Shinsakuto 1953 - sekarang Perubahan Fungsi dan Makna Katana Shinken Setelah Perang Dunia II

43 pengaruh larangan pembuatan pedang tradisional Jepang membuat tosho meninggalkan ilmu pengetahuan yang begitu hebat dari leluhur-leluhur mereka terkubur begitu saja. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pembuatan pedang secara tradisional di Jepang berhenti. Kaisar sendiri memiliki beberapa tosho kerajaan untuk membuat katana shinken bagi dirinya sendiri secara tradisional sebagai barang seni perhiasan Yoshindo 1987:27. Namun beberapa tahun setelah larangan tersebut, setelah perang Sino Jepang dan perang Russo Jepang 1894-1895 Dan 1904-5, katana kembali diproduksi secara masal untuk keperluan kalangan militer dan tentara nasional. Pedang masa ini disebut era gendaito pedang modern namun tidak dapat disebut shinken melainkan Gunto. Katana gunto dibuat dengan pengaruh pengalaman petualangan militer dari kedua perang tersebut. Mayoritas katana gunto tidak memiliki hamon, bilah pedang ditempa menggunakan baja cetakan pabrik dengan bentuk menyerupai shinken tradisional buatan tosho, namun tidak dibuat habakimoto, maupun bentuk keindahan lainnya.

2.8 Shinsakuto 1953 - sekarang

Era pedang Shinsakuto terjadi saat Jepang menyerah atas perang terhadap Amerika Serikat. Amerika yang menduduki Jepang pada saat itu melarang dan menyita segala bentuk bilah pedang Jepang dari peredaran. Diperkirakan pada saat itu sebanyak 400.000an pedang Jepang dari Jokoto sampai Gendaito yang bernilai sejarah dan seni tinggi berakhir sebagai barang rampasan perang tentara Amerika yang dijadikan seperti piala perang, termasuk salah satu kesayangan keshogunan Tokugawa, Honjo Masamune yang merupakan harta nasional negara Jepang. Universitas Sumatera Utara 44 Meskipun beberapa Nihonto telah dikembalikan dan di simpan negara, namun katana Honjo beserta katana bersejarah lain masih hilang sampai sekarang. Pada masa ini seni pedang Jepang berada di ambang kepunahan. Ketakutan akan punahnya tradisi pembuatan pedang membuat departemen kebudayaan Jepang pada 1948 mendirikan Nihon Bijutsu Token Hozon Kyokai 日本美術刀剣保存協会 NBTHK atau disebut Lembaga Pelestarian Seni Pedang Jepang yang merupakan lembaga pemerintah dengan tuga mencatat, melestarikan dan mendaftarkan tiap bilah pedang antik. Sisi lain pendirian lembaga tersebut adalah tanggapan terhadap larangan pembuatan pedang setelah perang dunia ke2 terhadap pihak sekutu. Hingga hasilnya sampai tahun 1953 dimana Jepang berdaulat kembali memperbolehkan pembuatan katana secara tradisional, namun dalam pembuatannya haruslah bertujuan untuk keperluan seni semata dan bukan lagi instrumen perang. Untuk mencegah produksi dalam skala masal yang akan membuat hilangnya nilai estetika sebuah katana dan menjadikannya barang murahan, NBTHK memutuskan untuk memberlakukan peraturan untuk para tosho yang berlaku sampai dengan sekarang dimana dari peraturan tersebut era pedang Jepang disebut Shinsakuto atau pedang Jepang masa kini. Pada masa kini penyebutan akan shinken mengalami penekanan kepada objek, hal tersebut dikarenakan saat pengembalian pedang Jepang yang diambil oleh pihak Amerika terjadi pencampuran gunto, katana shinken, bahkan pedang asing yang bukan buatan Jepang berupa Foils, Epees dan Sabres. Selain itu beredar pula pedang buatan China yang mirip dengan shinken yang membuat Universitas Sumatera Utara 45 orang Jepang menerapkan kata katana sebagai sebutan umum untuk pedang dan shinken sebagai kata khusus untuk pedang yang benar-benar buatan tosho Jepang. Peraturan yang berlaku dalam pembuatan Nihonto di Jepang adalah, 1. Hanya tosho berlisensi yang diizinkan membuat Nihonto instrumen pemotongan dengan bilah tajam lebih dari 6 inci, memiliki hamon, dan lubang paku pada bagian tang, melebihkan maupun mengurangi criteria dianggap tidak tunduk pada peraturan. Lisensi dapat diperoleh hanya dengan belajar dan magang di bawah tosho berlisensi selama minimal lima tahun. 2. Seorang tosho berlisensi hanya di izinkan membuat 2 bilah katana shinken untuk satu bulannya. 3. Seluruh shinken yang telah dibuat harus terdaftar didepartemen kepolisian Jepang. Universitas Sumatera Utara 46 BAB III KATANA SHINKEN DALAM MASYARAKAT JEPANG SETELAH PERANG DUNIA KE II Untuk dapat melihat perbedaan yang mencolok mengenai Fungsi dan makna katana shinken dalam masyarakat Jepang setelah perang dunia ke 2, haruslah di jelaskan mengenai fungsi dan maknanya sebelum perang dunia ke 2 berakhir.

3.1 Fungsi dan Makna Katana Shinken Sebelum perang dunia ke II

Dokumen yang terkait

Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Polivinil Siloksan Setelah Direndam Dalam Larutan Daun Mimba 15% Dengan Waktu yang Berbeda

1 63 66

Analisis Fungsi dan Makna Kata Tame dalam Novel Watashi no Kyoto Karya Watanabe Junichi ( Ditinjau dari Segi Semantik )

3 55 73

Adaptasi Masyarakat Terhadap Perubahan Fungsi Hutan (Studi Deskriptif tentang Kehadiran Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari di Desa Tapian Nauli III, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 41 87

Fungsi Dan Makna Arak Putih Dalam Budaya Masyarakat Tionghoa Di Medan 中国白酒文化对棉兰华裔的作用、意义分析 (Zhōngguó Báijiǔ Wénhuà Duì Mián Lán Huáyì De Zuòyòng, Yìyì Fēnxī)

4 145 90

Perbedaan Perubahan Strong Ion Difference Plasma Setelah Pemberian Larutan Ringer Asetat Malat Dibanding Ringer Laktat Pada Pasien Sectio Caesaria Dengan Anestesi Spinal

3 90 99

Analisis Fungsi Dan Makna Shuujoshi –Yo Dalam Komik Akachan To Boku Volume 1 Karya Marimo Ragawa

16 112 68

Analisis Fungsi Dan Makna “Mon” Dalam Kalimat Pada Komik “Gals!” Karya Mihona Fujii Mihona Fujii No Sakuhin No “Gals!” No Manga No Bun Ni Okeru “Mon” No Kinou To Imi No Bunseki

1 57 87

Analisis Fungsi dan Makna Fukushi Chotto dalam Komik “Klinik Dr. Kouto” Karya Takatoshi Yamada ditinjau dari Segi Semantik

6 87 74

BAB II TINJAUAN UMUM KATANA SHINKEN - Perubahan Fungsi dan Makna Katana Shinken Setelah Perang Dunia II

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN - Perubahan Fungsi dan Makna Katana Shinken Setelah Perang Dunia II

0 0 14