30
menit pada suhu 60
o
C. Selanjutnya campuran didinginkan dengan merendam wadah dalam air dingin hingga suhu 30-40°C, untuk menghentikan aktivitas
enzim ditambahkan HCl 0,1 N sampai pH 3,5-4,5. Setelah 30 menit larutan yang diperoleh dinetralkan kembali dengan NaOH 0,1 N sampai pH 7,0. Hasil yang
diperoleh di freeze dryer, kemudian ditentukan Dextrose Equivalent. Maltodekstrin yang diperoleh disimpan pada temperatur kamar dalam wadah
tertutup rapat Bello, et al., 2002; Jufri, dkk., 2004.
3.5.5 Karakteristik Maltodekstrin 3.5.5.1 Rendemen
Pati pisang yang akan dihidrolisa ditimbang beratnya. Kemudian setelah dihidrolisa, ditimbang berat maltodekstrin yang dihasilkan. Besarnya rendemen
dapat dihitung dengan menggunakan rumus Ranganna, 1987:
Rendemen = Berat maltodekstrin x 100 Berat pati pisang
3.5.5.2 Mikroskopik
Maltodekstrin diletakkan diatas gelas objek, diberi air lalu diamati dibawah mikroskop.
3.5.5.3 Organoleptis
Maltodekstrin diamati konsistensi bentuk, warna, bau dan rasa.
Universitas Sumatera Utara
3.5.5.4 Identifikasi
3.5.5.4.1 Uji Fehling
Maltodekstrin sebanyak 0,1 gram ditambahkan air suling 2,5 ml dan ditambahkan 2,5 ml larutan Fehling, kemudian dipanaskan sampai terbentuk
warna merah bata.
3.5.5.4.2 Iodine Test
Maltodekstrin sebanyak 0,1 gram ditambahkan air suling 2,5 ml kemudian dicampur dengan 0,05 ml iodium 0,005 M kemudian diamati perubahan yang
terjadi Ditjen POM, 1979.
3.5.5.4.3 Analisis pH
Maltodekstrin sebanyak 12,5 gram ditambahkan air suling bebas CO
2
sampai volumenya 50 ml, diletakkan di atas stirer sehingga suspensi selalu homogen, kemudian dicelupkan pH meter kedalamnya. Catat pH yang tertera
pada layar.
3.5.5.4.4 Penentuan Dextrose Equivalent
Dilakukan standarisasi faktor Fehling dengan cara : Larutan glukosa standard 1 gram dekstrosa dalam 500 ml air suling sebanyak 50 ml dimasukkan
ke dalam buret. larutan Fehling A sebanyak 12,5 ml dan larutan Fehling B sebanyak 12,5 ml, dicampurkan kedalam erlenmeyer lalu ditambahkan 3 tetes
indikator metilen biru, letakkan erlenmeyer tersebut diletakkan diatas hotplate stirer, kemudian dididihkan selama 2 menit. Setelah itu dititrasi dengan larutan
Universitas Sumatera Utara
glukosa standard sampai warna indikator hilang, lalu dicatat volume titrasi yang terpakai. Dilakukan titrasi sebanyak 6 kali. Kemudian dilakukan penentuan
dextrose equivalent maltodekstrin dengan cara yang sama seperti diatas. larutan maltodekstrin yang digunakan adalah 20 gram maltodekstrin ditambahkan dengan
air suling sampai volumenya 500 ml, lalu disaring. Dilakukan titrasi sebanyak 6 kali Lane dan Eynon, 1923.
Faktor Fehling = volume titran yang terpakai x faktor pengenceran
DE = Faktor Fehling x 100
Faktor pengenceran x Volume titran yang terpakai Shi, et al., 2000
3.5.5.4.5 Analisis Spektrofotometri Inframerah
Maltodekstrin sebanyak 1 mg dicampur dengan 9 mg serbuk KBr anhidrat, dihomogenkan, lalu dimasukkan kedalam plat logam, selanjutnya ditempatkan
diantara kaca transparan untuk diamati spektrumnya.
3.5.5.5 Kadar Air
Maltodekstrin sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Kemudian ditempatkan di dalam oven pada suhu 105
C selama 5 jam. Kemudian didinginkan di dalam eksikator dan ditimbang. Sampel
dipanaskan kembali selama 60 menit, didinginkan di dalam eksikator dan ditimbang. Perlakuan tersebut diulangi sampai diperoleh berat konstan Ditjen
POM,1995.
Universitas Sumatera Utara
Kadar air = Kehilangan berat g x 100 Berat
sampel g
3.5.5.6 Kadar Abu
Maltodekstrin sebanyak 3 gram dimasukkan ke dalam cawan pengabuan yang telah diketahui beratnya, kemudian diletakkan di dalam tanur pengabuan.
Ditanur pada suhu 675 C sampai bebas karbon yaitu abu yang berwarna abu-abu
5 jam. Kemudian didinginkan di dalam eksikator dan ditimbang. Sampel ditanur kembali selama 60 menit, didinginkan di dalam eksikator dan ditimbang.
Perlakuan tersebut diulangi sampai diperoleh berat konstan. Dalam hal ini, sebelum masuk ke dalam tanur, sampel dibakar terlebih dahulu pada pembakaran
gas sampai asapnya habis Ditjen POM, 1995.
Kadar abu = Berat abu g x 100 Berat sampel g
3.5.5.7 Uji
Solubility
Maltodekstrin sebanyak 3 gram ditambahkan 60 ml air suling, dipanaskan di waterbath 60
o
C selama 30 menit dengan pengadukan kontinyu. Kemudian di sentrifuse pada 3000 rpm selama 20 menit. Supernatan yang terbentuk diambil
sebanyak 30 ml lalu dikeringkan di oven 105
o
C. Setelah kering, timbang beratnya sampai didapat berat supernatan konstan Daramola dan Osanyinlusi, 2006.
solubility = Berat endapan kering x 100 Volume supernatan
Universitas Sumatera Utara
3.5.5.8 Uji
Swelling Power
Maltodekstrin sebanyak 0,3 gram ditambahkan 30 ml air suling, dipanaskan di waterbath pada suhu 60
o
C selama 30 menit dengan pengadukan yang kontinyu. Kemudian di sentrifuse pada 2500 rpm selama 15 menit.
Dipisahkan supernatan dan pasta. Ditimbang berat pasta Daramola dan Osanyinlusi, 2006.
swelling power = Berat pasta Berat sampel kering
3.5.5.9 Sudut diam