Penegakan Hukum dalam Industri IT: Kasus Antirust dan Penyalahgunaan Lisensi GPL
1. 3. Penegakan Hukum dalam Industri IT: Kasus Antirust dan Penyalahgunaan Lisensi GPL
Pada bulan Mei 1998, Depertemen Kehakiman Amerika Serikat (United Sates Departement of Justice) dan 12 negara bagian Amerika Serikat menyampaikan berkas tuntutan Pengadilan Distrik Colombia. Tuntutan tersebut ditujukan kepada Microsoft Corporation dengan tuduhan bahwa perusahaan ini telah melakukan monopoli dalam hal penjualan system operasi dan web browser.
Isu utama kasus ini adalah apakah Microsoft telah melakukan bundle software web browser Internet Explorer dalam system operasi Microsoft Windows. Diduga, dengan melakukan bundling web browser tersebut, Microsoft
140 Hasil diskusi terbatas dengan komunitas Linux Indonesia melalui mailing list: l inux- [email protected] , bulan April 2005.
telah memenangkan ‘perang’ antara sesama browser –terutama dari segi penjualan- karena setiap pengguna Microsoft Windows memiliki copy Internet Explorer. Bundle software web browser seperti ini dianggap telah menutup kesempatan pengguna untuk menggunakan web browser lain seperti Netscape Navigator, sehingga mematikan pesaingnya. Sementara itu, menurut Microsoft, penyatuan Microsoft Windows denan Internet Explorer adalah hasil dari inovasi dan kompetisi yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Oleh karena itu, kedua software tersebut adalah produk yang sama dan pengguna mendapatkan
keuntungan karena IE tersedia secara bebas/gratis 141 . Kasus ini menimbulkan perdebatan. Mereka yang kontra dengan posisi
Microsoft beranggapan bahwa software browser adalah produk yang berbeda dan terpisah dengan system operasi, sehingga tidak perlu digabungkan. Apalagi IE juga tersedia untuk Macintosh. Selain itu, IE dianggap tidak sepenuhnya bebas karena biaya pengembangan dan pemasarannya menyebabkan harga Windows menjadi lebih mahal. Sebaliknya, mereka yang pro dengan Microsoft menyatakan bahwa web browser bukanlah software, melainkan fitur sebuah system operasi.
Setelah melalui rangkaian sidang, dengar pendapat, pemaparan bukti-bukti dan saksi, pada bulan Agustus 2000, pengadilan akhirnya menyatakan bahwa Microsoft terbukti telah melakukan monopoli dan telah melanggar hukum antitrust sebagaimana yang telah diatur oleh Negara dalam Sherman Act, sections
1 dan 2. Untuk itu, Microsoft diharuskan untuk memecah perusahaan ini menjadi dua unit produksi, yaitu unit produksi system operasi dan unit produksi komponen software lainnya.
141 United States v. Microsoft, Wikipedia, www.wikipedia.org.
Kasus ini merupakan salah satu kasus antitrust 142 yang dihadapi oleh Microsoft. Pada tahun 1995, Divisi Antitrust pada Departemen Kehakiman Amerika Serikat menggugat rencana perusahaan ini mengakuisisi Intuit, Inc, sebuah perusahaan pengembang software keuangan yang cukup dominan pada saat itu. Menurut Divisi Atitrust, jika rencana akuisisi ini dijalankan, maka gabungan kedua perusahaan tersebut akan menguasai 90 % pasar software keuangan. Ini artinya, potensi terjadinya monopoli akibat gabungan perusahaan tersebut sangatlah besar dan hal tersebut melanggar undang-undang anti monopoli. Pengadilan menerima argumen yang disampaikan oleh Divisi Antitrust tersebut. Namun sebelum sidang dilaksanakan, Microsoft telah mengumumkan
pembatalan rencana akuisisi tersebut 143 . Gugatan demi gugatan yang dialamatkan pada Microsoft makin menyebar
ke seluruh dunia. Baru-baru ini para pengacara Komisi Eropa menyatakan bahwa Microsoft telah melanggar UU Anti Monopoli dan menuntut perusahaan ini membayar denda sebesar $ 617 Juta dan meminta agar perusahaan ini mengganti
model bisnisnya 144 . Di Korea Selatan, Microsoft mendapat gugatan dari sebuah perusahaan
komunikasi terbesar, Daum Communication, karena telah membundle software
142 Antitrust atau hukum kompetisi adalah aturan hokum yang bertujaun untuk mendorong kompetisi ekonomi dan bisnis dengan melarang kegiatan atau perilaku anti-kompetisi dan praktek-
praktek bisnis tidak fair/unfair. Dalam hal ini pemerintah bertndak sebagai regulator, yang mengatur hokum antitrust dan bertanggung jawab terhadap aturan-aturan lain yang terkait dengan perlindungan konsumen. Istilah antitrust berasal dari hokum Amerika Serikat yang awalnya diformulasikan untuk memerangi ‘business trust’ atau biasa dikenal dengan istilah kartel. Negara lain menyebutnya dengan istilah hokum kompetisi/competition law. Saat ini, banay Negara yang memiliki hokum antitrust dalam berbagai bentuk dan format. Lebih lengkap lihat di www.wikipedia.org.
143 Antitrust and The Internet: Case Microsoft/Intuit , Netlitigation, http://www.netlitigation.com/netlitigation/antitrust/summary.htm , diakses Januari 2005.
Microsoft broke antitrust law to seal monopoly, EU says, Computer World, 28 April 2006. http://www.computerworld.com/ software topics/os/story/0,10801,110982,00.html Microsoft broke antitrust law to seal monopoly, EU says, Computer World, 28 April 2006. http://www.computerworld.com/ software topics/os/story/0,10801,110982,00.html
145 . South Korea Fair Trade Commission (KFTC) beranggapan bahwa Microsoft telah melanggar UU anti monopoli dan mengenakan kompensasi sebesar US $ 30
juta untuk membayar Daum Communication yang telah menjadi korban praktek perdagangan curang (unfair trade). KFTC juga meminta Microsoft untuk memisahkan aplikasi tersebut dalam system operasi Microsoft Windows yang dijual di Korea.
Cerita tentang gugatan yang dialamatkan pada Microsoft muncul dari kalangan yang merasakan praktek-praktek perdagangan curang (unfair trade) yang dilakukan oleh perusahaan ini. Gugatan umumnya datang dari sesama perusahaan proprietary atau pihak pemerintah, terutama disebabkan karena praktek-praktek monopoli atau pelanggaran aturan-aturan anti monopoli. Dalih perlindungan terhadap copyright yang berujung pada model bisnis monopolitis, tidak lagi bisa digunakan karena semua pihak sangat menyadari hak dan kewajibannya. Penegakan hukum dalam dunia TI tidak hanya dilakukan untuk melindungi hak cipta sebuah perusahaan proprietary. Dari kalangan open source , juga dilakukan upaya-upaya perlindungan terhadap produk yang dihasilkan oleh gerakan ini. Sebagai sebuah komunitas dan gerakan yang memiliki model pengembangan yang unik, produk yang dihasilkan sangatlah rentan terhadap penyalahgunaan. Ini disebabkan karena lisensi GPL menyatakan bahwa source code sebuah software haruslah dibiarkan bebas. Konsekuensinya, pihak-pihak
Tersandung Aturan Antimonopoli, Windows Tak Aman di Korsel, Detikinet, 29 Oktober 2005. http://detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/10/tgl/29/time/134834/idnews/471674/ idkanal/399 Tersandung Aturan Antimonopoli, Windows Tak Aman di Korsel, Detikinet, 29 Oktober 2005. http://detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/10/tgl/29/time/134834/idnews/471674/ idkanal/399
Untuk menyikapi hal-hal tersebut, sebuah proyek perlindungan terhadap produk-produk komunitas open source telah dirintis. Jika Microsoft dan banyak perusahaan proprietary lain yang tergabung dalam Bussines Software Association (BSA) dengan getol mengkampanyekan anti pembajakan, maka apa yang dilakukan oleh gpl-violation.org justru sebaliknya. Proyek ini bertujuan untuk menjaga agar source code yang berada di bawah lisensi GPL tetap bebas, meski telah digunakan untuk berbagai kepentingan.
Salah satu contoh perlindungan yang dilakukan oleh proyek ini terjadi pada tahun 2005. Proyek gpl-violation.org mengirimkan surat peringatan kepada sebuah perusahaan telekomunikasi Motorola karena kedapatan telah melakukan pelanggaran terhadap lisensi GPL. Motorola telah meluncurkan akses point nir- kabel (wireless access point) seri WA 840G, yang menggunakan system operasi berbasis Linux. Namun Motorola tidak me-realese source code yang digunakan dalam produknya. Pemimpin proyek gpl-violation.org, Harald Welte mengatakan bahwa produk Motorola seri tersebut tidak bisa direkayasa ulang karena tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh lisensi GPL 146 . Pihak gpl-violation.org
belum mengambil tindakan hukum untuk mengatasi pelanggaran ini. Motorola telah merespon peringatan yang disampaikan oleh proyek ini dan berjanji akan segera me-realese source code yang digunakan dalam produk tersebut.
Apa yang dilakukan oleh proyek gpl-violation.org ini merupakan suatu bentuk upaya menjaga keadilan dan keseimbangan dalam komunitas open source
Open-source programmer alleges Linux misuse, News.com, 18 Maret 2005, http://news.com.com/Open-source+programmer+alleges+Linux+misuse/2100-7344_3- 5621156.html , diakses Januari 2006
/Linux, sebagaimana yang dimaksudkan dalam lisensi GPL. Kebebasan untuk mengakses, memodifikasi bahkan meredistribusi software dan source code yang dihasilkan oleh komunitas ini, membawa konsekuensi untuk tetap menyertakan source code dalam setiap perubahan yang dilakukan. Bagi komunitas ini, semakin banyak orang yang melakukan perubahan atau menggunakan produk komunitas ini, justru akan makin membanggakan. Akan tetapi, diperlukan sikap fairness dalam memanfaatkan hasil-hasil pengembangan tersebut.
"While the free and open-source community is very happy to see more and more vendors adopt Linux and other GPL-licensed software, it is of great importance that those vendors comply with the respective license
conditions, just like with any other software," 147