soal dengan kriteria sangat baik, yaitu nomor 1, 3, dan 7. Perhitungan daya beda selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 9.
3.5.3 Hasil Analisis Soal Uji Coba
Berdasarkan hasil analisis instrumen soal uji coba, diperoleh 7 soal yang digunakan sebagai soal tes hasil belajar pada penelitian. Proporsi soal tersebut
adalah sebagai berikut. Tabel 3.2 Hasil Analisis Soal Uji Coba
Soal Dipakai
Dibuang
Nomor Soal 1, 2, 3, 4, 5,
7, dan 8 6
Jumlah 7
1
Pada penelitian ini, 6 soal yang diperoleh dengan kriteria 5 soal kategori sedang dan 1 soal kategori sukar. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 9. 3.5.4 Analisis Data Akhir
Ketika telah diketahui bahwa kondisi awal dari ketiga kelas sampel sama, selanjutnya perlakuan atau eksperimen dilakukan terhadap peserta didik. Pada kelas
eksperimen 1 diterapkan model pembelajaran TAI, kelas eksperimen 2 diterapkan dengan model pembelajaran CIRC, dan kelas kontrol dikenai model pembelajaran
ekspositori. Setelah ketiga pembelajaran dilakukan, ketiga kelas sampel diberi tes untuk menguji kemampuan pemecahan masalah matematis ketiga kelas sampel
tersebut. Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui kesesuaian antara hasil dan hipotesis.
Pada analisis hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis, dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.
3.5.4.1 Uji Normalitas
Langkah-langkah pengujian maupun rumus yang digunakan sama dengan langkah-langkah maupun rumus yang digunakan pada uji normalitas data
awal 3.5.1.1. 3.5.4.2 Uji Homogenitas
Langkah-langkah pengujian maupun rumus yang digunakan sama dengan langkah-langkah maupun rumus yang digunakan pada uji homogenitas data
awal 3.5.1.2. 3.5.4.3 Uji Hipotesis
3.5.4.3.1 Uji Analisis Ketuntasan Belajar
Analisis ini digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelompok ekperimen 1, eksperimen 2, dan kelas
kontrol setelah dikenakan perlakuan yakni pembelajaran dengan model TAI, model pembelajaran CIRC, dan model pembelajaran Ekspositori.
Uji Ketuntasan dalam penelitian ini meliputi ketuntasan individual dan klasikal. Ketuntasan individual tercapai apabila peserta didik tersebut memperoleh
nilai lebih dari atau sama dengan 70. Ketuntasan klasikal tercapai apabila sekurang- kurangnya 75 siswa pada kelas tersebut mencapai nilai lebih dari atau sama
dengan 70. Uji ketuntasan klasikal pada penelitian ini menggunakan uji proporsi satu pihak. Hipotesis yang akan diuji adalahs ebagai berikut.
� ∶ � ,
� ∶ � ,
Rumus yang digunakan adalah
� =
� �
−� √
� −�
�
Keterangan : banyaknya siswa yang tuntas belajar
� : proporsi yang diharapkan 75
: banyaknya siswa Kriteria pengujian dengan taraf signifikansi 5 yaitu Terima
� jika � −�
, −�
dimana �
, −�
didapat dari daftar normal baku Sudjana, 2005: 234
Rata-rata nilai siswa dari setiap kelompok eksperimen juga dibandingkan dengan nilai batas ketuntasan individual yaitu 70 menggunakan uji t satu pihak.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut. � ∶ �
, � ∶ �
Rumus yang digunakan adalah
=
̅−�
√�
Keterangan ̅
: mean sampel �
: nilai minimal ketuntasan individu 75 : simpangan baku sampel
: banyaknya sampel kelompok eksperimen Kriteria penguji didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n
– 1 dan peluang
− � . Terima � jika
ℎ� �
−
�
. Sudjana, 2005: 231
3.5.4.3.2 Uji Perbedaan Rata-Rata Anova Satu Arah
Langkah-langkah pengujian maupun rumus yang digunakan sama dengan langkah-langkah maupun rumus yang digunakan pada uji perbedaan rata-rata
ANOVA satu arah data awal 3.5.1.3. 3.5.4.3.3 Uji Lanjut Scheffe
Jika pada uji perbedaan rata-rata data akhir diperoleh nilai .
, maka
� ditolak, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar ketiga model pembelajaran, tetapi kita belum
dapat berbicara secara pasti rata-rata hasil belajar model mana yang berbeda signifikan dengan model pembelajaran yang lainya, sehingga diperlukan analisis
uji lanjutan anava yang sering disebut pasca anava atau post hoc. Uji post hoc yang digunakan adalah uji Scheffe. Menurut Santosa 2005: 98 pasangan hipotesis yang
diuji adalah sebagai berikut. 1.
� : rata-rata nilai tes pemecahan masalah kelompok eksperimen 1 = kelompok eksperimen 2
� : rata-rata nilai tes pemecahan masalah kelompok eksperimen 1 ≠ kelompok eksperimen 2
2. � : rata-rata nilai tes pemecahan masalah kelompok eksperimen 1 = kelompok
control � : rata-rata nilai tes pemecahan masalah kelompok eksperimen 1 ≠ kelompok
kontrol 3.
� : rata-rata nilai tes pemecahan masalah kelompok eksperimen 2 = kelompok control
� : rata-rata nilai tes pemecahan masalah kelompok eksperimen 2 ≠ kelompok control
Menurut Sukestiyarno 2010: 128 kriteria penerimaan � jika nilai
. pada table output
,
3.5.5 Analisis Hasil Observasi