Latar Belakang Masalah Perubahan Fungsi dan Makna Katana Shinken Setelah Perang Dunia II

9 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahluk sosial yang dalam kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban. Semenjak terciptanya peradaban dan seiring dengan terus berkembangnya peradaban tersebut, melahirkan berbagai macam bentuk kebudayaan dan kebudayaan tersebut menghasilkan suatu karya artefak hasil kebudayaan dimana karya tersebut bertujuan membantu peradaban dalam hal kehidupan sosial, bekerja maupun dalam mempertahankan dan merebut sesuatu. Ahli antropologi Cateora http:id.wikipedia.orgwikiBudaya.html mengemukakan salah satu komponen kebudayaan merupakan kebudayaan material yang mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Hal ini berarti kebudyaan selalu berubah dan menyesuaikan diri dengan masyarakat sesuai kebutuhan situasi pada zamannya Pedang sebagai hasil karya suatu kebudayaan tidak pernah lepas dari pola hidup masyarakat suatu bangsa, baik itu dalam hal nilai fungsi maupun makna. Dalam kebudayaan Jepang, jika dibandingkan dengan senjata lainnya, pedang terkhususnya “Katana Shinken” biasanya memiliki nilai kebanggaan, penghormatan yang paling tinggi dalam masyarakat Jepang. Hal tersebut dikarenakan nilai historis, unsur mistis, proses ribuan tahun peralihan pedang dan sejarah bangsa Jepang yang tidak bisa lepas dari pedang itu sendiri. Penyebutan Katana, dari Kunyomi cara baca Jepang dari kanji 刀, sesungguhnya memiliki Universitas Sumatera Utara 10 makna dao yang berarti pisaubelati di China. Pengertian Katana menurut kamus Jepang-Indonesia “Kenji Matsura” adalah pedang hal 449. Dapat dikatakan katana secara umum dan shinken Secara khusus sangat mendunia dewasa ini. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai macam film animasi anak yang memakai Katana Shinken di dalam animasi tersebut, maupun tersebar luasnya ilmu beladiri pedang Jepang di seluruh dunia yang menggunakan shinken sebagai alat utamanya seperti Shinkendo 眞劍道 yang memiliki arti jalan pedang sesungguhnya dan mempelajari cara penggunaan shinken dalam pertempuran Samurai, Iaido 居 合 道 merupakan beladiri pedang yang mengutamakan kelembutan mengayun pedang, memasukkan dan mencabut pedang dari sarung, dan membersihkan darah dari pedang , maupun Kenjutsu 剣術 ilmu pedang yang mempelajari penggunaan pedang shinken zaman feudal. Katana Shinken yang dahulu merupakan bentuk peralihan dari tachi pedang panjang menjadi katana shinken dikarenakan efisiensi dalam penggunaannya, mengalami evolusi yang jauh dari arti awal pembuatannya dan menjadi suatu hasil budaya yang memiliki nilai mistis, seni maupun fungsional. Sejarah pedang Jepang dibagi menjadi beberapa bagian zaman pedang itu sendiri, diantaranya adalah jokoto 上古刀Pedang purbaAncient swords, sekitar tahun 900 Masehi, koto 古刀Era pedang awalold swords, sekitar tahun 900– 1596, Shinto 元新刀 Era pedang baru new swords, pada tahun 1596–1780, shinshinto 新々刀 Evolusi dari era Shintonew new swords, pada tahun 1781– 1876, gendaito 現代刀pedang modern-Gunto-modern swords, pada tahun 1876– Universitas Sumatera Utara 11 1945, dan shinsakuto 新作刀 Pedang Jepang masa kininewly made swords 1953–sekarang Secara umum bagi para praktisi pedang maupun pembuat pedang di Jepang, pedang di Sebut “Shin ken 真剣 ” apabila memiliki klasifikasi seperti berikut ini : 1. Pedang jepang gaya jepang dengan nagasa panjang bilah lebih dari 2 shaku 60,6 cm 2. Mengalami penempaan baik itu secara tradisional maupun modern massal 3. Mengikuti pakem yang ada, seperti bentuk bilah, shinogi zukuri, dll. Katana merupakan kata umum yang menunjuk pada pedang Jepang pada masa sekarang. Pada zaman perang saudara Sengoku Jidai katana merupakan pedang yang paling penting bagi samurai. Bisa dikatakan pada zaman tersebut muncul kepercayaan roh seorang samurai ada pada pedang atau katananya. Sehingga walaupun seorang samurai tersebut mati di medan pertempuran ataupun dikarenakan sakit rohnya tetap ada pada katana Shinken tersebut. Penggunaan tachi 太 刀 yang dalam kamus besar bahasa Jepang- Indonesia adalah pedang dalam bagian Pedang Jepang 日本刀 hanya berakhir sampai periode akhir nanbokucho. Tachi merupakan pedang yang lebih panjang dari pada shinken, hal tersebut dikarenakan penggunaan tachi difokuskan pada pertempuran dalam skala jumlah manusia yang banyak, dan digunakan untuk mencapai jarak tempur yang jauh, dalam segi bentuk ukuran tachi bisa mencapai antara 85 centimeter sampai dengan 1 meter sedangkan shinken lebih kepada Universitas Sumatera Utara 12 pertarungan duel dengan jarak dekat. Sebelum beralih kepada penggunaan shinken, tachi mengalami kendala dalam pertarungan jarak dekat, oleh sebab itu dibuatlah uchigatana 打刀 yang merupakan pedang dengan ukuran 70 centimeter dan dibuat sebagai pendamping tachi yang dapat digunakan dalam pertarungan jarak dekat. Pada periode akhir muromachi terjadi masa peralihan pedang, peralihan tersebut terjadi karena perubahan taktik perang yang tadinya kalveleri naik kuda berubah menjadi infantri jalan sehingga penggunaan katana shinken dianggap lebih praktis dalam pertarungan jarak dekat. Efisiensilah yang menjadi alasan utama dalam evolusi pedang Shin ken 真剣 sendiri artinya pedang sungguhan live bladepedang tajam. Secara terminologi, semua pedang yang memenuhi kaidah sebagai pedang Jepang walau dibuat secara modern dan fungsional tajam bisa disebut sebagai shinken. Namun orang Jepang memandang tinggi budaya mereka sendiri, bagi mereka Shinken yang dibuat oleh Tosho 刀 匠 yang merupakan pekerjaan dengan kemampuan membuat bilah pedang dari biji besi menjadi pedang asli dan merupakan orang Jepang yang benar-benar dapat dianggap sebagai Shinken, dan bagi orang Jepang segala bentuk pedang buatan pabrik maupun Tosho yang bukan asli orang Jepang adalah sampah atau biasa disebut pisau besar. Katana Shinken yang dapat ditemui di dunia saat ini banyak sekali mengalami perubahan fungsi dan makna dalam perjalanan sejarah Pedang Jepang. Dari fungsi awalnya yang merupakan sekedar alat perang, menjadi jalan hidup seorang samurai, kemudian menjadi barang antik dikarenakan roh leluhur didalamnya hingga di zaman setelah Perang Dunia ke 2 dijadikan sebagai salah Universitas Sumatera Utara 13 satu benda yang sampai saat ini dijadikan salah satu kebanggaan masyarakat Jepang. Pedang sebelum perang dunia ke2 dianggap sebagai senjata paling muktahir dan membanggakan. Hal ini dikarenakan harga pembuatan pedang yang tinggi dan hanya orang terterntu saja yang dapat memilikinya. Katana Shinken yang masih bertahan sampai saat ini, penggunaannya sudah memiliki berbagai macam evolusi bentuk, fungsi dan makna Katana Shinken itu sendiri. Dengan masuknya senjata api ke Jepang maka muncullah formasi baru yaitu pasukan senapan. Maka katana shinken mengalami perubahan untuk dapat menembus baju besi yang lebih kuat yang sesungguhnya baju tersebut digunakan untuk menahan peluru. Sehingga pada abad ke 16 tachi yang pemakaiannya semakin berkurang akhirnya ditinggalkan. Hingga akhirnya pada zaman meiji dimana penggunaan katana shinken digantikan oleh katana gunto, politik pada masa itu melarang penggunaan dan membawa katana shinken di publik. Untuk menggantikan peran katana shinken pemerintahan Meiji menggantikan posisi Tosho ahli pedang dengan pabrik dan menciptakan “Gunto” katana pabrik yang dipakai oleh prajurit Jepang pada saat itu. Gunto yang di buat pada zaman meiji terus menerus di produksi bahkan sampai perang dunia ke-2. Seluruh prajurit bersenjata api sudah pasti menggunakan gunto disebelah kiri pinggangnya. Sejak restorasi Meiji tersebut banyak Tosho yang menutup usahanya dan beralih pekerjaan sehingga lambat laun teknik pembuatan katana pun terkikis zaman. Hingga akhirnya setelah era perang dunia ke-2 pemerintah Jepang menganggap tradisi pembuatan shinken tradisional akan menjadi punah sehingga memberi keleluasaan keturunan tosho Universitas Sumatera Utara 14 untuk membuat pedang kembali. Akan tetapi Katana Shinken pada zaman setelah perang dunia ke-2 banyak mengalami perubahan dalam pandangan masyarakat Jepang, baik fungsi dan maknanya. Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang Katana Shinken pada masyarakat Jepang setelah perang Dunia II penulis memfokuskan tulisan ini tentang Katana Shinken pada masyarakat Jepang setelah perang Dunia II sebagai skripsi. Dengan demikian penulis membuat judul skripsi ini “ Fungsi Dan Makna Katana Shinken pada masyarakat Jepang setelah perang Dunia II ”.

1.2 . Perumusan masalah

Dokumen yang terkait

Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Polivinil Siloksan Setelah Direndam Dalam Larutan Daun Mimba 15% Dengan Waktu yang Berbeda

1 63 66

Analisis Fungsi dan Makna Kata Tame dalam Novel Watashi no Kyoto Karya Watanabe Junichi ( Ditinjau dari Segi Semantik )

3 55 73

Adaptasi Masyarakat Terhadap Perubahan Fungsi Hutan (Studi Deskriptif tentang Kehadiran Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari di Desa Tapian Nauli III, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 41 87

Fungsi Dan Makna Arak Putih Dalam Budaya Masyarakat Tionghoa Di Medan 中国白酒文化对棉兰华裔的作用、意义分析 (Zhōngguó Báijiǔ Wénhuà Duì Mián Lán Huáyì De Zuòyòng, Yìyì Fēnxī)

4 145 90

Perbedaan Perubahan Strong Ion Difference Plasma Setelah Pemberian Larutan Ringer Asetat Malat Dibanding Ringer Laktat Pada Pasien Sectio Caesaria Dengan Anestesi Spinal

3 90 99

Analisis Fungsi Dan Makna Shuujoshi –Yo Dalam Komik Akachan To Boku Volume 1 Karya Marimo Ragawa

16 112 68

Analisis Fungsi Dan Makna “Mon” Dalam Kalimat Pada Komik “Gals!” Karya Mihona Fujii Mihona Fujii No Sakuhin No “Gals!” No Manga No Bun Ni Okeru “Mon” No Kinou To Imi No Bunseki

1 57 87

Analisis Fungsi dan Makna Fukushi Chotto dalam Komik “Klinik Dr. Kouto” Karya Takatoshi Yamada ditinjau dari Segi Semantik

6 87 74

BAB II TINJAUAN UMUM KATANA SHINKEN - Perubahan Fungsi dan Makna Katana Shinken Setelah Perang Dunia II

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN - Perubahan Fungsi dan Makna Katana Shinken Setelah Perang Dunia II

0 0 14