14 mengukur  komposisi  gas  O
2.
Setelah  pengukuran  dilakukan
,
penutup  stoples  dibuka  dan dihembuskan  udara  menggunakan  kipas  angin  untuk  mempercepat  komposisi  uadara  dalam
stoples  kembali  normal.    Selanjutnya,  stoples  ditutup  kembali  dengan  rapat  dan  ulir  stoples dilapisi dengan malam serta selang plastik dilipat dan dijepit kembali untuk mencegah keluar
masuknya  udara  dari  luar.    Laju  respirasi  irisan  segar  buah  sawo  dengan  lapisan  edibel dihitung berdasarkan persamaan 4 yang dikembangkan oleh Mannapperuma et al. 1989:
Dimana: R
= laju respirasi ml CO
2
kg.jam atau ml O
2
kg.jam V
= volume bebas wadah ml W
= berat bahan kg Dxdt
= laju perubahan komposisi CO
2
dan O
2
jam
b. Penentuan laju respirasi dengan suhu
Pada  tahap  ini  dilakukan  pengukuran  laju  respirasi  dengan  tiga  taraf  perlakuan  suhu yaitu  5
o
C,  10
o
C  dan  25
o
C  suhu  ruang.    Penentuan  laju  respirasi  dengan  suhu  dilakukan untuk  menentukan  suhu  yang  tepat  untuk  penyimpanan  irisan  segar  buah  sawo  berlapis
edibel. Irisan  segar  buah  sawo  dengan  berat  sekitar  ±200  g  kemudian  dicelupkan  ke  dalam
larutan  antioksidan,  dilapisi  dengan  larutan  glukomanan,  kemudian  dicelupkan  ke  dalam larutan CaCl
2
.  Irisan  segar buah sawo berlapis edibel tersebut dimasukan  ke dalam stoples kaca  kemudian  ditutup  dengan  penutupnya  yang  dilengkapi  dengan  dua  buah  lubang  untuk
pengukuran  komposisi  CO
2
dan  O
2
.    Lubang  tersebut  disambungkan  dengan  selang  plastik yang kemudian dijepit dengan klip.   Stoples tersebut dimasukan  ke  dalam lemari pendingin
dengan  suhu  yang  berbeda-beda.    Pada  hari  pertama,  pengambilan  data  laju  produksi  CO
2
dan  konsumsi  O
2
dilakukan  setiap  4  jam  sekali  kemudian  pada  hari  kedua  pengukuran dilakukan  setiap  6  jam  sekali,  pada  hari  ketiga  12  jam  sekali,  serta  pada  hari  keempat  dan
seterusnya dilakukan pengukuran setiap 24 jam sekali.   Pengukuran tersebut dihentikan jika irisan segar buah sawo berlapis edibel yang disimpan telah mengalami kerusakan fisik berupa
timbulnya mikroba, terjadi perubahan warna dan terdapat bau yang tidak diinginkan.
c. Penentuan komposisi O
2
dan CO
2
dalam kemasan atmosfer termodifikasi
Irisan segar buah sawo seberat ±200 g dilapisi film edibel dengan bahan glukomanan dan CaCl
2
yang sebelumnya telah dicelupkan ke dalam larutan antioksidan.  Irisan segar buah sawo berlapis edibel dimasukan ke dalam stoples kaca dengan tutup plastik yang dilengkapi
dengan dua buah lubang untuk pengukuran O
2
dan CO
2
.  Lubang disambung dengan selang plastik  yang  dapat  ditutup  dengan  rapat.    Pengaturan  komposisi  atmosfer  sesuai  perlakuan
dilakukan dengan mixer, yaitu dengan mencampur gas O
2
, CO
2
, N
2
menjadi satu, kemudian gas tersebut disemprotkan ke dalam wadah stopless yang telah terisi irisan segar buah sawo
berlapis  edibel.    Pembacaaan  komposisi  atmosfer  yang  diinginkan  dilakukan  menggunakan continous  gas  analyzer  dan  portable  oxygen  tester.    Setelah  komposisi  O
2
mendekati  batas maksimum  dan  konsentrasi  CO
2
mendekati  batas  minimum,  maka  penyemprotan  gas
15 dihentikan.    Kemudian  bagian  ujung  selang  ditutup  rapat  dengan  malam  dan  selang  dilipat
serta dijepit untuk mencegah masuknya gas O
2
dan CO
2
dari luar.  Setiap perlakuan dan suhu dilakukan pengulangan sebanyak dua kali sebagai kelompok.   Pengaturan komposisi O
2
dan CO
2
dilakukan setiap 12 jam sekali umtuk mencegah adanya kelebihan dan kekurangan gas O
2
dan CO
2
.  Pada hari pertama pengukuran gas O
2
dan CO
2
dilakukan setiap 4 jam sekali, semakin  sering  pengukuran  semakin  baik  karena  langsung  dapat  diketahui  perkembangan
laju respirasinya.  Pada hari kedua dilakukan pengukuran gas O
2
dan CO
2
setiap 6 jam sekali, dan pada hari selanjutnya 12 jam sekali semakin jarang, pengukuran dihentikan saat irisan
buah tersebut rusakberjamur. Pengamatan dilakukan terhadap perubahan mutu fisik meliputi warna dan kekerasan,
perubahan  mutu  kimia  meliputi  total  gula  dan  uji  tingkat  kesukaan  terhadap  perubahan warna, aroma, kekerasan dan rasa.  Pengamatan dilakukan pada keadaan awal, 2, 4, 6, 8 hari
selama penyimpanan. Pengolahan  data  statistik  dilakukan  dengan  program  SPSS.    Data  input  berupa  data
dari  setiap  parameter  kualitas  produk.    Untuk  mengetahui  bagaimana  pengaruh  perlakuan yang  satu  dengan  yang  lainnya,  maka  dilakukan  uji  ANOVA.    Berdasarkan  hasil  uji  dapat
disimpulkan  apakah  perlakuan  tersebut  berpengaruh  nyata  atau  tidak  berpengaruh  nyata terhadap mutu produk dalam setiap periode pengamatan dan pengukuran.  Uji statistik lanjut
yang  digunakan  adalah  analisis  Duncan  yang  digunakan  untuk  menentukan  nilai  parameter dan  mutu  periode  pengamatan  dan  pengukuran  keberapa  yang  mempunyai  perbedaan  rata-
rata  yang  tidak  berbeda  secara  signifikan.    Pengujian  statistik  yang  dilakukan  berdasarkan jumlah  parameter  menggunakan  Anova-Duncan.    Untuk  pengujian  statistik  organoleptik
menggunakan Mann-Whitney. Standard operation procedure SOP irisan segar buah sawo
dengan pelapis edibel ↓
Sawo dipotong dengan ketebalan sekitar 5 cm ↓
Penimbangan ±200 g daging buah sawostoples ↓
Komposisi gas: 1
14-16 O
2
dan  2-4 CO
2
2 14-16 O
2
dan  4-6 CO
2
3 16-18 O
2
dan  2-4 CO
2
↓ Pengamatan komposisi gas setiap 4 jam pada suhu ruang
dan setiap 24 jam pada suhu penyimpanan 10
o
C ↓
Penyimpanan dalam respiration Chamber suhu 10
o
C dan suhu ruang ↓
Pengukuran laju susut bobot, laju kekerasan, laju total padatan terlarut, dan perubahan warna
↓ Komposisi atmosfer terpilih
Gambar 5. Bagan alir penentuan komposisi O
2
dan CO
2
pada suhu terpilih.
16
d. Penentuan Jenis Film Kemasan