Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran IPA

31 mengamati dan memahami obyek. Dengan demikian siswa dapat menemukan konsep dan membangunnya dalam struktur kognitifnya. Dari konsep di atas penulis berasumsi bahwa pembelajaran IPA bagi anak SD sebaiknya menerapkan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung Learning by doing kepada siswa karena hal ini akan mengena pada ingatan siswa. Selain dengan pengalaman langsung, penggunaan metode dan media juga sangat mendukung dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penggunaan metode dan media yang menarik dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran karena siswa merasa senang.

2.1.8.2 Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran IPA

Teori belajar sangat beraneka ragam. Setiap teori mempunyai landasan sebagai dasar perumusan. Teori belajar yang mendasari pembelajaran IPA diantaranya yaitu teori belajar kognitif dan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget dan Robert Gagne. Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai suatu proses terpadu yang berlangsung di dalam diri seseorang dalam upaya memperoleh atau mengubah pemahaman dan struktur kognitif. Memperoleh pamahaman berarti menangkap makna suatu obyek atau situasi yang dihadapi. Sedangkan struktur kognitif adalah persepsi atau tanggapan seseorang tentang keadaan dalam lingkungan yang mempengaruhi ide-ide, perasaan, tindakan dan hubungan sosial Sumiati dan Asra, 2008:47. Senada hal tersebut menurut Winataputra 2008:3.4, teori kognitif memandang belajar merupakan proses internal yang tidak dapat dapat diamati secara langsung. Perilaku belajar seseorang tidak dipengaruhi oleh faktor 32 dari luar eksternal, melainkan dipengaruhi oleh cara-cara bagaimana terjadi proses informasi di dalam diri seseorang internal. Adapun perubahan tingkah laku yang tampak merupakan refleksi dari perubahan persepsi diri terhadap sesuatu yang diamati dan dipikirkan. Menurut Piaget, setiap individu mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget Tahap Umur Ciri Pokok Perkembangan Sensorimotor 0-2 tahun Terbentuknya kepermanenan obyek Praoperasional 2-7 tahun Penggunaan simbolbahasa, konsep intuitif, egosentrissentrasi Opersi Kongkret 7-11 tahun Berpikir logis, desentrasi, reversibel Operasi Formal 11 tahun ke atas Hipotesis, abstrak, deduktif dan induktif, logis Suprijono, 2010:23 Gagne dalam Winataputra 2008: 3.30, mendefinisikan belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus dari ling- kungan menjadi beberapa pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapasitas yang baru. Menurut Gagne ada sembilan tahap proses kognitif yang terjadi dalam belajar yaitu a perhatian, b pengharapan, c membangkitkan ingatan, d persepsi seleksi, e penyimpanan dalam memori jangka panjang, f respon, g umpan balik, h penilaian, dan i retensi. 33 Sedangkan menurut teori belajar konstruktivisme, belajar merupakan proses membangun atau membentuk makna, pengetahuan, konsep, dan gagasan melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Penerapan teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran yaitu melalui melalui sistem belajar kooperatif Ormrod dalam Winataputra, 2008:6.10. Senada dengan hal tersebut Isjoni 2009:46 memaparkan dalam proses pembelajaran siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada. Siswa akan menyesuaikan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang ada untuk membina pengetahuan baru. Menurut Suprijono 2010:31, pengetahuan menurut konstruk- tivisme bersifat subjektif. Semua pengetahuan adalah hasil konstruksi dari kegiatan seseorang. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang ada di luar, tetapi ada dalam diri seseorang yang membentuknya. Tanpa interaksi dengan objek, sese- orang tidak dapat mengkonstruksi pengetahuan. Keberhasilan belajar tergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan “makna” dari apa yang telah dilakukan, dilihat dan didengar West dan Pines dalam Sutarno, 2009: 8.8 Resnick dalam Isjoni 2009:50 menyebutkan ada tiga askpek pembe- lajaran sesuai teori konstruktivisme. Pertama, pembelajaran adalah suatu proses membentuk ilmu dan bukan penyerapan ilmu. Kedua, individu menggunakan pengetahuan yang ada untuk membentuk pengetahuan baru. Ketiga, pembelajaran bergantung kepada situasi tempat. 34

2.1.8.3 Tujuan Pembelajaran IPA SD

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL ARIAS BERBANTUAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS IVA SDN 01 WATES SEMARANG

2 11 274

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI PENDEKATAN INKUIRI MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KEMUJAN KARIMUNJAWA JEPARA

0 14 184

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS III SDN BRINGIN 02

0 22 270

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VA SDN SAMPANGAN 02 SEMARANG

0 10 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CTL DENGAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

0 13 285

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI DENGAN MEDIA KOMIK SAINS PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 03 SEMARANG

0 9 377

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA KOKAMI PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BEBENGAN KENDAL

11 53 220

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

0 4 332

(ABSTRAK) PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA MATERI GAYA DAN GERAK IPA MELALUI CD-INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA KELAS IV SDN I TEGOREJO KAB. KENDAL.

0 0 2

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA MATERI GAYA DAN GERAK IPA MELALUI CD-INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA KELAS IV SDN I TEGOREJO KAB. KENDAL.

0 0 165