Dimensi Sosial Teknologi

5.1.2. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang (Tidak) Bebas Kepentingan

Internet, digital, hybrid, simulasi, kata-kata yang kian akrab. Tak bisa dimungkiri, teknologi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam Random House Dictionary (1987), pengertian teknologi diletakkan erat dengan kehidupan, masyarakat, dan lingkungan. Artinya, teknologi tak pernah benar-benar bebas nilai. Selain efektivitas dan efisiensi, teknologi juga memengaruhi gaya hidup dan cara pandang masyarakat.

Herbert Marcuse 34 , telah melontarkan peringatan kemudahan teknologi bertransformasi menjadi perbudakan memproduksi. Teknologi menciptakan

kesadaran dan kebutuhan palsu, yang membuat manusia kembali dalam ketergantungan. Manipulasi kepentingan membuat teknologi terorganisasi menjadi sebuah sistem totaliter.

Menurut Marcuse, teknologi menyediakan rasionalisasi akbar bagi ketidakbebasan (unfreedom) manusia dan mendemostrasikan ketidakmungkinan teknis untuk menjdai sosok yang otonom. Ketidakbebasan ini tidak akan tampak dalam bentuk yang irasional atau politis. Ia akan terlihat sebagai sebuah kepatuhan pada aparat teknis (technical apparatus) yang memperluas kehidupan yang nyaman dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Rasionalitas teknologis akan melindungi legitimasi dominasi, bukan menghapuskannya. Dan horizon instrumentalis terbuka bagi masyarakat totaliter rasional seperti dikatakan oleh Gilbert Simondon.

34 Herbert Marcuse, 1964, One-Dimensional Man, Boston: Beacon.

"On pourrait nommer philosophie autocratique des techniques celle qui prend I'ensemble technique comme un lieu ou l'on utilise les machines pour obtenir de la puissance. La machine est seulement un moyen; la fin est la conquete de 1a nature, la domestication des forces naturelles au moyen d'un premier asservissement: La machine est un esclave qui sert a faire d'autres esclaves. Une pareille inspiration dominatrice et esclavagiste peut se rencontrer avec une requete de liberté pour l’homme. Mais il est difficile de se libérer en transférant l'esclavage sur d'autres etres, hommes, animaux ou machines; régner sur un peuple de machines asservissant Je monde entier, c'est encore régner, et tout règne suppose

l'acceptation des schèmes d'asservissement." 35 (One might call autocratic a philosophy of technics which takes the

technical who1e as a place where machines are used to obtain power. The machine is only a means; the end is the conquest of nature, the domestication of natural forces through a primary enslavement: The machine a slave which serves to make other slaves. Such a domineering and enslaving drive may go together with the quest for human freedom. But it is difficult to liberate oneself by transferring slavery to other beings, men, animals, or machines; to rule over a population of machines subjecting the whole world means still to rule, and all rule implies acceptance of schemata of subjection.)

Lebih jauh menurut Marcuse, dinamika yang tak putus-putus dari kemajuan teknis telah terserap dengan content politik dan Logo teknis telah dibuat menjadi Logo perbudakan tanpa henti. Kekuatan yang membebaskan yang dimiliki oleh teknologi, yaitu instrumentalisasi benda-benda, telah berubah menjadi belenggu kebebasan, instrumentalisasi manusia.

Pandangan Marcuse tersebut sejalan dengan pemikiran aliran Frankfurt lainnya seperti Teodor Adorno, Max Horkheimer dan lain sebagainnya. Inti pandangan aliran tersebut menyatakan bahwa manusia berada pada situasi yang terasing dengan lingkungan sekitarnya, karena kemajuan pemikiran manusia yang diwujudkan dalam inovasi teknologi, menyebabkan manusia tercerabut dari akar kemanusiaannya. Dalam akumulasi kemajuan teknologi yang ada, tetap dilihat

35 Gilbert Simondon. Du Mode d'existence des objet techniques, Paris, Aubier, 1958, p.127.

sebuah proses di mana manusia dibuat mabuk kepayang oleh modernitas, komunikasi dan teknologi modern. Segala teknologi, industri komunikasi dan gaya hidup modern bisa mengucilkan, memencilkan, mengaburkan dan menghancurkan martabat manusia. Industri dan modernitas bisa membawa pada keterasingan manusia.

Dalam konteks penelitian ini, manusia (baca pengguna/user) merupakan subyek yang terasing dan tergantung pada kemajuan teknologi, khususnya dalam dunia IT. Adanya anggapan bahwa menggunakan komputer berarti menggunakan satu produk perusahaan proprietary software, merupakan salah satu contoh tersebut. bahkan ketidakberdayaan pengguna terhadap kelemahan teknologi yang digunakannya (misalnya serangan virus) dan diterima apa adanya oleh pengguna, makin menguatkan proposisi yang dilontarkanoleh Marcuse tersebut. Teknologi komputer dan pendukungnya yang pada awalnya diciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia, justru membawa manusia pada titik dimana mereka tidak dapat melepaskan dirinya. Legitimasi dan dominasi perusahaan software proprietary tersebut makin diperkokoh melalui berbagai mekanisme global, seperti aturan-aturan dalam WTO atau TRIPS.