Pemilihan Metode Peramalan Time Series Definisi Operasional 1. Variabel

44 Y = b + b 1 P t + b 2 t + ε t Dimana : Y = Permintaan b = intersep dari masing-masing komoditi b k = Slope dari masing-masing komoditi P = Harga jual rata-rata t = Periode waktu ε t = error pada periode ke-t Kriteria yang digunakan untuk menunujukan keakuratannya yaitu dari nilai R-sqaure Koefisien determinasi. Semakin besar nilai R-sqaure berarti model yang digunakan semakin akurat dalam meramalkan Y permintaan.Nilai maksimal dari koefisien determinasi yaitu 100 persen. Kriteria kedua yang menunjukan tingkat keakuratan dari model kausal ini yaitu MSE Mean Square Error , semakin kecil nilai MSE maka model semakin akurat.

4.7. Pemilihan Metode Peramalan Time Series

Pemilihan model peramalan yang digunakan yaitu yang sesuai dan tepat untuk data permintaan pada masing-masing model ban. Ketepatan dari model yang akan dipakai merupakan kriteria dalam pemilihan, ketepatan menunjukan seberapa jauh model mampu menghasilkan ramalan yang tidak jauh berbeda dengan keadan aktualnya. Model yang terpilih adalah metode yang memiliki nilai MSE terendah, selain itu unsur kemudahan dalam penggunaan metode peramalan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih suatu metode peramalan. Rumus penghitungan nilai Mean Square Error yaitu ; 45 MSE = ∑ = n t n 1 1 Y t - Ŷ t 2 Dimana : Y t = Nilai aktual Ŷ t = Nilai ramalan Y t – Ŷ t = Kesalahan peramalan error n = Banyaknya dataobservasi 46

4.8. Definisi Operasional 1. Variabel

Variabel adalah karakter dari unit amatan yang akan diobservasi. Variabel- variabel tersebut adalah variabel permintaan ban model GT3 dan ban model Eagle Ventura, harga produk, dan periode waktu.

2. Variabel independen

Variabel independen adalah variabel yang menjadi penyebab terjadinya atau yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel-variabel tersebut adalah harga produk, dan periode waktu.

3. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen, variabel tersebut adalah permintaan ban.

4. Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara nilai suatu variabel dengan nilai lampaunya, dapat dengan gap satu atau lebih. Koefisien autokorelasi berkisar antara -1 dan +1, dimana 0 menunjukkan tidak ada korelasi.

5. Deret data

Deret data adalah sekelompok data dari suatu variabel yang disusun menurut urutan waktu kejadiannya.

6. Pola data stasioner

Data stasioner adalah data yang nilai-nilai dalam deret datanya memiliki rata-rata dan varian tetap sesuai dengan berjalannya waktu. 47

7. Pola data musiman

Data musiman merupakan pola data yang membentuk fluktuasi konstan dan proposional dalam jangka pendek kurang dari satu tahun yang disebabkan oleh faktor musiman.

8. Pola data Siklus

Data siklus adalah pola data yang dipengaruhi oleh fluktuasi yang disebabkan oleh pengaruh ekonomi jangka panjang, biasanya dapat terlihat dari data dengan panjang 2 – 10 tahun atau 10 tahun.

9. Trend kecenderungan

Trend merupakan pola data yang menunjukkan kenaikan atau penurunan secara sekuler dalam jangka panjang.

10. Autocorelation Function ACF

ACF digunakan untuk menjelaskan ketergantungan bersama nilai-nilai suatu deret berkala yang sama pada periode waktu yang berlainan.

11. Partial Autocorelation Function PACF

PACF digunakan untuk menunjukkan besarnya hubungan antara suatu variabel saat ini dengan nilai sebelumnya dari variabel yang sama nilai-nilai untuk keterlambatan waktu dengan menganggap pengaruh dari semua keterlambatan waktu yang lainnya konstan. 48

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN