103
dan nilai tertinggi 100, sedangkan siklus II sebaran nilai berkisar dari nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100. Peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 29.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Rusman 2011:209 yakni model pembelajaran kooperatif dikembangkan guna mencapai hasil belajar
kompetensi akademik. Model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Siswa pada kelompok bawah maupun atas bekerjasama
menyelesaikan tugas-tugas akademik, siswa kelompok atas menjadi tutor begi siswa kelompok bawah.
4.2.2. Implikasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri menggunakan media video mengalami peningkatan.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa, keteram- pilan guru dalam proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa yang keseluruhnya
mengalami peningkatan. Adapun implikasi hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran inkuiri siswa belajar dan bekerja dalam kelompok yang
heterogen menyelesaikan tugas dengan saling bantu, berdiskusi dengan teman kelompok, dan mendorong satu sama lain agar kelompoknya menjadi
yang terbaik. Siswa juga dinilai secara individu dengan pemberian kuis untuk mengukur keberhasilan siswa belajar dalam kelompoknya. Pende-
katan inkuiri menggunakan media video dapat melatih siswa untuk saling
104
bekerja sama, berani mengemukakan pendapat, dan menghargai pendapat orang lain.
2. Dalam pembelajaran terjadi interaksi kesegala arah antara guru dengan
siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa. Saat guru menjelaskan materi dan memberikan arahan tentang kegiatan yang akan dilakukan, siswa
menyimak dengan seksama. Ketika siswa bekerja dalam kelompoknya, siswa saling bertukar pendapat, berdiskusi, bekerjasama agar tugas dapat
diselesaikan dengan hasil yang terbaik. Ketika siswa mengalami kesulitan atau sesuatu yang kurang dipahami, siswa berani bertanya dan
mengemukakan pendapatnya. Guru memantau jalannya kegiatan kelompok, membimbing siswa yang mengalami kesulitan, menjawab setiap
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan siswa secara adil, dan menanggapi setiap pernyataan siswa sehingga hubungan guru dan siswa menjadi lebih
dekat. Hal ini menunjukkan bahwa peran guru sebagai teacher centered semakin berkurang. Dengan demikian guru hanya berperan sebagai fasi-
litator, mediator, motivator, director dan evaluator agar proses pembe- lajaran dapat berjalan dengan baik. Diakhir kegiatan, guru menghitung skor
perkembangan individu. 3.
Hasil penelitian ini juga bisa digunakan sebagai acuan bagi sekolah untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menerapkan berbagai
pembelajaran inovatif khususnya pendekatan inkuiri dengan media video. Selain itu, sekolah juga dapat merekomendasikan hasil penelitian ini sebagai
reverensi dalam menyusun laporan penelitian berikutnya.
105
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan judul” Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri dengan Media Video Pada
Siswa Kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal “ dinyatakan berhasil. Terbukti
dengan terpenuhinya indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu: 5.1.1.
Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri dengan media video pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon
Kendal meningkat, yang ditunjukkan pada siklus I diperoleh total skor 13 dengan kategori cukup, dan pada siklus II perolehan skor meningkat
menjadi 29 dengan kategori sangat baik. 5.1.2.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri pada siswa kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal meningkat, yang
ditunjukkan adanya peningkatan pada hasil observasi Pada siklus I rata- rata perolehan skor aktivitas siswa adalah 22,3
dengan kategori baik, pada siklus II rata-rata perolehan skor aktivitas siswa meningkat menjadi 28,5
dengan kategori sangat baik. 5.1.3.
Hasil belajar IPA melalui pendekatan inkuiri pada siswa kelas Kelas III SDN 4 Tegorejo Pegandon Kendal meningkat, yang ditunjukkan dengan
adanya peningkatan presentasi ketuntansan belajar pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai 59 20 dari 34 siswa dengan nilai rata-rata kelas