Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

1. Tim – Dalam TAI, siswa dibagi ke dalam tim-tim yang beranggotakan 4-5 orang, sebagaimana dalam STAD dan TGT. 2. Tes Penempatan – Siswa diberikan pre-test. Mereka ditempatkan pada tingkatan yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja mereka pada tes ini. 3. Materi – Siswa mempelajari materi pelajaran yang akan didiskusikan. 4. Belajar Kelompok – Siswa melakukan belajar kelompok bersama rekan- rekannya dalam suatu tim. 5. Skor dan Rekognisi – Hasil kerja siswa dinilai di akhir pengajaran dan setiap tim yang memenuhi kriteria sebagai “tim super” harus memperoleh penghargaan recognition dari guru 6. Kelompok Pengajaran – Guru memberi pengajaran kepada setiap kelompok tentang materi yang sudah didiskusikan 7. Tes Fakta – Guru meminta siswa untuk mengerjakan tes-tes untuk membuktikan kemampuan mereka yang sebenarnya.

2.1.8 Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC dikembangkan pertama kali oleh Stevens, dkk. 1987. Metode ini dapat dikategorikan sebagai metode pembelajaran terpadu. Menurut Saifulloh, sebagaimana dikutip oleh Huda 2013a: 221 kelebihan dari model CIRC Antara lain: 1 pengalaman dan kegiatan belajar siswa akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak; 2 kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3 seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar siswa akan dapat bertahan lebih lama; 4 pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan keterampilan berpikir siswa; 5 pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis bermanfaat sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan siswa; 6 pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa kea rah belajar yang dinamis, optimal, dan tepat guna; 7 pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan interaksi sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain; 8 membangkitkan motivasi belajar serta memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar. Dalam pembelajaran CIRC, setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas, sehingga terbentuk pemahaman dan pengalaman belajar yang lama. Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar SD hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Stevens, dkk., sebagaimana dikutip oleh Huda 2013a: 222, model CIRC memiliki langkah-langkah penerapan sebagai berikut: 1. Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 siswa. 2. Guru memberikan wacana sesuai dengan topic pembelajaran. 3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana yang ditulis pada selembar kertas. 4. Siswa mempresentasikan atau membacakan hasil diskusi kelompok. 5. Guru memberikan penguatan. 6. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan Dari setiap fase tersebut di atas, kita dapat melihat beberapa tahap sebagai berikut: 1. Tahap 1 : Pengenalan konsep Pada fase ini, guru mulai mengenalkan suatu konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan bias didapat dari keterangan guru, buku paket, atau media lainya 2. Tahap 2 : Eksplorasi dan Aplikasi Tahap ini memberi peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan awal, mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena alami dengan bimbingan guru. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik kognitif sehingga mereka akan berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan hasil observasi. Pada dasarnya, tujuan frase ini adalah untuk membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa serta menerapkan konsepsi awal siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang konkret. Selama proses ini, siswa belajar melalui tindakan-tindakan dan reaksi-reaksi mereka sendiri dalam situasi baru yang masih berhubungan, dan hal ini terbukti sangat efektif untuk menggiring siswa merancang eksperimen serta demonstrasi untuk diujikan. 3. Tahap 3: Publikasi Pada frase ini, siswa mampu mengomunikasikan hasil temuan-temuans serta membuktikan dan memperagakan materi yang dibahas. Penemuan dapat bersifat sesuatu yang baru atau sekadar membuktikan hasil pengamatan. Siswa dapat memberikan pembuktian terkaan gagasan-gagasan barunya untuk diketahui oleh teman-teman sekelas. Dalam hal ini, siswa harus siap memberi dan menerima kritik atau saran untuk saling memperkuat argumen.

2.1.9 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis