2 irisan buah, sehingga buah terjaga dari pencemaran dari luar, dan juga menahan laju respirasi dan atau
penguapan dari dalam. Pelapisan edibel dengan menggunakan glukomanan memiliki beberapa keuntungan yaitu
sifatnya yang tembus cahaya dan tidak merubah warna permukaan buah yang terlapis, tidak memiliki rasa dan juga tidak berbau. Glukomanan juga memiliki sifat kedap air, sehingga mampu menahan
penguapan yang terjadi pada permukaan irisan buah segar. Daya kembang glukomanan pun sangat baik, yaitu dari 138 persen sampai 200 persen.
B. Tujuan
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mempelajari penggunaan lapisan edibel pada irisan segar buah sawo kultivar Sukatali ST1 selama penyimpanan yang dapat memperpanjang umur simpan
dan mempertahankan mutu buah. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Menentukan konsentrasi glukomanan untuk pelapis edibel pada irisan segar buah sawo kultivar Sukatali ST1.
2. Menentukan komposisi O
2
dan CO
2
serta suhu untuk penyimpanan irisan segar buah sawo kultivar Sukatali ST1 berlapis edibel.
3. Mengamati perubahan mutu irisan segar buah sawo kultivar Sukatali ST1 berlapis edibel yang
terjadi selama penyimpanan. 4.
Menentukan jenis film kemasan untuk penyimpanan irisan segar buah sawo kultivar Sukatali ST1 berlapis edibel dalam kemasan atmosfer termodifikasi.
5. Menentukan umur simpan irisan segar buah sawo kultivar Sukatali ST1 berlapis edibel.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Buah Sawo
Diduga tanaman sawo berasal dari Amerika Tengah, yakni Meksiko dan Indian Barat. Tanaman sawo telah menyebar luas di daerah tropik, termasuk Indonesia. Pohon sawo dapat
mencapai tinggi 20 m Sunarjono, 2007. Buah berukuran bulat lonjong dengan permukaan kasar berwarna kecoklatan. Daging buah lunak, manis berair, dan berbiji hitam kecoklatan sebanyak hingga
enam buah Ashari, 2006. Gambar Sawo dilihat pada Gambar 1. Rasa buah sawo yang manis segar dikala ranum membuat buah ini banyak penggemarnya.
Rasa manis ini disebabkan oleh kandungan gula dalam daging buah, yang kadarnya sekitar 16-20. Bukan hanya gula, dalam daging buah sawo terkandung pula lemak, protein, vitamin A, B, dan C,
juga mineral Fe, Ca, dan P Nurcahyo, 1993. Buah sawo umumnya dikonsumsi sebagai buah meja, jarang yang diproses lebih lanjut. Buah dipetik sesudah memperlihatkan tanda matang atau tua benar.
Sesudah diperam 2-3 hari buah sudah lunak dan beraroma menandakan sudah dapat dimakan segar Ashari, 2006.
Gambar 1. Sawo Sumber google.com Tanaman sawo dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta Tumbuhan berbiji
Sub Divisi : Angiospermae Berbiji tertutup
Kelas : Dicotyledonae Biji berkeping dua
Ordo : Ebenales
Famili : Sapotaceae
Genus : Achras atau Manilkara
Spesies : Acrhras zapota. L sinonim dengan Manilkara achras
4 Sawo Sukatali ST1
Sawo khas Desa Sukatali dikenal bukan hanya karena banyak warganya yang menanam buah itu, melainkan tipikal buahnya. Buah sawo asli Desa Sukatali memiliki sejumlah keistimewaan,
antara lain, rasanya sangat manis dan tidak mudah busuk. Selain itu, jika ditekan, terasa tidak lembek. Konsumen sering terkecoh karena menyangka buah sawo masih mentah. Gambar sawo
Sukatali ST1 dapat dilihat pada Gambar 2a dan 2b.
Gambar 2a. Sawo Sukatali ST1 Gambar 2b. Sawo Sukatali ST1
Dahulu, buah sawo Desa Sukatali dikenal dengan nama Sawo Apel Kapas. Pada 2002, nama itu berubah menjadi Sawo Sukatali ST1.
Kode “ST1” merupakan kepanjangan dari Sumedang Tandang 1.
B. Laju Respirasi Buah-Buahan