BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran
Menurut Hamalik 2005: 28, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku setiap
individu dapat dilaksanakan melalui suatu proses interaksi dengan orang lain. Perubahan tingkah laku menjadi cara atau usaha dalam pencapaian belajar. Dalam
interaksi ini terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar. Menurut Rifa‟i 2012: 66, belajar merupakan proses penting bagi perubahan
perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang diperkirakan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam
perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Oleh karena itu dengan menguasai konsep dasar tentang
belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis.
Beberapa konsep tentang belajar yang dikemukakan oleh beberapa pakar psikologi di antaranya adalah sebagai berikut.
1 Gage dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan proses di mana
suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. 2
Morgan menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktek atau pengalaman.
13
3 Slavin menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang
disebabkan oleh pengalaman. 4
Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan
perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Dari pengertian tentang belajar, tampak bahwa konsep tentang belajar
mengandung tiga unsur utama, di antaranya adalah sebagai berikut. 1
Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. Seseorang dapat dikatakan telah belajar apabila terjadi perbedaan perilaku sebelum dan sesudah mengalami
kegiatan belajar. Perilaku tersebut diwujudkan dalam bentuk perilaku tertentu, seperti membaca, menulis, berhitung secara mandiri, atau dilakukan
dengan perilaku yang lain. 2
Perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Jika perubahan perilaku yang disebabkan oleh pertumbuhan dan kematangan fisik
seperti tinggi, berat badan, dan kekuatan fisik tidak bisa disebut sebagai hasil belajar.
3 Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Lama seseorang
mengalami perubahan karena belajar susah untuk diukur. Biasanya perubahan perilaku dapat berlangsung selama satu hari, satu minggu, satu bulan, atau
bahkan bertahun-tahun. Selanjutnya menurut Romine, sebagaimana dikutip oleh Hamalik 2009:
106, learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku akibat
latihan dan pengalaman. Pandangan ini berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses, dan bukan hasil yang hendak dicapai semata. Proses itu sendiri
berlangsung melalui serangkaian pengalaman, sehingga terjadi modifikasi pada tingkah laku yang telah dimiliki sebelumnya. Selain itu, menurut Rifa`i 2012:
66, belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh
seseorang. Belajar memegang peran penting didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi tentang seseorang.
Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan pengertian belajar maka dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya merupakan pengalaman
yang sama dan berulang-ulang dalam situasi tertentu serta berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan
keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan dan pemahaman. Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang
ada Hamalik, 2005: 32-33. Adapun faktor-faktor kondisional tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.
1 Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan secara kontinu agar hasil belajar
lebih mantap. 2
Belajar memerlukan latihan agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat mudah dipahami.
3 Belajar dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.
4 Keberhasilan belajar akan menimbulkan kepuasan dalam diri siswa dan
mendorongnya untuk belajar lebih baik, sedangkan kegagalan belajar akan menimbulkan siswa frustasi.
5 Faktor asosiasi antara pengalaman belajar yang lama dengan yang baru
mempunyai manfaat yang besar. 6
Pengalaman dan pengertian yang telah dimiliki siswa menjadi dasar untuk menerima pengalaman dan pengertian yang baru.
7 Faktor kesiapan belajar siswa. Faktor ini berkaitan dengan masalah
kematangan, minat, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan. 8
Faktor minat dan usaha. 9
Faktor-faktor fisiologis. 10
Faktor intelegensi. Belajar dan mengajar merupakan satu kesatuan konsep yang tidak dapat
dipisahkan. Belajar mengacu pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam proses belajar, sedangkan mengajar merujuk pada apa yang
seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep yaitu belajar dan mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru
terpadu dalam satu kegiatan. Dalam proses tersebut terjadi interaksi. Karena kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar dapat diperoleh
melalui kreativitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar guru.
Menurut Briggs, sebagaimana dikutip oleh Rifa‟i 2012: 157, pembelajaran
merupakan seperangkat peristiwa events yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga siswa itu memperoleh kemudahan. Seperangkat peristiwa itu
membangun suatu pembelajaran yang bersifat internal jika siswa melakukan self instruction dan di sisi lain kemungkinan juga bersifat eksternal, yaitu jika
bersumber dari pendidik. Menurut Gagne, sebagaimana dikutip oleh
Rifa‟i 2012: 158, menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal siswa yang
dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan siswa memproses informasi nyata dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan pembelajaran,
maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang bersifat eksternal dan sengaja direncanakan. Belajar dan pembelajaran menjadi kegiatan
utama di sekolah. Dalam arti sempit, belajar dan pembelajaran adalah suatu aktivitas di mana guru dan siswa dapat saling berinteraksi. Selama proses
pembelajaran, terjadi komunikasi dua arah, antara guru dengan siswanya. Dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran, diharapkan dapat menjadikan mereka aktif
sehingga terciptalah suasana pembelajaran yang kondusif. Menurut NCTM 2000: 20, pembelajaran matematika adalah pembelajaran
yang dibangun dengan memperhatikan peran penting dari pemahaman siswa secara konseptual, pemberian materi yang tepat dan prosedur aktifitas siswa di
dalam kelas. Berdasarkan New York State P-12 Common Core Learning
Standards for Mathematics, pelaksanaan pembelajaran matematika perlu memperhatikan hal-hal berikut ini.
1 Standar proses NCTM mengenai pemecahan masalah, penalaran dan bukti,
komunikasi, representasi, dan koneksi. 2
Keterampilan matematika yang dinyatakan oleh Dewan Riset Nasional, di antaranya: penalaran yang adaptif, kompetensi strategis, pemahaman
konseptual pemahaman matematika, operasi, dan relasi, penguasaan langkah keterampilan menyusun langkah yang fleksibel, akurat, efisien, dan
sesuai, dan disposisi produktif kecenderungan kebiasaan untuk melihat matematika sebagai sesuatu yang masuk akal, berguna, dan bermanfaat,
ditambah dengan ketekunan dan percaya diri.
2.2 Teori Belajar