Perubahan Konsentrasi CO Perubahan Presentase Susut Bobot Irisan Sirsak Terolah Minimal dalam

36 Dari hasil perhitungan pada tabel bahwa berat optimum untuk irisan sirsak terolah minimal untuk kemasan LDPE berkisar antara 0.034-0.141 kg. Sedangkan irisan sirsak terolah minimal untuk kemasan SF berkisar antara 0.015-0.084 kg.

E. Penyimpanan Irisan Sirsak Terolah Minimal dalam Kemasan Film

Pada tahap ini penyimpanan dilakukan selama 10 hari dengan parameter mutu yang diukur adalah susut bobot, perubahan kekerasan, total padatan terlarut, perubahan warna dan uji organoleptik untuk mengetahui tingkat kesukaan pada warna, kekerasan, warna, rasa dan secara keseluruhan. pengecekan kondisi atmosfer dalam kemasan dilakukan untuk mengetahui tingkat perubahan konsentrasi CO 2 dan O 2 dalam atmosfer kemasan. Sehingga dapat diketahui sesuai atau tidaknya komposisi atmosfer didalam kemasan dengan komposisi yang dikehendaki yaitu 11±1 O 2 dan 2±1 CO 2 .

1. Perubahan Konsentrasi CO

2 dan O 2 dalam Atmosfer Kemasan Kondisi atmosfer termodifikasi baik untuk kemasan low density polyethylene LDPE maupun stretch film SF sebagai pembanding tidak tercapai namun keduanya hampir mendekati komposisi 11±1 O 2 dan 2±1 CO 2 . Kemungkinan terjadinya kebocoran yang sangat besar mengakibatkan adanya penyimpangan terhadap komposisi atmosfer yang dikehendaki. Irisan sirsak terolah minimal yang telah disusun rapih di wadah plastik dikemas dengan menggunakan kedua plastik tersebut. Pada kemasan menggunakan LDPE perekatan dilakukan dengan menggunakan isolasi, kondisi ini sangat memungkinkan terjadinya kebocoran akibat tidak rapatnya perekatan antara wadah plastik dengan LDPE. Tutupan yang kurang rapat akan membuat gas O 2 dan CO 2 bebas bersirkulasi akibatnya konsentrasi O 2 dan CO 2 tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Pada kemasan SF irisan sirsak terolah minimal dibungkus dan dirapatkan menggunakan mesin wrapping. Dengan menggunakan mesin ini diharapkan mendapat hasil rekatan yang lebih baik dan tidak terjadi kebocoran. Dari grafik yang ditampilkan pada Gambar 15 terlihat hubungan antara perubahan O 2 dan CO 2 pada kemasan LDPE dan SF. Konsentrasi O 2 dan CO 2 pada kemasan LDPE berturut-turut berkisar antara 15.67-17.20 dan 4.7-6.71. Dapat dilihat 37 bahwa komposisi 11±1 O 2 dan 2±1 CO 2 pada kemasan LDPE tidak tercapai. Zagory 1990 menerangkan bahwa intensitas O 2 dan CO 2 bergantung pada bobot bahan yang dikemas dalam kemasan film. Konsentrasi O 2 dan CO 2 pada kemasan SF berkisar antara 13.2-15.73 dan 1.42-2.81. Data konsentrasi O 2 dan CO 2 yang didapatkan dari kemasan SF tidak tercapai namun mendekati komposisi yang diinginkan yaitu 11±1 O 2 dan 2±1 CO 2 . Perubahan konsentrasi O 2 dan CO 2 5 10 15 20 25 2 4 6 8 10 12 Hari ke- k o n s en tr as i CO2 - LDPE CO2 - SF O2 - LDPE O2 - SF Gambar 15. Perubahan Konsentrasi O 2 dan CO 2 pada kemasan LDPE dan SF.

2. Perubahan Presentase Susut Bobot Irisan Sirsak Terolah Minimal dalam

Kemasan Film Pada grafik susut bobot Gambar 16, terlihat sangat jelas perbedaan susut antara kemasan LDPE dan SF. Tabel susut bobot pada kedua kemasan dapat dilihat pada Lampiran 11. Kemasan LDPE memiliki susut bobot jauh lebih kecil dari pada kemasan SF. Perbedaan yang sangat jauh ini disebabkan karena permeabilitas yang tinggi pada kemasan SF. Tingginya permeabilitas membuat transmisi gas dan uap air hasil respirasi lebih cepat keluar dari kemasan. Hal ini dapat terlihat dari perbandingan antara irisan sirsak yang dikemas menggunakan LDPE dengan SF. Pada kemasan LDPE terlihat jelas akumulasi uap air pada plastiknya, sedangkan pada kemasan SF tidak terlihat adanya akumulasi uap air. Perbedaan ini dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 17. 38 Susut bobot 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 2 4 6 8 10 12 Hari ke- S u s u t b obot LDPE SF Gambar 16. Perubahan presentase susut bobot pada kemasan LDPE dan SF selama masa penyimpanan. SF LDPE Gambar 17. Perbandingan akumulasi uap air pada kemasan SF dan LDPE. Dari uji Anova dapat disimpulkan bahwa irisan sirsak pada kemasan LDPE berbeda nyata terhadap irisan sirsak pada kemasan SF. Hal ini terbukti karena F hitung lebih besar dari pada F tabel. Dimana F hitung bernilai 8.101 dan F tabel bernilai 5.320. Analisis sidik ragam kekerasan selama penyimpanan pada ke-2 kemasan dapat dilihat pada Lampiran 15. 39

3. Perubahan Kekerasan Irisan Sirsak Terolah Minimal dalam Kemasan