64 produksi. Pada penelitian ini plot data dibuat dalam bentuk grafik untuk
mempermudah menganalisa pola yang terkandung dalam data, dalam menganalisa koefisien autokorelasi yang digunakan pada tingkat signifikan 5.
6.2.1. Identifikasi Pola Data Permintaan GT3
Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa pola data permintaan GT3 adalah horisontal, pola stasioner ini terbentuk karena sebaran data yang berada
disekitar 24 791 unit ban rata-rata permintaan. Nilai koefisien autokorelasi secara cepat turun ke nol serta pada time lag dua tidak berbeda nyata dengan nol
r
2
0,27, plot autokorelasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.
Permintaan GT3
50 5050
10050 15050
20050 25050
30050 35050
M ar
et Ju
li N
o p
em b
e r
M ar
et Ju
li N
o p
em b
e r
M ar
et Ju
li N
o p
em b
e r
M ar
et Ju
li N
o p
em b
e r
M ar
et
Periode Un
it
Gambar 2. Plot Data Permintaan GT3
Fluktuasi permintaan yang relatif konstan di sekitar nilai rata-rata dan ada kecenderungan meningkat walaupun harga yang ditawarkan terus mengalami
peningkatan sekitar 5 lima persen sampai 7 tujuh persen tiap tahunnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. Standar kualitas tinggi
yang diterapkan perusahaan mampu mendorong peningkatan permintaan. Harga jual yang diberlakukan tergantung dari harga bahan baku, harga pesaing, serta
seberapa besar keuntungan yang ingin diraih perusahaan. Bahan baku yang
65 digunakan sekitar 30 persen masih menggunakan produk impor sehingga ketika
nilai Rupiah anjlok, maka semakin besar pengeluarannya. Disamping itu perusahaan banyak menggunakan bahan bakar dalam proses produksinya
sehingga ketika harga minyak dunia naik seperti kondisi sekarang ini maka harga Bahan Bakar Minyak BBM pun sangat tingggi, oleh karena itu harus ada
penyesuaian dalam harga dan harga tersebut tidak mungkin turun akan tetapi akan terus mengalami peningkatan. Kebijakan harga yang dibuat perusahaan tidak
hanya dilihat dari sisi perusahaan saja, akan tetapi mengikuti strategi yang diterapkan Market Leader serta hasil pemantauan APBI Asosiasi Pengusaha Ban
Indonesia. Jaringan pemasaran dan distribusi yang luas yang dimiliki perusahaan
dapat memudahkan para konsumen untuk mendapatkan produk ini, dengan inovasi serta promosi yang dilakukan dapat meningkatkan jumlah permintaan
seperti terlihat dalam Gambar 2 adanya kenaikan yang sangat signifikan sekali dari bulan April sampai bulan Juni. Setelah mengalami penurunan sampai bulan
Agustus, permintaan kembali menunjukkan pola meningkat sampai pada jumlah 32 815 buah di bulan Januari 2002.
Pada tahun 2002 permintaan terhadap GT3 mengalami penurunan, hal ini terjadi tidak hanya produk ini saja. Akan tetapi penurunan ini terjadi untuk
permintaan ban di Indonesia secara keseluruhan, ini dapat dilihat pada perkembangan penjualan ban Tabel 2. Mulai tahun 2002 persaingan diantara
produsen dalam negeri yang kompetitif ditambah lagi masuknya ban-ban impor yang masuk ke Indonesia sehingga dapat mengurangi permintaan terhadap produk
lokal. Kondisi yang kompetitif ini menjadikan PT Goodyear Indonesia sebagai
66 produsen GT3 terus melakukan inovasi terhadap produknya untuk dapat
mempertahankan pasar yang telah dimilikinya. Fluktuasi permintaan pada tahun 2003 sangat signifikan dari bulan ke bulan dibanding tahun-tahun sebelumnya,
dari bulan Januari sampai April terjadi penurunan ini sebagai imbas kenaikan harga yang terjadi pada produk ini sekitar 6 persen. Merk Goodyear yang telah
terkenal menjadikan brand image bagi sebagian orang, hal inilah yang menjadikan adanya pola fluktuasi karena bagi masyarakat pembelian ban berdasarkan
kepercayaan serta kebiasaan mereka melakukan pembelian.
6.2.2. Identifikasi Pola Data Permintaan Eagle Ventura