Berhubungan dengan tahap belajar, siswa dihadapkan dengan permainan yang terkontrol  dengan  berbagai  sajian.  Kegiatan  ini  menggunakan  kesempatan  untuk
membantu  siswa  menemukan  cara-cara  dan  juga  untuk  mendiskusikan  temuan- temuannya. Pada tahap ini,  siswa diberikan kesempatan untuk  ikut berpartisipasi
dalam proses penemuan  dan formalisasi  melalui  percobaan matematika sehingga siswa  mengikuti  pembelajaran  ini  secara  aktif.  Pada  masa  ini  siswa  bermain
dengan  simbol  dan  aturan  dengan  bentuk-bentuk  konkret  dan  memanipulasinya. Agar  pada  suatu  waktu  simbol  matematika  tetap  terkait  dengan  pengalaman
konkret menghafal, maka siswa harus mampu mengubah fase manipulasi konkret. Simbolisasi ini berperan penting untuk meningkatkan kegiatan matematika ke satu
bidang baru. Berdasarkan uraian di atas, maka teori Dienes ini sangat sesuai untuk model pembelajaran TGT.
2.3 Keefektifan Pembelajaran
Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut mencapai sasaran  yang  diinginkan.  Adapun  sasaran  yang  diinginkan  bisa  dilihat  dari  segi
tujuan pembelajaran maupun prestasi siswa yang maksimal Sinambela, 2008:78. Oleh  karena  itu,  maka  indikator  pembelajaran  dikatakan  efektif  adalah  sebagai
berikut. 1
Tercapainya ketuntasan belajar. 2
Tercapainya  keefektifan  aktifitas  siswa,  yaitu  pencapaian  waktu  yang  ideal yang  digunakan  siswa  untuk  melakukan  setiap  kegiatan  yang  termuat  dalam
rencana pembelajaran. 3
Tercapainya efektifitas kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
4 Respon siswa terhadap pembelajaran yang positif.
Sedangkan  yang  dimaksud  keefektifan  dalam  pembelajaran  ini  adalah keberhasilan  penggunaan  model  pembelajaran  TGT  terhadap  kemampuan
pemecahan masalah siswa kelas VIII pada materi garis singgung lingkaran. Model pembelajaran  TGT  yang  diterapkan  dalam  kelas  eksperimen  dikatakan  lebih
efektif  daripada  model  pembelajaran  yang  diterapkan  pada  kelas  kontrol  adalah jika:
1 banyaknya siswa yang mencapai KKM pada model pembelajaran TGT pada
materi  lingkaran,  sub  materi  garis  singgung  sekurang-kurangnya  75  dari jumlah siswa yang ada dalam kelas tersebut, dan
2 rata-rata  kemampuan  pemecahan  masalah  siswa  dengan  penerapan  model
pembelajaran  TGT  lebih  tinggi  daripada  kemampuan  pemecahan  masalah siswa pada kelas kontrol yang menggunakan model ekspositori.
2.4 Model Pembelajaran Teams Games Tournaments TGT
Model pembelajaran Teams Games Tournament TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas
seluruh  siswa  tanpa  harus  ada  perbedaan  status,  melibatkan  peran  siswa  sebagai tutor  sebaya  dan  mengandung  unsur  permainan  dan  reinforcement.  Aktivitas
belajar  dengan  permainan  yang  dirancang  dalam  pembelajaran  kooperatif  model Teams Games Tournament TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks
di  samping  menumbuhkan  tanggung  jawab,  kejujuran,  kerja  sama,  persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Dalam  model  ini  kelas  dibagi  dalam  kelompok-kelompok  kecil  yang beranggotakan 5 sampai dengan 6 siswa  yang berbeda-beda tingkat kemampuan,
jenis  kelamin,  dan  latar  belakang  etniknya,  kemudian  siswa  akan  bekerjasama dalam  kelompok-kelompok  kecilnya.  Pembelajaran  dalam  Teams  Games
Tournament  TGT  hampir  sama  seperti  STAD  dalam  setiap  hal  kecuali  satu, sebagai  ganti  kuis  dan  sistem  skor  perbaikan  individu,  TGT  menggunakan
turnamen  permainan  akademik.  Dalam  turnamen  itu  siswa  bertanding  mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara dalam kinerja akademik mereka yang
lalu. Pendekatan  yang  digunakan  dalam  Teams  Games  Tournament  adalah
pendekatan secara kelompok yaitu dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran. Pembentukan kelompok kecil akan membuat siswa semakin
aktif dalam pembelajaran. Ciri dari pendekatan secara berkelompok dapat ditinjau dari beberapa segi Dimyati dan Mudjiono, 2002: 165-169.
1 Tujuan Pengajaran pada Kelompok Kecil
Tujuan  pembelajaran  pada  kelompok  kecil  yaitu:  a  memberi  kesempatan kepada  siswa  untuk  mengembangkan  kemampuan  memecahkan  masalah  secara
rasional,  b  mengembangkan  sikap  sosial  dan  semangat  bergotong  royong  c mendinamisasikan  kegiatan  kelompok  dalam  belajar  sehingga  setiap  kelompok
merasa  memiliki  tanggung  jawab,  dan  d  mengembangkan  kemampuan kepemimpinan-keterpemimpinan  pada  tiap  anggota  kelompok  dalam  pemecahan
masalah kelompok.
2 Siswa dalam Pembelajaran Kelompok Kecil
Agar  kelompok  kecil  dapat  berperan  konstruktif  dan  produktif  dalam pembelajaran   diharapkan:  a  anggota  kelompok  sadar  diri  menjadi  anggota
kelompok, b siswa sebagai anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab, c setiap  anggota  kelompok  membina  hubungan  yang  baik  dan  mendorong
timbulnya  semangat  tim,  dan  d  kelompok  mewujudkan  suatu  kerja  yang kompak.
3 Guru sebagai pembelajar dalam Pembelajaran Kelompok
Peranan  guru  dalam  pembelajaran  kelompok  yaitu:  a  pembentukan kelompok b perencanaan tugas kelompok, c pelaksanaan, dan d evalusi hasil
belajar kelompok. Secara  umum  ada  5  komponen  utama  langkah-langkah  dalam  penerapan
model TGT di antaranya adalah sebagai berikut.
2.4.1  Penyajian Kelas Class Presentations
Pada  awal  pembelajaran  guru  menyampaikan  materi  dalam  penyajian  kelas atau  sering  juga  disebut  dengan  presentasi  kelas  class  presentations.  Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok materi dan penjelasan singkat tentang LKS  yang  akan  dibagikan  kepada  kelompok.  Kegiatan  ini  biasanya  dilakukan
dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah yang dipimpin oleh guru. Pada  saat  penyajian  kelas  ini  siswa  harus  benar-benar  memperhatikan  dan
memahami materi  yang  disampaikan guru, karena akan membantu  siswa  bekerja lebih baik  pada saat  kerja kelompok dan pada saat  game atau permainan, karena
skor game atau permainan akan menentukan skor kelompok.
2.4.2  Belajar Dalam Kelompok Teams
Guru  membagi  kelas  menjadi  kelompok-kelompok  berdasarkan  kriteria kemampuan prestasi siswa dari ulangan harian sebelumnya, jenis kelamin, etnik
dan ras. Kelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa. Fungsi kelompok adalah  untuk  lebih  mendalami  materi  bersama  teman  kelompoknya  dan  lebih
khusus  untuk  mempersiapkan  anggota  kelompok  agar  bekerja  dengan  baik  dan optimal  pada  saat  game  atau  permainan.  Setelah  guru  memberikan  penyajian
kelas, kelompok tim atau kelompok belajar bertugas untuk mempelajari lembar kerja. Dalam belajar kelompok ini kegiatan siswa adalah mendiskusikan masalah-
masalah,  membandingkan  jawaban,  memeriksa,  dan  memperbaiki  kesalahan- kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan kesalahan.
2.4.3  Permainan Games
Game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi,  dan  dirancang  untuk  menguji  pengetahuan  yang  didapat  siswa  dari
penyajian  kelas  dan  belajar  kelompok.  Kebanyakan  game  atau  permainan  terdiri dari  pertanyaan-pertanyaan  sederhana  bernomor.  Game  atau  permainan  ini
dimainkan  pada  meja  turnamen  atau  lomba  oleh  beberapa  siswa  yang  mewakili tim  atau  kelompoknya  masing-masing.  Siswa  memilih  kartu  bernomor  dan
mencoba  menjawab  pertanyaan  yang  sesuai  dengan  nomor  itu.  Siswa  yang menjawab  benar  pertanyaan  itu  akan  mendapat  skor  dan  juga  mendapat  tepuk
tangan dari guru dan siswa lain. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen atau lomba mingguan.
2.4.4  Pertandingan atau Lomba Tournament
Turnamen atau lomba adalah struktur belajar, di mana game atau permainan terjadi.  Biasanya  turnamen  atau  lomba  dilakukan  pada  akhir  minggu  atau  pada
setiap  unit  setelah  guru  melakukan  presentasi  kelas  dan  kelompok  sudah mengerjakan  lembar  kerja  siswa  LKS.  Turnamen  atau  lomba  pertama  guru
membagi  siswa  ke  dalam  beberapa  meja  turnamen  atau  lomba.  Tiga  siswa tertinggi  prestasinya  dikelompokkan  pada  meja  I,  tiga  siswa  selanjutnya  pada
meja II dan seterusnya.
2.4.5  Penghargaan Kelompok Team Recognition
Setelah  turnamen  atau  lomba  berakhir,  guru  kemudian  mengumumkan kelompok  yang  menang,  masing-masing  tim  atau  kelompok  akan  mendapat
sertifikat  atau  hadiah  apabila  rata-rata  skor  memenuhi  kriteria  yang  telah ditentukan.  Tim  atau  kelompok  mendapat  julukan  “Super  Team”  jika  rata-rata
skor  50  atau  lebih,  “Great  Team”  apabila  rata-rata  mencapai  40-50  dan  “Good Team
” apabila rata-ratanya di bawah 40. Hal ini dapat menyenangkan para siswa atas  prestasi  yang  telah  mereka  buat.  Dalam  penelitian  ini,  kelompok  yang
menang diberi hadiah berupa bolpoin. Kelompok dengan kriteria  “Super Team” masing-masing  siswa  mendapatkan  tiga  buah  bolpoin,  kelompok  dengan  kriteria
“Great  Team”  masing-masing  siswa  mendapatkan  dua  buah  bolpoin  dan kelompok dengan kriteria “Good Team” masing-masing siswa mendapatkan satu
buah bolpoin.
2.5 Pendekatan Scientific
Berdasarkan  Bahan  Pelatihan  Implementasi  Kurikulum  2013,  kriteria pendekatan scientific di antaranya adalah sebagai berikut.
1 Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan  logika  atau  penalaran  tertentu,  bukan  sebatas  kira-kira,  khayalan, legenda atau dongeng semata.
2 Penjelasan guru, respon siswa dan interaksi edukatif guru siswa terbebas dari
prasangka  yang  serta  merta,  pemikiran  subjektif,  atau  penalaran  yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3 Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat
dalam mengidentifikasi,
memahami, memecahkan
masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran. 4
Mendorong dan menginspirasi siswa untuk berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan ketautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5 Mendorong  dan  menginspirasi  siswa  mampu  memahami,  menerapkan,  dan
mengembangkan  pola  berpikir  yang  rasional  dan  objektif    dalam  merespon materi pembelajaran.
6 Berbasis  pada  konsep,  teori,  dan  fakta  empiris  yang  dapat  dipertanggung
jawabkan. 7
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Proses  pembelajaran  dengan  pendekatan  scientific  menyentuh  tiga  ranah, yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan. Ranah sikap mengajarkan siswa agar
“tahu mengapa”, ranah keterampilan mengajarkan siswa agar “tahu bagaimana”, dan ranah pengetahuan mengajarkan agar siswa “tahu apa”.
Langkah-langkah  pembelajaran  menggunakan  pendekatan  scientific  ini didasarkan  pada  Permendikbud  Nomor  81A  Tahun  2013.  Adapun  langkah-
langkah pembelajarannya adalah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
2.6 CD Pembelajaran