paling cepat. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti memilih formula ODT4 untuk dievaluasi selanjutnya.
4.3.3 Hasil Penetapan Kadar Zat Berkhasiat tehadap Tablet ODT4
Menurut Ditjen POM 1995, tablet metoklopramida mengandung metoklopramida HCl setara tidak kurang dari 90 dan tidak lebih dari 110
dari jumlah yang tertera pada etiket. Pada lampiran 34 dapat dilihat bahwa ODT4 memenuhi persyaratan kadar
yaitu sebesar 102,06 ± 0,6562.
4.3.4 Hasil Uji Keseragaman Sediaan terhadap Tablet ODT4
Penetapan keseragaman sediaan dilakukan dengan metode keseragaman kandungan dikarenakan ODT yang diformulasi dalam penelitian ini mengandung
bobot zat aktif kurang dari 50 mg atau lebih kecil 50 dari bobot satuan sediaan yakni 10 mg. Hasil uji keseragaman kandungan rata-rata ODT4 diperoleh sebesar
102,93 ± 0,6403 dapat dilihat pada lampiran 35. Berdasarkan Ditjen POM 1995, tablet memenuhi keseragaman
kandungan jika dari 10 tablet yang diperiksa masing-masing berada dalam batas 85 - 115 dan simpangan baku
≤ 6 . Berdasarkan Tabel diatas, semua tablet memenuhi persyaratan keseragaman kandungan.
4.3.5 Hasil Uji Waktu Pembasahan terhadap Tablet ODT4
Waktu pembasahan wetting time merupakan salah satu parameter penting dalam evaluasi ODT. Waktu pembasahan digunakan sebagai indikator hancurnya
Universitas Sumatera Utara
tablet didalam rongga mulut Mishra, et al., 2006. Hasil uji waktu pembasahan tablet ODT4 dapat dilihat pada lampiran 36 yang menunjukkan bahwa semua
formula memenuhi kriteria yang diharapkan sebagai ODT pada penelitian ini, karena waktu pembasahan rata-rata tablet yang diperoleh sekitar 42,095 ± 1,1995
detik 60 detik. Waktu pembasahan berkaitan dengan waktu hancur. Menurut Khinchi, et al. 2010, cepat hancurnya tablet dirongga mulut merupakan
kontribusi dari penggunaan disintegrant dan pembentuk pori-pori. Porositas ini dapat membuat air liur untuk menembus kedalam tablet yang selanjutnya
menyebabkan meningkatnya waktu hancur. Maltodekstrin merupakan modifikasi pati yang digunakan sebagai disintegrant dengan aksi swelling, apabila terkena air
maka akan mengembang akibatnya partikel penyusun tablet akan terdesak dan pecah Bagul, 2006. Dalam penelitian ini digunakan manittol sebagai bahan
pengisi, manittol mempunyai sifat pembentuk pori yang tinggi yang sering digunakan dalam ODT. Sifat ini memudahkan penetrasi air yang cepat melalui
celah-celahpori-pori tablet ke disintegrant, sehingga partikel-partikel disintegrant bekerja dan dengan cepat tercapai waktu hancur yang optimal Khinci, 2010;
Popescu, et al., 2010.
4.3.6 Hasil Uji Waktu Hancur In Vivo