Kandungan Gizi Buah Sirsak Laju Respirasi Buah-Buahan

5 Menurut Radi 1997, penanaman sirsak yang berasal dari biji akan mulai berbuah setelah umur tanaman tersebut mencapai 4-5 tahun, sedangkan untuk tanaman sirsak hasil okulasi atau Sambung pucuk akan mulai berbuah setelah tanaman berumur 2-3 tahun. Setiap satu pohon sirsak akan menghasilkan buah sekitar 20-30 buah. Menurut wang 1988, buah sirsak siap panen pada saat mencapai fase pre- klimakterik. Sedangkan menurut Radi 1997, secara fisiologi, buah sirsak dapat dipanen ketika jarak duri pada permukaan kulit buahnya merenggang, melebar, ujungnya tumpul, tangkai buah menguning, warna buah suram, bila ditepuk seperti berongga, dan tercium bau harum khas dari sirsak tersebut. Namun, buah yang dipanen tersebut haruslah masih keras. Buah dapat dipanen ketika berumur kurang lebih 2.5 bulan sejak bunga muncul.

B. Kandungan Gizi Buah Sirsak

Buah sirsak mengandung banyak serat dan vitamin. Menurut data yang diambil dari PROSEA, tiap butir sirsak mengandung komposisi rata-rata untuk daging buah sebesar 67.5, kulit sebesar 20, biji sebesar 8.5 dan hati atau empulur sebesar 4. Kandungan gula yang didapat pada buah sirsak sendiri mencapai 68 dari total padatan. Sirsak merupakan sumber vitamin B 0.07 mg100 g daging buah dan vitamin C 20 mg100 g daging buah. Selain itu, buah sirsak juga memiliki kandungan kalsium dan phosphor yang tidak terlalu besar. Salah satu ciri khas dari buah ini yang sangat menonjol adalah keharuman dan rasanya yang enakmenarik. Kandungan gizi buah sirsak dan komposisi physiochemical pada daging buah sirsak dan jus dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 dibawah ini. 6 Tabel 1. Kandungan gizi pada setiap 100 gram buah sirsak segar Radi, 1997 Komposisi 1 2 Kelembaban Protein g Lemak g Karbohydrat termasuk serat g Serat g Abu g Calsium mg Phosphor mg Besi mg Natrium mg Kalium mg Vitamin B1 mg Vitamin B2 mg Vitamin C mg Vitamin A SI Kalori cal Bdd bagian yang dapat dimakan 81.7 1.0 0.3 16.3 - - 14.0 27.0 0.6 - - 0.7 - 20.0 10.0 65.0 68.0 83.2 1.0 0.2 15.1 0.6 0.5 14.0 21.0 0.5 8.0 293.0 0.08 0.1 24.0 - 59.0 - Keterangan : 1 = Sumber dari Direktorat Gizi dan Makanan Depkes RI, 2 = Sumber dari Universitas Pertanian Malaysia. Tabel 2. Komposisi physiochemical pada daging buah dan jus Abbo et. al., 2006 Parameter Daging buah jus Kelembaban Lemak Protein Debu Karbohydrat Brix o pH Acidity g citric acid100g 81.5±0.007 0.87±0.002 1.0±0.005 0.8±0.001 16.83±0.012 6.0±0.03 3.7±0.01 0.7±0.003 87.5±0.006 0.05±0.002 0.64±0.005 0.51±0.002 11.3±0.02 15.0±0.04 3.85±0.02 0.02±0.001 7

C. Laju Respirasi Buah-Buahan

Berdasarkan pola respirasinya buah dibedakan menjadi dua kelompok yaitu buah dengan pola respirasi klimakterik dan buah dengan pola respirasi non klimakterik. Pada buah klimakterik terjadi peningkatan laju respirasi pada akhir fase pemasakan, sedangkan pada buah non klimakterik tidak terjadi peningkatan laju respirasi pada akhir fase pemasakan. Untuk membandingkan antara buah dengan pola respirasi klimakterik dan non klimakterik, dapat diketahui dari kegiatan pasca panennya. Buah yang setelah dipetik dapat dilakukan pemeraman untuk mencapai masa kematangannya biasanya digolongkan pada buah dengan pola respirasi klimakterik, sedangkan buah yang setelah pemetikan dapat langsung dikonsumsi biasanya digolongkan pada buah dengan pola respirasi non klimakterik. Dapat dilihat pada tabel dibawah Tabel 1 bahwa buah sirsak tergolong buah dengan pola respirasi klimakterik. Tabel 3. Beberapa contoh buah dengan pola respirasi klimakterik dan non klimakterik selama proses pematangan Biale dan Young, 1981 Resprasi Klimakterik Respirasi Non Klimakterik Nama Umum Nama Latin Nama Umum Nama Latin Appel Apricot Alpokat Cherimoya Gooseberri Jambu biji Keluwih Kesemek Mangga Melon Pisang Pepaya Peach Pear Sirsak Tomat Malus sylvestris Prunus armeniaca Persea americana Annona cherimola Actinidia chinensis Psidium guajava Artocarpus altilis Diospyros kaki Mangifera indica Citrullus lanatus Musa sapientum Carica papaya Prunus persica Pyrus communis Annona muricata Lycopersicon esculentum Blue berry Cashew apple Cherry sweet Cherry sour Ketimun Anggur Grapefruit Jeruk Lemon Nenas Olive Rose apple Strawberry Cherry Tamarillo Vaccinium corymbosum Anacardium occidentale Prunus ovium Prunus cerasus Cucumis sativus Vitis vinifera Citrus paradisi Citrus sinensis Citrus limonia Ananas comosus Olea europea Euginia jambos Fragaria Euginia uniflora Cyphomandra betacea 8 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Brasil et. al., 2002 dan data yang diperoleh dari buku Seri PROSEA, buah sirsak yang telah dipanen akan menujukkan dua buah puncak dari hasil peningkatan laju respirasi puncak peningkatan CO 2 . Puncak dari hasil peningkatan laju respirasi yang pertama terpicu oleh lepasnya buah dari pohonnya yang mengakibatkan peningkatan carboxylate , sedangkan puncak dari hasil peningkatan laju respirasi yang kedua disebabkan adanya proses pematangan buah climacteric riseripening stage in fruit . Pada proses pematangan buah sirsak, ada beberapa hal yang terjadi diantaranya yaitu peningkatan respirasi, produksi ethylen dan terjadinya transpor elektron pada mitokondria. Puncak peningkatan CO 2 yang terjadi pada proses pematangan buah sirsak tersebut yaitu pada hari ke-3 dan hari ke-6 setelah panen. Berikut adalah grafik dari laju respirasi dan etilen buah sirsak Gambar 2. Gambar 2. Grafik laju respirasi dan produksi etilen pada buah sirsak Brasil et al, 2002 Buah sirsak yang telah dipanen akan mulai mengalami proses pematangan pada 3-5 hari setelahnya, dan sisa waktu penyimpanannya hanya 2-3 hari setelah proses pematangan tersebut walaupun didinginkan. Jadi total waktu penyimpanan adalah sekitar 5-8 hari setelah masa panen. PROSEA Pola respirasi yang terjadi pada buah-buahan dan sayuran adalah sebagai berikut: C 6 H 12 O 6 + 6O 2 Æ 6CO 2 + 2H 2 O +674 kal kalori................................... 1 9 Dari persamaan diatas, dapat diketahui bahwa glukosa diperlukan untuk proses respirasi. Glukosa ini diperoleh dari cadangan makanan yang disimpan dalam bentuk buah, umbi, dan lain sebagainya. Besar kecilnya respirasi dapat diukur dengan menentukan jumlah substrat yang hilang, O 2 yang diserap, CO 2 yang dihasilkan, panas yang dihasilkan, dan energi yang timbul Pantastico,1986. Menurut Winarno dan Aman 1981, Respirasi merupakan suatu metabolisme yang membutuhkan O 2 untuk pembakaran senyawa makromolekul seperti karbohidrat, lemak, protein yang menghasilkan CO 2 , air dan sejumlah elektron-elektron. Seperti buah sirsak, buah pepaya juga merupakan buah klimakterik. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Sunanto 2004, laju konsumsi O 2 dan produksi CO 2 rata-rata buah pepaya pada suhu 5 o C adalah 7.58 mlkg-jam dan 8.028 mlkg-jam, pada suhu 10 o C laju konsumsi O 2 dan produksi CO 2 rata- rata adalah 9.3 mlkg-jam dan 99.6 mlkg-jam sedangkan pada suhu ruang 25 o C - 30 o C laju konsumsi O 2 dan produksi CO 2 rata-rata adalah 45.5 mlkg-jam dan 46.25 mlkg-jam. Yanti 2002, menyatakan bahwa buah melon, memiliki laju konsumsi O 2 dan produksi CO 2 rata-rata pada suhu 3 o C sebesar 4.20 mlkg-jam dan 6.73 mlkg-jam, pada suhu 5 o C laju konsumsi O 2 dan produksi CO 2 rata-rata adalah 2.34 mlkg-jam dan 3.87 mlkg-jam, pada suhu 10 o C laju konsumsi O 2 dan produksi CO 2 rata-rata adalah 3.72 mlkg-jam dan 4.15 mlkg-jam, sedangkan pada suhu ruang 25 o C -30 o C laju konsumsi O 2 dan produksi CO 2 rata-rata adalah 26.28 mlkg-jam dan 38.95 mlkg-jam. Menurut Anjarsari 1995, buah manggis pada suhu 10 o C memiliki laju respirasi sebesar 3.689 mlkg-jam untuk konsumsi O 2 dan 4.170 mlkg-jam untuk produksi CO 2 , sedangkan pada suhu 15 o C laju respirasi buah manggis sebesar 4.681 mlkg-jam untuk konsumsi O 2 dan 5.576 mlkg-jam untuk produksi CO 2 . Hasbi 1995, menyatakan bahwa laju respirasi buah rambutan utuh pada suhu 10 o C adalah 15.01 mlkg-jam untuk konsumsi O 2 dan 13.75 mlkg-jam untuk produksi CO 2 , pada suhu 15 o C adalah 19.96 mlkg-jam untuk konsumsi O 2 dan 17.78 mlkg-jam untuk produksi CO 2 sedangkan pada suhu kamar laju respirasi buah rambutan sebesar 33.96 mlkg-jam untuk konsumsi O 2 dan 34.76 mlkg-jam untuk produksi CO 2 . 10 Menurut Martini 2005, laju konsumsi O 2 dan produksi CO 2 pada jambu biji terolah minimal tanpa biji pada suhu 10 o C sebesar 4.02 mlkg-jam dan 3.48 mlkg-jam dan pada suhu 15 o C sebesar 8.89 mlkg-jam dan 9.42 mlkg-jam. untuk laju konsumsi O 2 dan produksi CO 2 pada jambu biji terolah minimal dengan biji pada suhu 10 o C sebesar 5.17 mlkg-jam dan 3.62 mlkg-jam dan pada suhu 15 o C sebesar 7.83 dan 6.42 mlkg-jam.

D. Perlakuan pada Buah-Buahan