mengajukan pertanyaan dan menjawab sendiri, membandingkan penemuan
sendiri dengan penemuan temannya. 2. Belajar lewat interaksi sosial
Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadi interaksi di antara subjek belajar. Piaget percaya bahwa belajar bersama akan membantu
perkembangan kognitif anak. Dengan interaksi sosial, perkembangan kognitif anak akan mengarah ke banyak pandangan, artinya khasanah kognitif anak akan
diperkaya dengan macam-macam sudut pandangan dan alternatif tindakan. 3. Belajar lewat pengalaman sendiri
Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata dari pada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Jika
hanya menggunakan bahasa tanpa pengalaman sendiri, perkembangan kognitif anak cenderung mengarah ke verbalisme. Piaget dengan teori konstruktivisnya
berpendapat bahwa pengetahuan akan dibentuk oleh peserta didik apabila peserta didik dengan objekorang dan peserta didik selalu mencoba membentuk
pengertian dari interaksi tersebut.
Dengan demikian penelitian ini memiliki keterkaitan dengan teori Piaget yaitu belajar aktif dan belajar lewat interaksi sosial
2.1.3 Pembelajaran Matematika
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata learning. Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Subjek
pembelajaran adalah peserta didik Suprijono, 2011:13. Menurut Fontana dikutip oleh Suherman 2003: 7 pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan
yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Pembelajaran adalah suatu proses yang konstruktif, bukanlah suatu proses
yang mekanis sehingga pembelajaran berpusat pada peserta didik. Dalam permendiknas No. 41 Tahun 2007 dituliskan bahwa pembelajaran
adalah 1 proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, atau 2 usaha sengaja, terarah, dan bertujuan oleh seseorang
atau sekelompok orang termasuk guru dan penulis buku pelajaran agar orang lain termasuk peserta didik, dapat memperoleh pengalaman yang bermakna.
Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peran pentin dalam kehidupan. Kemahiran matematika dipandang bermanfaat bagi peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran pada jenjang lebih lanjut atau untuk mengatasi masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Konsep dalam matematika tidak cukup hanya
dihafal saja, tetapi harus dipahami melalui suatu proses berpikir kritis dan aktivitas pemecahan masalah.
Pembelajaran matematika di sekolah adalah sarana berpikir yang jelas, kritis, kreatif, sistematis, dan logis. Arena untuk memecahkan masalah kehidupan
sehari-hari, mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman dan pengembangan kreativitas. Oleh karena itu, matematika dipelajari di sekolah oleh
semua peserta didik baik SD hingga perguruan tinggi. Namun kenyataan yang terjadi di sekolah menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang tidak menyukai
matematika sehingga menyebabkan rendahnya nilai matematika di sekolah.
2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Suyitno 2011:26 model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau
kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien. Suatu kegiatan pembelajaran di kelas disebut model
pembelajaran jika: 1 ada kajian ilmiah dari penemu atau ahlinya, 2 ada tujuan yang ingin dicapai, 3 ada urutan tingkah laku yang spesifik ada sintaksnya,
dan 4 ada lingkungan yang perlu diciptakan agar tindakankegiatan pembelajaran tersebut dapat berlangsung secara efektif.
2.1.5 Model Pembelajaran Ekspositori